14/12/2019 Puja Bakti Sadhana Istadevata Bhaisajyaguru Buddha

《Berita TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple - 西雅圖雷藏寺》

Tidak lebih dari setengah bulan lagi adalah Hari Natal. Sesuai dengan tema hari raya, atap Taman Arama Zhenfo juga dihiasi kelap-kelip lampu Natal aneka warna, menambah semarak sukacita Natal.

Puja bakti hari Sabtu ini di vihara cikal bakal adalah Sadhana Istadevata Bhaisajyaguru Buddha, Dharmaraja Liansheng juga akan melanjutkan pengulasan Lamdre. Usai puja bakti yang berjalan dengan khidmat, Dharmaraja mengungkapkan harapan beliau kepada Tbboyeh, beliau berharap supaya insan yang belum mengenal Zhenfo Zong, atau insan yang belum tahu karya tulis Dharmaraja, dapat melihat dan masuk situs Tbboyeh saat mereka daring.

Dharmaraja menanyakan cara kerja internet, dan kebetulan pada saat itu CEO Tbboyeh : Sdri. Zhou Huifang juga hadir, sehingga dapat memberikan jawaban mendetail atas pertanyaan terkait. Sdri. Zhou Huifang melaporkan kepada Dharmaraja, yang mendaftarkan diri dalam keanggotaan Tbboyeh bukan selalu siswa Zhenfo Zong, sebab ada banyak warganet yang bukan merupakan siswa Zhenfo Zong juga ikut bergabung dalam keanggotaan Tbboyeh.

Dharmaraja memuji Tbboyeh merupakan situs yang sangat berkualitas, memenuhi syarat yang penting yaitu ada banyak fasilitas yang bisa digunakan, dan Tbboyeh adalah sebuah situs yang didesain dengan sangat teliti, Dharmaraja berharap setiap siswa Zhenfo mesti bergabung dalam keanggotaan Tbboyeh. Di dalam situs Tbboyeh ada terjemahan karya tulis Dharmaraja dalam banyak bahasa, juga buku audio dalam banyak bahasa. Dharmaraja berharap supaya Tbboyeh dapat disebarluaskan, siapa pun, apakah dia adalah siswa Zhenfo Zong atau bukan, semua dapat bergabung menjadi anggota Tbboyeh.

Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :

Dharmaraja mengupas makna dari kedudukan hetu, kedudukan phala, dan kedudukan marga. Garbhadhatu Mandala adalah kedudukan hetu, Vajradhatu Mandala adalah kedudukan phala. Kedudukan hetu adalah kedudukan insan fana, setelah mencapai Kebuddhaan disebut kedudukan phala, sedangkan proses di antara keduanya disebut kedudukan marga.

Utpattikrama ( Tahap pembangkitan ) adalah kedudukan hetu, Sampannakrama ( Tahap Sempurna ) adalah kedudukan phala, sedangkan tahapan di antara utpattikrama sampai Sampannakrama adalah kedudukan marga.

Dharmaraja melanjutkan dengan pengulasan mengenai sadhana, seorang biksu dan biksuni mesti bersadhana sebanyak empat waktu ( pagi, tengah hari, malam, dan senja ). Dharmaraja sering mengingatkan : “Sehari tanpa sadhana, sehari menjadi setan.” Jika terlalu sibuk sehingga seharian penuh tidak bersadhana sama sekali, maka sadhaka tidak akan memperoleh abhiseka, dan arus abhiseka telah terputus.

Sesungguhnya dalam menekuni Sadhana Istadevata, Istadevata akan hadir, saat Istadevata hadir dan melihat sadhaka sedang bersadhana, maka Beliau akan memberikan abhiseka amerta kepada sadhaka.

Jika sadhaka benar-benar hadir di hadapan sadhaka, kemudian manunggal dengan sadhaka, berarti sadhaka telah memperoleh abhiseka. Dalam sadhana ada tahapan “Memasuki Aku dan Aku Memasuki”, adhisthana tricahaya, sadhaka mesti bisa merasakan cahaya tersebut, sebab itulah abhiseka. Berkat kesinambungan abhiseka, sungai abhiseka tidak akan pernah kering, dan ia tidak pernah berhenti mengalir.

