26 Februari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

26 Februari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple

Pada tanggal 26 Februari 2022, Dharmaraja Liansheng, Sheng-Yen Lu, memimpin pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara (Lianhuatongzi-蓮花童子) di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi-西雅圖雷藏寺) Seattle Amerika Serikat, usai pujabakti, Dharmaraja Liansheng Berdharmadesana: Ada sangat banyak Padmakumara, tidak hanya satu. Universitas Lanzhou (蘭州大學) di Tiongkok pernah menerbitkan buku mengenai penelitian gua Dunhuang, dalam buku itu disebutkan bahwa Padmakumara yang paling awal adalah Ratnamati Kumara dan Ratna Samudgata Kumara. Silsilah Mahamudra dari Tantra Tibet Kagyudpa bermula dari Adi Buddha dan ditransmisikan kepada Ratnamati Kumara, kemudian Ratnamati Kumara mentransmisikannya sehingga terbentuk garis silsilah.

Guru Padmasambhava, Guru sesepuh Tantra Tibet Nyingmapa, terlahir dari padma. Yang terlahir dari padma, apa lagi jika bukan Padmakumara? Di antara jajaran Guru sesepuh Tantra, sudah ada dua yang merupakan titisan Padmakumara, oleh karena itu identitas Padmakumara sungguh luar biasa. Setelah dilakukan penelitian, sungguh luar biasa, pada masa paling awal sudah ada catatan mengenai Padmakumara. Pada masa Dinasti Tang, ada 10 kidung anak, salah satunya adalah:

蓮花童子見金仙,
Liánhuātóngzǐ jiàn jīnxiān,
Padmakumara menemui Resi Mulia,

落花虛空左右旋,
luòhuā xūkōng zuǒyòu xuǎn,
Hujan bunga turun dari angkasa,

微妙天音雲外聽,
wéimiào tiānyīn yun wài tīng,
Disambut alunan musik surgawi,

盡說極樂勝諸天
Jǐn shuō jílè shèng zhū tiān.
Membabarkan Sukhavati yang mengungguli semua surga.

Pada masa Tiongkok kuno, yang dimaksud dengan Resi Mulia adalah Buddha. Tidak lama setelah agama Buddha masuk ke Tiongkok, muncul kidung ini, dari sini bisa diketahui bahwa Padmakumara sudah ada pada masa awal. Oleh karena itu, bisa dipastikan bahwa Padmakumara memiliki prestasi dan keberhasilan dalam membimbing semua makhluk di dunia saha.
 
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya:
"Saat bepergian, bagaimana cara melakukan visualisasi Trimula menetap di puncak kepala? Selain itu, jika kita sedang berada di luar daerah, tidak ada altar mandala, apa yang mesti dilakukan?"

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Mengandalkan latihan daya batin kita sehari-hari, terlebih dahulu visualisasi Mulaguru menetap di puncak kepala, kemudian Yidam ada di atas Mulaguru, Yidam masuk ke dalam Mulaguru, keduanya manunggal. Dilanjutkan dengan visualisasi Dharmapala dari tengah angkasa masuk ke dalam cakra hati Mulaguru, dengan kata lain, Tiga Arya manunggal menjadi satu, menetap di puncak kepala Anda, demikianlah cara visualisasinya."

"Selain itu, jika kita sedang berada di luar daerah, tidak ada altar mandala, apa yang mesti dilakukan?" Visualisasi tidak harus dilakukan di depan altar mandala, tidak peduli di mana pun Anda, dalam satu hari cukup lakukan satu kali visualisasi ini, visualisasi yang jelas, bahkan merapal Mantra dari Mulaguru, Yidam, dan Dharmapala, supaya Mereka kukuh menetap di puncak kepala. Saat Anda mengalami suatu masalah, langsung visualisasi di puncak kepala ada Mulaguru, segala yang tidak baik akan menjadi manggala, ini adalah sebuah metode visualisasi Tantrika."

Siswa bertanya:
"Dalam Dharmadesana Mahaguru 'Mahasiddhi Sinar Pelangi' pernah dikatakan, saat langkah ke-10 s.d. ke-18 dalam Sembilan Langkah Pernapasan Buddha, perlu dilakukan dengan pernapasan panjang dan mendalam. Sedangkan langkah ke-19 s.d. ke-27, perlu bernapas panjang dan dalam, serta menggerakkan tubuh. Siswa merasa bodoh dan tidak bisa paham, mohon Mahaguru berwelas asih memberi petunjuk."

