30 Januari 2022 Upacara Agung Homa Manohara Vasudhara di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 30 Januari 2022, Dharmaraja Liansheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) untuk memimpin Upacara Agung Homa Manohara Vasudhara (Goucai Tiannv-勾財天女), yang merupakan upacara terakhir sebelum pergantian tahun Imlek. Seattle yang sudah lama tidak diguyur hujan, tiba-tiba hujan turun, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan kiat utama kontak batin Homa Manohara Vasudhara: "Kiat utamanya adalah visualisasi kait Manohara Vasudhara berputar tiga kali! Sudah lama hujan tidak mengguyur Seattle, hujan merupakan tanda kontak yoga!"
Dharmaraja Liansheng juga mengungkapkan bahwa saat melimpahkan jasa, memohon Manohara Vasudhara menggunakan vajrankusa (kait vajra) untuk mengait segenap bardo yang berjodoh maupun yang tidak berjodoh, supaya semua terlahir di Negeri Buddha nan suci, ini merupakan daya vasikarana. Mengait keluar semua penyakit, virus, dan menganugerahkan kesehatan bagi semua umat, ini merupakan daya santika. Mengait semua ratna mutu manikam dan segala kebutuhan untuk dianugerahkan kepada semua umat, ini merupakan daya paustika. Mengait supaya cinta kasih sempurna, ini merupakan daya vasikarana. Mengait pergi semua jodoh buruk dan musibah, ini merupakan daya abhicaruka. Mengait Yidam untuk manunggal, kontak yoga!
Visualisasi pelimpahan jasa yang dilakukan oleh Dharmaraja Liansheng, sempurna dalam empat metode agung Tantra, yaitu santika, paustika, vasikarana, dan abhicaruka, bahkan dinyatakan bahwa vajrankusa Manohara Vasudhara dapat membuat supaya sadhaka kontak yoga dengan Yidam. Hal ini melampaui kesan segenap siswa terhadap vajrankusa Manohara Vasudhara, semua mendengarnya dengan saksama, dan penuh dengan Dharmasukha.
Dharmaraja Liansheng mengumumkan Yidam Homa minggu depan, Vajra Vyaghravaktra (Hutou Jingang-虎頭金剛), Ia merupakan penjelmaan dari Mahadewi Yaochi, merupakan perwujudan krodha dari Mahadewi Yaochi, dan kebetulan tahun ini adalah Tahun Macan, Vajra Vyaghravaktra merupakan lambang kemujuran bagi tahun ini! Pada kepala Vajra Vyaghravaktra tersemat tusuk konde kumala, mengenakan mahkota feniks, tangan membawa bendera kuning dan hulu, Beliau memiliki Dharmabala luar biasa. Mahadewi Yaochi merupakan Mulaguru yang paling dijunjung tinggi oleh Dharmaraja Liansheng, sekaligus merupakan Mula Yidam dari Dharmaraja Liansheng, manunggal dengan Vajra Vyaghravaktra dapat mengundang kemakmuran, kesehatan, dan segala harapan yang baik dan wajar dapat terpenuhi.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan dari siswa di Sarawak:
Menurut Bardo Thodol, dalam bardo orang bisa melihat Ratusan Yidam Santam dan Krodha, selain merapal Mantra Mahottara Heruka, apakah semua siswa perlu merapal Mantra Ratusan Yidam Santam dan Krodha?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Boleh merapalnya sebagai tambahan, boleh juga tidak, sebab dalam Mantra Mahottara Heruka telah terkandung Ratusan Yidam Santam dan Krodha, Beliau sendiri telah mencakupi Ratusan Yidam Santam dan Krodha.
