21 November 2021 Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple

21 November 2021 Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple

#LiputanTBSN

Pada hari Minggu, tanggal 21 November 2021, pukul 3 sore, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu-瑤池金母) di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat. Sebelum upacara dimulai, Dharmaraja menginisiasi rupang di depan altar mandala. Usai Homa, Dharmaraja memberitahukan bahwa pada hari Minggu mendatang, tanggal 28 November 2021, pukul 3 sore adalah Upacara Homa Vajra Yamantaka (Daweide Jingang-大威德金剛).

Dharmaraja memperagakan Mudra dan Mantra Hati Vajra Yamantaka, kemudian mengungkapkan bahwa dalam sebuah buku yang pernah beliau perkenalkan, yaitu “Daweidezhiguang”( 大威德之光, arti harfiah: “Cahaya Yamantaka”) tertulis hagiografi dari Ra Lotsawa, saat itu Ra Lotsawa pergi ke Nepal untuk Berguru, belajar Sadhana Yamantaka, dan akhirnya mencapai keberhasilan agung.

Dharmaraja Mahaguru Liansheng mengenang, ketika beliau memanjatkan doa kepada Vajra Yamantaka, samudra pun bergolak, daya gaib Yamantaka tak terhingga. Menurut Tantra Timur di Jepang, selain merupakan perwujudan dari Buddha Amitabha, Yamantaka merupakan Sasanacakra dari Buddha Amitabha. Sedangkan menurut Tantra Tibet, Vajra Yamantaka menjelma dari Bodhisattva Manjusri yang memasuki tubuh Yamaraja. Vajra Yamantaka merupakan Dharmapala dari Mahaguru Liansheng, Yamantaka dapat menaklukkan Catur Mara: Mara Dewa Putra, Mara Sakit, Mara Kerisauan, dan Mara Kematian.

Dharmaraja mengisahkan suatu hal yang membuat beliau terharu, yaitu laku bakti dari Lianhua Yuchan dari Kanada, Lianhua Yuchan selalu mendaftarkan nama ayah dan ibunya sebagai Pemohon Utama Upacara yang dipimpin oleh Dharmaraja. Laku bakti menggetarkan Langit, hasil kremasi dari mendiang ayah dan ibunya meninggalkan banyak sarira yang indah.

Dharmaraja kembali mengingatkan semua, jika tidak ada Mahadewi Yaochi, tidak akan ada Mahaguru Lu, juga tidak akan ada Zhenfo Zong, dan kita semua tidak akan bisa berjumpa. Mahadewi Yaochi adalah akar dari Zhenfo Zong, juga merupakan Yidam yang pertama kontak yoga dengan Dharmaraja, merupakan Yidam yang teragung. Dharmaraja mengungkapkan perihal rupang Mahadewi Yaochi pertama yang dibawa berimigrasi ke Amerika Serikat, sekarang disemayamkan di Taman Arama Zhenfo. Sebelum datang ke Amerika, Dharmaraja sudah lama menyemayamkan rupang Mahadewi Yaochi tersebut, kala itu Dharmaraja meminta Acarya Lianhuo (蓮火上師), Acarya Lianshi (蓮世上師), dan Acarya Lianzhu (蓮主上師) yang terlebih dahulu berimigrasi ke Amerika untuk menyemayamkan Mahadewi Yaochi tersebut. Setelah Dharmaraja tiba di Amerika, barulah rupang tersebut disemayamkan di Taman Arama Zhenfo. Demikianlah asal-usul Mahadewi Yaochi pertama bagi Zhenfo Zong di Amerika Serikat, kemudian semua vihara dan cetiya Zhenfo Zong di Amerika Serikat juga menyemayamkan Mahadewi Yaochi.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Pertanyaan pertama dari siswa yang menanyakan apakah perwujudan Buddha dari Mahadewi Yaochi adalah Buddha Amitabha? Apakah kedua Yidam tersebut adalah satu substansi beda perwujudan?

Dharmaraja mengungkapkan bahwa penyeberangan arwah Ribuan Bahtera Dharma dilakukan dengan mengandalkan kekuatan Mahadewi Yaochi, Trini Arya Sukhavati, dan Bodhisattva Ksitigarbha. Yidam pertama yang muncul mengadhisthana adalah Mahadewi Yaochi, kemudian Dharmaraja berubah menjadi Yidam Buddha Amitabha.

Jika mengatakan bahwa Mahadewi Yaochi dan Buddha Amitabha adalah satu substansi, ini akan mengakibatkan perdebatan di antara dunia agama Buddha dengan dunia Tao. Akademisi pada umumnya menggolongkan Mahadewi Yaochi dan Wangmu Niangniang dalam kepercayaan rakyat dalam Tao. Sedangkan Buddha Amitabha tergolong sebagai agama Buddha murni. Namun, di Taiwan, agama Tao dan agama Buddha dihormati bersama.

Dharmaraja memohon petunjuk Mahadewi Yaochi dan Buddha Amitabha, jawaban yang diperoleh adalah: “Tidak dapat diungkapkan!” Dharmaraja menambahkan, semenjak berdiri, Tao dan agama Buddha terbagi lagi menjadi beberapa sekte yang berbeda, sehingga muncul perwujudan yang berbeda, oleh karena itu tidak dapat diungkapkan.

Siswa bertanya perihal cara penekunan Sadhana Cermin Cundi dan kiatnya.

