8 Januari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Buddha Amitabha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Pada tanggal 8 Januari 2022, pukul 8 malam, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺) dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu untuk memimpin pujabakti Sadhana Yidam Buddha Amitabha (Amituofo-阿彌陀佛) dan mengulas Sutra Vajra (Jingangjing-金剛經).
Salju di Seattle telah meleleh, rumput dan ranting mulai nampak, sukacita terpancar dari wajah, dengan penuh harap menantikan kedatangan Mahaguru Lu dan Gurudara Acarya Lianxiang untuk hadir bersantap bersama dan berpujabakti, selain itu, semua juga menantikan acara tanda tangan buku Dharmaraja Liansheng yang ke-287 "Narasi dan Puisi" (小語與小詩). Sadhana Yidam Buddha Amitabha berjalan dengan khidmat dan manggala, kemudian masuk sesi Anda bertanya saya menjawab.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Mengapa Padmakumara memiliki warna berbeda? Apakah warna-warna tersebut diperoleh dari bhavana?
Mahaguru Lu menjawab:
Warna tersebut muncul berkat daya ikrar.
Siswa bertanya:
Pernah mendengar dari internet, bahwa bila tubuh sadhaka tidak mengalami sakit apa pun, jika sadhaka menekuni Sadhana Phowa, berarti merupakan semacam perbuatan bunuh diri, dan akibatnya bisa masuk ke tiga alam rendah. Apakah benar demikian?
Mahaguru Lu menjawab:
Menekuni Sadhana Phowa bukan perbuatan bunuh diri, melainkan sebuah Sadhana untuk membuat prana tembus keluar, tidak ada hubungannya dengan bunuh diri, dan tidak akan terjerumus ke tiga alam rendah. Keluar dari puncak kepala tidak akan terlahir di tiga alam rendah. Asalkan Anda mencapai keberhasilan dalam Sadhana Phowa, Yidam menetap di puncak kepala, Anda langsung masuk Hati Yidam, mencapai keberhasilan Yidam.
Siswa bertanya:
Sebagai seorang Tantrika, sering mendengar banyak Guru Sesepuh pernah sowan dan bersarana kepada beberapa Guru, contohnya: Je Tsongkhapa, pada masa awal bersarana kepada Rinpoche Dondrup Rinchen yang merupakan Guru Sesepuh silsilah Sakyapa. Kemudian Je Tsongkhapa dikirim ke Tibet untuk belajar Dharma, dan di sana bersarana kepada beberapa Mahaguru dari beberapa sekte berbeda, tapi pada akhirnya Beliau menjadikan Jetsun Rendawa sebagai Mulaguru. Mohon Mahaguru Lu berwelas asih memberi petunjuk, apa makna mendasar dari Mulaguru? Jika seperti Je Tsongkhapa yang pada akhirnya menjadikan Jetsun Rendawa sebagai Mulaguru, bagaimana dengan beberapa Guru Sarana yang sebelumnya? Apakah mesti dipandang sama sebagai Mulaguru, atau mesti dilupakan saja, dan cukup hanya bersembah puja dan memberikan persembahan kepada Mulaguru saja. Terima kasih atas welas asih Mahaguru Lu.
Mahaguru Lu menjawab:
Saya sendiri terhadap semua Guru yang pernah membimbing saya, menghormati Beliau semua dengan setara, serta memandang para Guru dari empat sekte utama Tantra Tibet sebagai Mulaguru. Kita tidak boleh melupakan Guru yang pernah mentransmisikan Dharma kepada kita, tidak boleh! Mesti dihormati dengan setara. Mulaguru Anda ada di puncak kepala Anda, sedangkan Guru yang lain dihormati dengan setara di kedua sisi, ini sangat penting.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Teks Sutra:
"Subhuti, Dharma yang diperoleh Tathagata, Dharma tersebut tiada sejati pun tiada palsu."
