22 Januari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Bodhisatwa Ksitigarbha

22 Januari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Bodhisatwa Ksitigarbha

#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple

Ikrar Agung Bodhisatwa Ksitigarbha
Selama Neraka Belum Kosong
Berikra Tidak Menjadi Buddha
Demi Mengentaskan Semua Makhluk

Daya Maha Welas Asih Vajra Pengabul Harapan
Penyeberangan Universal Tanpa Diskriminasi
Membimbing Semua Makhluk Enam Alam

Yidam pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺) malam hari ini adalah Bodhisatwa Ksitigarbha, berkat adhisthana sinar Buddha Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, pujabakti usai dengan sempurna dan manggala. Terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng memuji dan mengulas video singkat menarik yang diproduksi Tbboyeh (真佛般若藏). Pada tanggal 12 Februari 2022 Dharmaraja Liansheng akan memimpin Upacara Agung Musim Semi Pemberkahan Bodhisatwa Avalokitesvara yang akan diselenggarakan oleh Seattle Ling Shen Ching Tze Temple di Lynnwood Convention Center, serta pameran buku dan lukisan "Sinari Fajar" karya Dharmaraja Liansheng yang digelar oleh Tbboyeh. Pada tanggal 13 Februari 2022 akan memimpin Upacara Agung Homa Mahottara Heruka (Dahuanhuawang Jingang-大幻化網金剛) di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺).

Pada musim semi ada dua Upacara Agung, yang pertama adalah menganugerahkan berkah, yang kedua adalah menganugerahkan kesehatan. Kita umat manusia, dalam hidup ini mengharapkan berkah dan kesehatan. Sehingga dua upacara ini merupakan upacara yang sangat penting, diharapkan semua dapat berpartisipasi, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, semoga semua sehat sentosa, dalam kondisi sehat pergi mendengar Dharma, dan bisa pulang dalam kondisi sehat pula.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya:
Siswa membaca karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku nomor 95 "Petuah Mulia Sheng-yen Lu", bab 14 Kebijaksanaan, Mahaguru Lu menulis sebuah rumus persamaan: Kepolosan+pengetahuan=kebijaksanaan ; Kepandaian+pengetahuan=kekuatan; Kebijaksanaan+kebijaksanaan=kepolosan, mohon Mahaguru Lu mengupas rumus persamaan ini.

Mahaguru Lu menjawab:
Jika rumus persamaan ini tidak dikupas, orang akan susah untuk memahaminya, terlebih adalah "Kebijaksanaan+kebijaksanaan=kepolosan", kebijaksanaan pertama adalah kebijaksanaan umat manusia, kebijaksanaan kedua adalah kebijaksanaan Tathagata. Kebijaksanaan manusia, makin dewasa makin tidak polos, tapi karena ditambah kebijaksanaan Tathagata, hasilnya adalah kepolosan. Ada satu kisah humor, apa yang disebut dengan tumbuh? Semula Anda tidak tahu, kemudian menjadi tahu, ini disebut tumbuh. Jika Anda sudah tahu, kepada orang lain Anda mengatakan tidak tahu, ini disebut dewasa.

Apa itu dewasa? Saya bisa menjawabnya: Saya sudah tahu, tapi dalam hidup saya berpura-pura tidak tahu. Saya beritahu Anda, "Kepolosan+pengetahuan=kebijaksanaan", kepada Anda, saya mengatakan tidak tahu; "Kepandaian+pengetahuan=kekuatan", saya juga tidak tahu; "Kebijaksanaan+kebijaksanaan=kepolosan" saya juga tidak tahu. Tiga tidak tahu, jawaban bagi Anda. Sebab Mahaguru Lu sudah dewasa, biar Anda merabanya sendiri. Barusan jawabannya sudah ada di dalam. Kebijaksanaan Tathagata, Dharmadhatu Svabhavajnana, Adarsajnana, Samatajnana, Pratyaveksanajnana, dan Krtyanusthanajnana, yang penting adalah Samatajnana, Samatajnana adalah kepolosan.

Apa itu Samatajnana? Memperlakukan setiap makhluk yang berbeda level dengan setara. Terhadap insan yang bodoh, berwelas asih kepadanya. Terhadap insan yang bijaksana, menuntunnya. Mendengar kebajikan, mendengar keburukan, batin tidak mendiskriminasi. Tidak melekat pada kesalahan orang lain, ini semua merupakan Samatajnana. Ada satu lagi yang sangat penting, memandang makhluk tiga alam rendah laksana Negeri Buddha, ini adalah kepolosan. Hari ini kita menekuni Sadhana Yidam Bodhisatwa Ksitigarbha, Beliau memandang neraka sebagai Negeri Buddha, seperti Santa Bunda Teresa dari Kalkuta, Beliau memandang semua insan laksana Tuhan, Beliau mengatakan: "Jika saya menjadi seorang Santa, saya tidak akan berdiam di surga, saya akan tetap membantu para insan di tempat yang gelap." Semangat inilah yang benar-benar polos. Oleh karena itu, kebijaksanaan+kebijaksanaan=polos, dengan sangat alamiah mengalirkan Bodhicitta Anda, inilah kepolosan.