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Sembilan Langkah Pernapasan Buddha dilakukan dengan napas halus, pelan, dan panjang, (Mahaguru memperagakan) dulu saat baru berlatih, perlu menggunakan jari kelingking untuk menutup lubang hidung, satu kali napas dihitung sebagai satu langkah, kemudian setelah selesai dua langkah, kedua lubang hidung menghirup prana, masuk dan berputar satu kali, mencapai puncak kepala tidak tembus, turun kembali, dan keluar melalui dua lubang hidung, ini adalah langkah ke-3. Diulang lagi, sampai menjadi sembilan langkah."

"Kemudian menggunakan pikiran untuk mengendalikan lubang hidung sendiri, tidak perlu menggunakan jari tangan. Saat kedua kali, Anda lanjut lakukan Sembilan Langkah Pernapasan Buddha, sama dengan langkah ke-10 s.d. langkah ke-18, semula menggunakan napas yang sangat halus, kemudian menggunakan napas yang lebih mendalam (napas panjang dan mendalam), daya sedikit ditambah, kemudian masuk, dan keluar. Sampai pada langkah ke-19 s.d. langkah ke-27, Sembilan Langkah Pernapasan Buddha yang ke-3, mesti bernapas panjang dan menggerakkan tubuh. Anda menghirup prana, mencapai avadhuti bawah, saat prana masih berhenti di avadhuti bawah, tubuh digerakkan sejenak, supaya prana menyebar ke seluruh tubuh, kemudian prana diembuskan keluar, mirip dengan Pernapasan Botol."

Siswa bertanya:
"Siswa pernah mendaftarkan diri untuk bersarana kepada Gyalwa Karmapa ke-17 Urgyen Trinley Dorje, kemudian bersarana kepada Zhenfo Zong, apakah bersarana kepada Gyalwa Karmapa bisa kehilangan silsilah Zhenfo? Jika kehilangan silsilah, apakah bisa mohon Abhiseka Sarana ulang jarak jauh? Jika tidak kehilangan silsilah, apakah sehari-hari boleh merapal 'Karmapa Chenno'?"

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Saya bersarana kepada Gyalwa Karmapa ke-16, Anda bersarana kepada Gyalwa Karmapa ke-17, meski merupakan satu seri yang sama, tapi generasinya berbeda. Jika Anda terlebih dahulu bersarana kepada Zhenfo Zong, kemudian bersarana kepada Gyalwa Karmapa ke-17 Urgyen Trinley Dorje, apakah bisa kehilangan silsilah Zhenfo? Bagaimana menurut kalian? (Umat menjawab: 'Bisa. ') sebab Anda juga dari silsilah Gyalwa Karmapa, tapi Anda adalah silsilah dari Gyalwa Karmapa ke-16. Jika Anda sudah bersarana kepada Gyalwa Karmapa ke-17, baru kemudian bersarana kepada Zhenfo Zong, ini boleh. Jika Anda terlebih dahulu bersarana kepada Zhenfo Zong baru kemudian bersarana kepada Gyalwa Karmapa ke-17, Anda cukup lakukan satu kali lagi Abhiseka Sarana jarak jauh. Berdasarkan silsilah ini, tentu saja Anda boleh merapal: 'Karma Pakshi. Hum. Karmapa. Chenno. Karma Pakshi. Nuo. ' Semua boleh. "

Siswa bertanya:
"Mohon petunjuk Mahaguru, apakah Sadhana Dhumapuja perlu abhiseka baru boleh mulai bersadhana?"

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Abhiseka masih lebih baik dari tidak abhiseka. Makna dari abhiseka adalah memberi kuasa kepada Anda untuk menekuninya."

Siswa bertanya:
"Jika tanpa abhiseka boleh langsung bersadhana, apakah siswa boleh menyebarluaskannya demi membimbing lebih banyak insan?"

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Abhiseka tetap lebih baik, setelah abhiseka baru bersadhana, kemudian Anda juga bisa membimbing lebih banyak insan untuk datang menerima Abhiseka Sadhana Dhumapuja. Sadhana Dhumapuja boleh abhiseka jarak jauh."

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra:
"Di masa mendatang, Engkau akan menjadi Buddha bernama Sakyamuni."

Pengulasan Dharmaraja Liansheng:
"Buddha Dipankara memberi vyakarana kepada Buddha Sakyamuni, kenapa menganugerahkan nama 'Shijiamouni'? 'Shi' berarti pembebasan. 'Jia' berarti tambah meningkat, bisa dibilang menambah pembebasan. 'Moni' berarti mutiara mestika, keempat aksara disatukan, berarti 'Mencapai keberhasilan pembebasan, laksana mutiara mestika yang paling berharga.'"