Mahaguru mengulas:
Palsu adalah sejati, sejati adalah palsu. Tiada atribut keakuan, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, tiada atribut jangka kehidupan, inilah palsu. Apa itu realitas sejati? Realitas sejati adalah palsu. Sejati sejati palsu palsu, palsu palsu sejati sejati.
Teks Sutra:
"Subhuti, seorang Bodhisatwa yang masih bergantung pada konsep-konsep dalam berderma adalah laksana seseorang yang berjalan dalam kegelapan, Ia tak akan melihat apa pun. Namun jika seorang Bodhisatwa tidak bergantung pada konsep apa pun dalam berderma, ia laksana orang yang penglihatannya normal berjalan di bawah terangnya sinar mentari, Ia akan sanggup melihat segala bentuk wujud dan warna."
Mahaguru Lu mengulas:
Kenapa Buddha sering membahas mengenai derma? Derma adalah maitri, karuna, mudita, dan upeksha, jika berderma dengan terikat pada atribut, tidak akan bisa mencapai empat tingkat kesucian, hanya bisa mencapai alam surga. Buddha Sakyamuni berulang kali menekankan hal ini, saat berderma, hati Anda pada dasarnya sedang berbuat kebajikan, dan segala perbuatan Anda merupakan perbuatan baik, tapi jangan melekati konsep berbuat baik, dalam berderma jangan melekat pada atribut, tidak melekati atribut baru bisa terbebas dari samsara.
Teks Sutra:
"Subhuti, jika di masa mendatang terdapat putra atau putri yang berbudi luhur sanggup menerima, membaca, dan mengamalkan Sutra ini, maka Ia adalah Tathagata."
Dharmaraja Liansheng mengulas:
Jika ada orang bisa mengulas Sutra ini, bisa menerima tiada atribut keakuan, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, dan tiada atribut jangka kehidupan, senantiasa mempertahankan dan mengamalkannya, bisa membacanya, berarti Ia adalah Tathagata.
Teks Sutra:
"Dengan kebijaksanaan Tathagata, mengetahui dan memandang orang itu sebagai memperoleh keberhasilan jasa kebajikan yang tak terhingga dan tak terbatas."
Dharmaraja Liansheng mengulas:
Berdasarkan kebijaksanaan Buddha, dengan mata kebijaksanaan Buddha, bisa diketahui bahwa orang itu adalah Buddha, dan semua akan memperoleh keberhasilan jasa kebajikan tak terhingga dan tak terbatas.
Sutra Vajra adalah Sutra kebenaran utama, terima kasih Mahaguru Lu yang telah mengulas makna Sutra ini dengan cara yang bisa kita pahami, menyampaikan kepada kita pemikiran vimoksa dari Sutra ini, bahwa segala sesuatu adalah perpaduan nidana, bukan keberadaan sejati, sehingga batin kita tidak terpengaruh oleh berbagai fenomena, tenteram tak tercemari enam debu batin.
Usai Dharmadesana, Mahaguru Lu menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat yang datang dari jauh, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, dan menganugerahkan adhisthana menggunakan vyajanacamara.
Acara terakhir adalah tanda tangan buku, segenap siswa yang hadir sangat antusias, selain setiap orang membawa satu buku, mereka juga mengundang buku untuk teman dan kerabat, berharap di bawah bimbingan kebijaksanaan Mahaguru Lu, melalui pesona puisi, mencerahi ajaran Buddha, hidup dengan kebijaksanaan leluasa. Terima kasih Dharmaraja Liansheng yang terus tanpa kenal lelah membabarkan Buddhadharma secara luas melalui karya tulis, memberikan bimbingan kepada semua makhluk, sehingga semua bisa segera mencapai keberhasilan bhavana.
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV Bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaAmitabha
#SutraVajra
Yidam pujabakti hari Sabtu depan #Avalokitesvara
----------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1542/2022%E5%B9%B41%E6%9C%888%E6%97%A5%E8%A5%BF%E9%9B%85%E5%9C%96%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E9%98%BF%E5%BD%8C%E9%99%80%E4%BD%9B%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html