Siswa bertanya:
Baru-baru ini siswa menerima sebuah kipas angin, tapi menurut tradisi, memberi kipas adalah tabu, dalam bahasa Mandarin "shanzi" homofon dengan "san" yang berarti berpisah, apakah kipas angin termasuk "shanzi"? Karena yang menghadiahkannya adalah orang yang saya sukai, sehingga semenjak menerima kipas angin, siswa terus khawatir hubungan kami bisa buyar, dan siswa tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Mohon petunjuk Mahaguru Lu, apakah menghadiahkan kipas, payung, jam, dan sepatu, bisa membuat hubungan menjadi buruk atau berpisah? Jika memang benar, mohon petunjuknya bagaimana cara menangani kipas angin tersebut? Apakah dikembalikan kepadanya? Atau membayarnya sebagai tanda saya membeli? Atau ada cara lain untuk mengatasi?

Mahaguru Lu menjawab:
Dalam tradisi Taiwan, menghadiahkan kipas bermakna berpisah. Menghadiahkan jam bermakna mengantar ke peristirahatan terakhir, alias meninggal dunia. Menghadiahkan sepatu seolah hendak berjalan, bermakna pergi meninggalkan. Menghadiahkan payung bermakna pisah. Ini hanya sebuah tradisi, jangan khawatir. Kita yang belajar Buddha, tidak terikat oleh tabu! Tabu-tabu itu dibuat sendiri oleh orang awam.

Semangat tanpa batas, dan jiwa raga yang sehat dapat mengalahkan berbagai macam keburukan, hawa buruk tidak akan bisa masuk. Mereka yang terkena hawa buruk, terkena teluh, berarti tubuhnya memang sudah sangat lemah, sehingga bisa terserang dan tertindas. Setiap malam saya melakukan penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma, semua makhluk halus datang, dan saya tidak takut, mereka datang menerima penyeberangan.

Siswa bertanya:
1. Dalam karya tulis Mahaguru Lu, buku nomor 251 "Sepotong Busana Mimpi" disebutkan: "Berjodoh maka berkumpul, tidak berjodoh maka berpisah."; Dalam buku nomor 282 "Bersua Bodhidharma" disebutkan: "Yang memperoleh akan kehilangan, yang kehilangan akan memperoleh, nidana muncul dan lenyap." Tiap kali terpikir bahwa suatu hari nanti bisa berpisah dengan orang yang dicinta, siswa akan merasa sangat sedih. Setelah melihat dua artikel tersebut, siswa menyadari: Orang yang bersua dalam kehidupan saat ini, suatu hari nanti pasti akan berpisah, setelah berpisah, di kehidupan mendatang setelah berganti wujud akan berkumpul kembali, oleh karena itu saat berkumpul jangan terlalu gembira, sebab kelak juga akan berpisah; Setelah berpisah juga jangan terlampau sedih, sebab kelak akan berjumpa lagi, mohon petunjuk Mahaguru Lu apakah pemikiran siswa ini benar?

Mahaguru Lu:
Jodoh pasti ada jumpa dan ada pisah. Buddha Sakyamuni bersabda, tubuh yang sehat suatu hari nanti juga akan menjadi lemah, ada jodoh untuk datang, kelak pasti akan berpisah. Pada dasarnya memang demikian, di dunia saha ini tiada suatu yang diperoleh. Kala jodoh sudah tidak ada, bahkan kesempatan untuk berjumpa pun tidak ada. Kala jodoh ada, baru bisa ada kemungkinan untuk bersama. Ini semua alamiah, tidak ada yang patut untuk disesalkan, pahamilah kebenaran ini.

Pertanyaan ke-2:
Sejak kecil siswa menyukai sesama jenis, tapi orang tua siswa tidak mendukungnya, mereka berpendapat bahwa hubungan sesama jenis bertentangan dengan kehendak Tuhan dan keliru. Siswa khawatir, setelah mereka tahu, mereka akan bersedih, sehingga siswa belum pernah mengungkapkan orientasi seksual siswa, dan siswa juga merasa tidak berbakti. Mohon petunjuk Mahaguru, apa yang harus saya lakukan? Apakah hubungan sesama jenis benar-benar bertentangan dengan kehendak Tuhan dan melanggar sila?