Teks Sutra:
"Subhuti, demikian pula dengan para Bodhisatwa. Jika seorang Bodhisatwa menyatakan bahwa 'Aku akan membebaskan semua makhluk.' Berarti ia bukan seorang Bodhisattwa."

Pengulasan Dharmaraja Liansheng:
"Jika seorang Bodhisatwa berpikir seperti ini: 'Aku akan pergi membebaskan semua makhluk.' Berarti ia bukan Bodhisatwa. Mengapa bukan Bodhisatwa? Bodhisatwa tidak punya istilah, dipaksakan disebut sebagai Bodhisatwa. Makna dari Buddha adalah sama sekali tidak menetap di hati, tiada menetap, tidak menetap pada Bodhisatwa, tidak menetap pada istilah Bodhisatwa, karena Anda tidak menetap maka baru disebut Bodhisatwa, jika menetap, berarti bukan Bodhisatwa. Menetap berarti ada keakuan, ada pribadi, ada makhluk hidup, dan ada jangka waktu kehidupan. Keutamaan dalam Sutra Vajra adalah tiada keakuan, tiada pribadi, tiada makhluk hidup, dan tiada jangka waktu kehidupan. Karena tiada keakuan, masih ada Bodhisatwa apa? Karena tiada keakuan, masih ada Buddha apa? Tidak ada, jadi semua itu hanya istilah, termasuk Bodhisatwa, segala sesuatu hanya istilah belaka."

"Jika masih ada Bodhisatwa yang mengatakan: 'Saya akan memperagung Negeri Buddha', mana mungkin Negeri Buddha diperagung oleh Anda? Karena pada dasarnya ia sudah agung, buat apa perlu Anda untuk memperagungnya? Apa yang paling agung? Sunya adalah keagungan, tiada suatu apa pun adalah keagungan. Apa itu keagungan? Yaitu kesucian! Mana mungkin perlu Anda sucikan? Apakah perlu Anda menciptakan sunya? Tidak. Sunya tidak bisa Anda ciptakan, hanya saja Anda mengubah diri menjadi sunya, dengan sunya mengonfirmasi sunya, dengan kesucian mengonfirmasi kesucian. Setelah menyucikan diri sendiri, tidak ada satu benda pun, itulah sunya. Tiada istilah keagungan, inilah keagungan sejati. Jika Anda masih menambahkan istilah keagungan, apakah masih bisa disebut sunya? Berarti itu bukan lagi sunya."

Teks Sutra:
"Subhuti, Bodhisatwa yang memahami sepenuhnya Dharma tiada keakuan, Tathagata menyebutnya sebagai Bodhisatwa sejati."

Pengulasan Dharmaraja Liansheng:
"Jika seorang Bodhisatwa telah memahami Dharma tiada keakuan, Ia telah sepenuhnya memahami, saat itu, barulah Buddha menyebutnya sebagai Bodhisatwa sejati. Guru saya mengajari saya untuk menyebut Beliau 'Guru Sakya Zhengkong', kenapa disebut demikian? Karena Beliau telah membuktikan sunyata, Beliau telah sepenuhnya suci. Seorang Guru yang telah membuktikan sunyata, inilah seorang Guru sejati."

"Kelak Anda semua telah membuktikkan sunyata, melebur dalam sunyata, Anda pun mencapai keberhasilan. Anda menggunakan tiada atribut keakuan, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, dan tiada atribut jangka kehidupan, untuk melakukan derma kepada insan lain, supaya insan lain juga bisa membuktikkan sunyata, ini adalah Anuttara Samyaksambodhi. Saya membangunkan Anda, saya sudah bangun terlebih dahulu, kemudian membangunkan Anda, ini juga bukan disebut menyeberangkan semua makhluk, sebab semua adalah setara, suatu hari nanti pasti akan sadar. Kelak saat Anda telah sadar, melakukan kebajikan apa pun tidak akan Anda masukkan dalam hati, inilah kebajikan sejati. Jika Anda melakukan suatu kebajikan, dan selamanya ingat dalam hati, ini disebut punya pamrih, bukan tanpa pamrih. Inilah yang dibabarkan dalam Sutra Vajra."

Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng berwelas asih mengadhisthana segenap siswa di lokasi dan yang berpartisipasi secara daring.

Alamat Tbboyeh: 
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmakumara

Yidam pujabakti minggu depan adalah #BhaisajyaguruBuddha
#SutraVajra

https://ch.tbsn.org/news/detail/1567/2022%E5%B9%B42%E6%9C%8826%E6%97%A5%E8%A5%BF%E9%9B%85%E5%9C%96%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E8%93%AE%E8%8A%B1%E7%AB%A5%E5%AD%90%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。