Setiap malam Dharmaraja manunggal dengan Istadevata : “Mahadewi Yaochi”, menerima abhiseka dari Mahadewi Yaochi, tidak pernah berhenti sehari pun, setiap hari menerima abhiseka.

Saat tiga simpul nadi tengah terbuka untuk pertama kalinya, maka sadhaka telah mencapai tingkat Mulabhumi Bodhisattva, kemudian membuka lagi tiga simpul mencapai Bodhisattva bhumi ke-2, demikian seterusnya, sampai akhirnya membuka 30 simpul mencapai tingkatan Bodhisattva bhumi ke-10, jumlahnya ada 32 simpul, dan saat 32 simpul telah terurai dan nadi tengah pun tembus, berarti sadhaka telah mencapai tingkat di atas Bodhisattva bhumi ke-10. Satu demi satu dibersihkan, sampai bhumi ke-10, secara bersamaan mencapai pembebasan utpattikrama dan Sampannakrama. Empat abhiseka yang diterima antara lain : Abhiseka kalasa, abhiseka bunga merah dan putih ( abhiseka tingkat 2 ), abhiseka Anuttaratantra ( Abhiseka Prajna ), dan Abhiseka Mahapurna.

Dharmaraja menuturkan, akhir-akhir ini, tiap kali manunggal dengan Mahadewi Yaochi, selalu ada pria yang mengenakan sepatu kulit masuk ruangan, dan sampai di samping Dharmaraja suara langkah sepatu kulit itu pun berhenti.

Kemarin Dharmaraja memeriksanya, dan mendapati bahwa ia adalah arwah dari orang yang mati gantung diri, Dharmaraja mengatakan, hanya siswa Zhenfo Zong yang bisa masuk ke dalam rumah ini, dan arwah tersebut datang dengan membawa sertifikat bersarana. Dharmaraja menanyai semua, apakah akhir-akhir ini ada yang mati gantung diri ? Dharmaraja berwelas asih mencari identitas dari arwah tersebut untuk menyeberangkannya.

Catatan tambahan : Usai puja bakti, Dharmaraja kembali ke Taman Arama Zhenfo, ada umat yang melapor kepada Dharmaraja dan Gurudara bahwa benar-benar ada peristiwa tersebut, di Pingtung Taiwan ada seorang polisi yang mati karena gantung diri, dan keluarganya memohonkan sarana untuknya, memohon Dharmaraja menyeberangkan arwahnya.

Melalui beberapa kisah humor, Dharmaraja menyampaikan makna Dharma, beliau memberitahu semua, bersadhana mesti ada rasanya, yaitu rasa memperoleh abhiseka, jika tidak ada, mesti bersadhana dengan lebih saksama dan lengkap, bersadhana dengan sepenuh hati, pasti dapat memperoleh abhiseka dari Istadevata.

Saat bersadhana mesti merasakan kehadiran Istadevata, Istadevata mesti masuk ke dalam sadhaka, dan saat adhisthana tri-cahaya, mesti bisa merasakan bahwa cakra ajna tersoroti cahaya putih, cakra visuddha merasakan tersoroti cahaya merah, dan cakra anahata merasakan tersoroti cahaya biru. Saat manunggal dengan Istadevata, Istadevata masuk ke dalam diri, sekujur tubuh dari kepala sampai seluruh badan dapat merasakannya, inilah abhiseka yang sejati, jika sadhaka dapat memperolehnya, maka akan sangat mudah untuk kontak yoga dengan Istadevata.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat yang memohon, kemudian mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani dan mengabhiseka pratima Buddha. Sebelum meninggalkan lokasi, Dharmaraja memberikan adhisthana jamah kepala kepada para umat yang hadir supaya segala harapan yang baik dan wajar dapat terpenuhi.

Melangkah keluar dari vihara cikal bakal, menembus rintik hujan yang lembut, berjalan bersama Mahaguru di bawah langit malam, menghirup udara segar yang sama, kami merasakan kebahagiaan yang murni dan indah, sepenuh hati bersembah puja kepada Mulacarya yang berbudi jasa besar.

Judul Asli :
2019年12月14日藥師佛本尊法同修

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。