Mahaguru Lu menjawab:
Ternyata Anda adalah seorang perempuan dan kekasih Anda juga seorang perempuan. Mahaguru sendiri bukan penyuka sesama jenis, jika Mahaguru sendiri adalah seorang penyuka sesama jenis, maka Mahaguru akan memahami hati Anda, saya benar-benar tidak paham hati Anda.

Dalam agama Katolik, mereka jelas tidak setuju. Mahaguru Lu sendiri selaras dengan jodoh, maksudnya adalah, jika putra atau putri Mahaguru berorientasi seksual suka sesama jenis, maka Mahaguru ikuti jodoh ini. Terhadap putra dan putri saya sendiri, semua selaras jodoh mereka. Biarlah mereka ikuti kata hatinya, saya tidak pernah menghalangi, hanya kadang mengingatkan saja.

Kelak jika Anda ingin menikah dengan pasangan Anda, silakan datang ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, saya akan berikan pemberkatan nikah. Mahaguru membolehkannya, Mahaguru juga berempati kepada Anda. Memang demikianlah orientasi seksual Anda, dan Anda juga tidak sanggup mengubahnya. Anda adalah seorang perempuan yang menyukai sesama perempuan, jika kalian ingin menikah, datanglah ke hadapan Mahaguru Lu, Mahaguru Lu tetap akan merestui kalian, dan memberikan pemberkatan nikah. Kalian tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan, sebab orientasi seksual Anda memang begitu, tidak bisa diubah. Namun dalam agama Katolik memang digolongkan melanggar kehendak Tuhan. Mahaguru Lu sendiri sangat terbuka. Selaras jodoh, segala sesuatu adalah jodoh.

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

"Subhuti! Di mana pun Sutra ini berada, semua Dewa, manusia, dan asura, patut memberikan persembahan, ketahuilah bahwa tempat tersebut sama dengan stupa yang patut dipuja, berpradaksina, mempersembahkan dupa dan wewangian."

Buddha memberitahu Subhuti, di mana terdapat Sutra Vajra, semua Dewa di surga, manusia, dan asura, semua makhluk di tiga alam baik ini patut memberikan persembahan kepada Sutra Vajra. Tempat di mana Sutra Vajra berada merupakan sebuah stupa mestika, bunga dan wewangian mesti ditaburkan di atas Sutra Vajra atau di sekitarnya, berpradaksina kepada Sutra Vajra seperti pradaksina kepada stupa.

Sutra Vajra adalah Sutra yang agung, Sutra di antara semua Sutra, merupakan Raja Sutra! Memahami Sutra Vajra, mengamalkannya, maka bisa terbebas dari enam alam samsara, dan melenyapkan semua kerisauan batin. Sebab, tidak memperoleh suatu apa pun, apa yang Anda risaukan? Siapa pun tidak memperoleh apa pun, apa yang Anda risaukan? Apa yang Anda cemburui? Apa yang Anda dengki? Semua tabiat itu tidak ada, semua kerisauan batin juga tidak ada. Hidup maka hiduplah, mati maka mati, apa yang patut dirisaukan? Tubuh jasmani mengalami sakit, itu kikis karma!

Kita orang yang polos, berempati kepada musuh, mengasihi musuh, demikianlah orang yang mencapai Kebuddhaan. Samatajnana, mengasihi semua makhluk, mengasihi musuh. Setelah membaca Sutra Vajra, mesti mengamalkannya. Memang lebih mudah untuk mengerti, tapi sukar untuk mengamalkannya, karena tabiat sukar diubah, tapi tetap harus diubah, jika tidak, bagaimana bisa bebas dari enam alam samsara?

Dharmadesana yang istimwa dan sangat berharga pun usai, Mahaguru Lu berwelas asih mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani dan menginisiasi rupang Buddha. Malam hari ini, sekali lagi Mahaguru Lu mempersembahkan Dharmadesana yang membuat kita semua dapat semakin memahami makna Dharma nan mendalam, sehingga kita memahami "Tiada yang diperoleh" dan mengamalkannya, terbebas dari kerisauan batin, terbebas dari enam alam samsara, mencapai kesucian.

----------------------------------------
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV Bahasa Mandarin: 
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaKsitigarbha
#SutraVajra
----------------------------------------

Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1546/2022%E5%B9%B41%E6%9C%8822%E6%97%A5%E5%9C%B0%E8%97%8F%E7%8E%8B%E8%8F%A9%E8%96%A9%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。