Pertanyaan dari siswa di Malaysia:
1. Dalam Tantra ada banyak metode visualisasi mengubah menjadi tak terhingga dan melipatgandakan pahala, seperti: Mantra Namaskara Buddha, Mantra Pradaksina Stupa, Mantra Adhisthana Japamala, Sadhana Ribuan Cakra, penekunan Dhumapuja atau Homa, dan lain sebagainya, berbagai metode tersebut memiliki banyak persamaan, kiat dasarnya adalah membangkitkan Bodhicitta, entah apakah benar demikian?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Benar! Caturapramanacitta dalam ritus Sadhana merupakan pembangkitan Bodhicitta, merupakan semangat tanpa keakuan.
2. Konon Sadhana Ribuan Cakra juga berakibat melipatgandakan delusi, sehingga ada beberapa rohaniwan yang tidak menyarankan penekunan metode melipatgandakan, tapi menurut siswa kita tidak semestinya takut terhadap metode Dharma, karena baik dan buruk ditentukan oleh batin masing-masing.
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Perbedaan antara Tantra dengan Sutrayana adalah, menurut Sutrayana perlu melewati tiga maha asamkhyeya kalpa baru bisa menjadi Buddha, waktunya sangat lama. Sedangkan keistimewaan Tantra ada pada Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini, sebab dalam Tantra ada Sadhana Ribuan Cakra, bersadhana sekali sama dengan seribu kali, tapi jika tidak membangkitkan Bodhicitta, Anda justru melipatgandakan delusi. Oleh karena itu, bersadhana mesti membangkitkan Bodhicitta, sebab Bodhicitta merupakan semangat tanpa keakuan.
3. Jika melakukan metode melipatgandakan, sadhaka mesti tetap menghitungnya dengan normal, bukan menghitung satu kali disamakan dengan seribu kali. Tidak peduli apakah pahalanya berlipat ganda atau tidak, merapal satu kali berarti dihitung satu kali, demikian terus dihitung sampai genap seratus ribu kali atau lebih. Meskipun pada hakikatnya pahala tidak bisa diperoleh, tapi dalam kebenaran duniawi kita mesti terus berbuat kebajikan. Sebab tidak ada yang mencapai kesucian Buddha atau Bodhisattva berkat perbuatan jahat, entah apakah ini benar?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Benar! Rapal satu kali, hitung satu kali, jangan melekat pada konsep pahala. Sadhaka boleh menggunakan Sadhana Ribuan Cakra, tapi tetap jangan melekat pada konsep pahala.
4. Siswa pernah menekuni Sadhana Ribuan Cakra demi para korban kebakaran besar di suatu negara, setelah bersadhana, suhu tubuh siswa normal, tapi merasa sekujur tubuh sangat panas, merasa menderita dan ingin mati, setelah satu minggu berlalu, perasaan itu masih ada, sangat menderita dan sangat letih! Siswa pun menekuni Sadhana Tubuh Pengganti Mahadewi Yaochi, akhirnya normal kembali. Mohon petunjuk Mahaguru, jika kelak siswa mengalami hal yang sama, apakah mesti melakukan penyeberangan arwah? Atau mentransformasikannya sebagai manfaat Tao melalui samadhi? Jika melakukan penyeberangan arwah, berapa banyak sarana puja yang mesti disiapkan? Atau gunakan prana prajna, kundalini, dan bindu sebagai sarana puja terbaik?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Membantu orang lain bersadhana dan menanggung, saat merasa menderita, langsung tekuni Sadhana Tubuh Pengganti Mahadewi Yaochi, serahkan malapetaka tersebut kepada Yidam atau kepada Mahadewi Yaochi, biar angkasa yang menanggungnya, jangan terlebih dahulu melakukan metode penyeberangan arwah, sebab bisa semakin banyak yang datang, juga jangan terlebih dahulu melakukan metode masuk samadhi.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Teks Sutra:
"Subhuti, Aku mengenang asamkhyeya kalpa lampau yang tak terhingga, sebelum berjumpa dengan Buddha Dipamkara, Aku telah melakukan persembahan serta mengabdi kepada 84.000 juta Buddha, tanpa pernah berhenti. Apabila seseorang di masa akhir zaman, dapat menerima, mengamalkan, mempertahankan, dan membaca Sutra ini, pahala yang dihasilkan oleh kebajikan ini, jika dibandingkan dengan persembahan kepada Sarwa Buddha yang pernah Aku lakukan di masa lampau, perbuatan-Ku tidak sampai seperseratusnya, bahkan sangat jauh, tidak dapat dihitung dan dibandingkan."