Dharmaraja menjawab, saat menekuni Sadhana Cermin Cundi, permukaan cermin mesti menghadap sadhaka, membentuk Mudra Cundi, menjapa Mantra sampai Bhagavati Cundi muncul dalam cermin tersebut. Dharmaraja juga mengungkapkan bahwa jawaban atas pertanyaan mengenai mata ketiga kemarin kurang detail, hari ini diungkapkan sekaligus dengan lebih mendetail.

Dharmaraja mengupas cara menekuni Sadhana Cermin Cundi untuk membuka mata ketiga:
Tangan membentuk Mudra Bhagavati Cundi, sadhaka menghadap Cermin Cundi, menjapa Mantra Hati Bhagavati Cundi. Setelah mata ketiga terbuka, sadhaka akan melihat cahaya. Pada mulanya adalah cahaya bindu, kemudian banyak titik-titik cahaya bindu. Batin yang tidak tenang menyebabkan kadang bisa melihat, kadang tidak bisa. Fokus pada cahaya bindu (disebut juga cahaya prajna), cahaya yang muncul akan semakin banyak, kemudian terangkai menjadi rantai vajra. Kemudian membentuk menjadi layar vajra. Yidam muncul pada permukaan layar vajra, memancarkan cahaya mengadhisthana mata ketiga. Memohon Yidam membuka mata ketiga, muncul tubuh maya, tubuh maya manunggal dengan Bhagavati Cundi, kontak yoga dengan Yidam, melebur dalam Yidam, sehingga mudah terlahir di alam suci Buddha.

◎ Dharmaraja Mengulas Sutra Vajra

Bagian 13, Mengamalkan Sesuai Dharma

Kemudian Subhuti bertanya kepada Buddha, “Bhagavan, apa gerangan nama Sutra ini dan bagaimana seharusnya kami mengamalkannya?”

Buddha menjawab, “Sutra ini hendaknya dinamakan Vajracchedika Prajnapramita, Engkau mesti mengamalkannya sesuai dengan namanya. Mengapa? Subhuti! Apa yang Tathagata sebut sebagai Prajnaparamita, sesungguhnya bukan Prajnaparamita, dinamakan sebagai Prajnaparamita. Subhuti, bagaimana pendapatmu? Apakah Tathagata membabarkan Dharma?”

Dalam judul bagian ini, sesuai Dharma berarti selaras dengan Dharma. Mengamalkan berarti menerima dan menekuninya. Sedangkan dalam nama Sutra ini: Vajracchedika Prajnaparamita, Vajra berarti tak lapuk, Prajna berarti kebijaksanaan, dalam bahasa Tibet adalah “biezha”. Paramita berarti dari pantai ini ke pantai seberang.

Dharmaraja menggunakan bulan sebagai perumpamaan, di bulan tidak ada manusia, sehingga tidak diperlukan Buddhadharma. Di dalam kue bulan tidak ada bulan, sehingga disebut kue bulan. Di dalam kue matahari tidak ada matahari, sehingga disebut kue matahari. Dalam kue istri tidak ada istri, sehingga disebut kue istri. Sedangkan Vajracchedika Prajnaparamita adalah kebijaksanaan Buddha yang dapat menghancurkan segalanya, mencapai kondisi kebijaksanaan sunya, karena tiada sehingga disebut Vajracchedika Prajnaparamita. Kebijaksanaan sunya adalah kebijaksanaan tertinggi, adalah sunyata, adalah Buddhata, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saat mencapai kondisi tersebut, dapat melepas segalanya.

Dharmaraja memberikan contoh diri sendiri:
Gurudara yang membantu mengurus pelaporan pajak dan keuangan, Dharmaraja sendiri sama sekali tidak memahami urusan-urusan duniawi seperti itu. Terhadap berkah dan karmavarana, serta masa depan anak dan cucu, Dharmaraja juga tidak melekat, tidak akan mencampurinya. Secara administratif Dharmaraja memerlukan bantuan mereka. Secara kebijaksanaan, Dharmaraja sudah sepenuhnya melepas. Segala kerisauan duniawi telah dipikul oleh Gurudara, Dharmaraja hanya fokus pada menulis Dharma dan bersadhana. Hati laksana cermin terang, terhadap keluarga dan berbagai urusan duniawi sama sekali tidak terikat, inilah Vajracchedika Prajnaparamita.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja memandu semua untuk bernamaskara kepada altar mandala, kemudian berpamitan dengan umat melalui Zoom, semua tak hentinya melambaikan tangan, semua berat berpisah. Di penghujung kegiatan, Dharmaraja menganugerahkan abhiseka transmisi sadhana kepada segenap hadirin. Upacara telah usai dengan sempurna, berharap jumpa lagi dalam Upacara Homa Vajra Yamantaka.

------------------------

Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1520/2021%E5%B9%B411%E6%9C%8821%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E7%91%A4%E6%B1%A0%E9%87%91%E6%AF%8D%E8%AD%B7%E6%91%A9%E5%A4%A7%E6%B3%95%E6%9C%83.html

Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#TautanPendaftaranUpacaraRainbowTemple: https://tbs-rainbow.org/Donate

Tautan partisipasi dalam upacara homa melalui Zoom: https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

#MahadewiYaochi

Yidam upacara minggu depan #VajraYamantaka

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。