"Subhuti, jika para putra maupun putri yang berbudi pada masa akhir zaman dapat menerima, mengamalkan, mempertahankan, dan membaca Sutra ini, jika Aku mengungkapkan pahalanya dengan sangat terperinci, beberapa orang yang mendengarnya akan bingung, bahkan meragukannya. Subhuti! Perlu diketahui bahwa makna Sutra ini sungguh luar biasa, pahala yang dihasilkan juga luar biasa."
Dharmaraja Liansheng menjelaskan bahwa Buddha Dipamkara adalah Randeng Fo atau Dingguang Fo, dalam bagian Sutra ini, Buddha Sakyamuni membandingkan pahala mengamalkan dan mempertahankan makna sejati Sutra Vajra dengan persembahan kepada Buddha tak terhingga, yang mana lebih besar, ini digunakan untuk menekankan betapa istimewanya mengamalkan dan mempertahankan makna sejati Sutra Vajra! Pahala dari mengamalkan dan mempertahankan makna Sutra Vajra tidak dapat dihitung!
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa Sutra Vajra mengandung sebuah makna yang lebih penting, yang sangat jarang diungkapkan oleh orang, yaitu: "Jangan membandingkan!" Ada orang membandingkan, sehingga timbul kemelekatan pada keakuan, melekat pada keakuan menyebabkan timbulnya gejolak suasana hati, kemudian timbul kerisauan, sebab membandingkan merupakan akar dari kerisauan, membandingkan menimbulkan kemelekatan pada keakuan, tanpa keakuan apa yang dibandingkan?!
Dharmaraja Liansheng mengingatkan: "Sadhaka jangan membandingkan! Membandingkan merupakan akar dari kerisauan! Hidup ini semakin dibandingkan akan semakin melekat." Sutra Vajra mengupas sunya, sunya melahirkan segala sesuatu di alam semesta ini, sunya melahirkan tanah, air, api, dan angin. Jika manusia bisa menenteramkan batin, maka barulah bisa mencerahi sunya, mencapai pencerahan, mengamalkan sunya adalah Siddha, orang suci, tinggalkan empat atribut maka tiada perbandingan, selama masih timbul perbandingan, timbul pula keakuan, timbul pertentangan, keakuan adalah rintangan bagi pencerahan, semakin jauh dengan sunyata leluasa.
Pada Upacara Homa pengujung tahun Imlek ini, Dharmaraja Liansheng memohon Manohara Vasudhara mengait jauh semua penyakit, mengait jauh semua jodoh buruk dan musibah, menganugerahkan kesehatan dan ketenteraman, mengait dekat semua kemakmuran, kesehatan, harta, mengait menyempurnakan cinta kasih. Di akhir acara, Dharmaraja Liansheng berjalan ke depan layar Zoom untuk berinteraksi dengan para siswa, semua mengungkapkan rasa terima kasih atas Dharmadesana Mahaguru Lu. Dharmaraja Liansheng berwelas asih mengadhisthana dan memberikan restu kepada segenap siswa yang berpartisipasi secara daring, berharap semoga semua dapat memperoleh adhisthana Manohara Vasudhara. Dharmaraja Liansheng juga mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada semua. Setelah menganugerahkan Abhiseka Sadhana Manohara Vasudhara, upacara pun telah usai dengan sempurna.
------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail2078.htm
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#TautanPendaftaranUpacaraRainbowTemple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Tautan partisipasi dalam upacara homa melalui Zoom:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
#ManoharaVasudhara
Yidam Upacara minggu depan adalah #VajraVyaghravaktra