6 Maret 2022 Upacara Agung Homa Maha Padmakumara Putih di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 6 Maret 2022, pukul tiga sore, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat menyelenggarakan Upacara Agung Homa Maha Padmakumara Putih yang istimewa. Demi memperingati Hari Upasampada Dharmaraja Liansheng tahun ke-36 dan mohon Buddha menetap di dunia, True Buddha Foundation (TBF) menyelenggarakan serangkaian kegiatan. Hari itu sungguh tak terlupakan, segenap siswa Zhenfo Zong di seluruh dunia satu hati tulus mohon Buddha menetap di dunia. Upacara Homa berjalan dengan sempurna, api homa berkobar dan menyala terang, arus Dharma silsilah terus mengalir tanpa henti.
Usai homa, dimulai Upacara Menyalakan Pelita Mohon Buddha Menetap di Dunia. Perwakilan dari TBF, Rainbow Temple, dan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dengan hormat mempersembahkan khata dan persembahan yang merepresentasikan penghormatan tertinggi, segenap siswa berlutut dan beranjali, pembawa acara dengan suaranya yang menyentuh mengungkapkan suara hati segenap siswa: "Dharmaraja adalah pelita yang menerangi semesta, menerangi jiwa kebijaksanaan segenap siswa, merupakan penghiburan yang paling welas asih dan paling hangat bagi semesta, merupakan bintang yang paling terang di tengah langit malam, membimbing semua makhluk tercerahkan dan mencapai vimoksa. Cahaya agung mentari Dharmaraja Liansheng menyalakan pelita di hati setiap siswa, kami segenap siswa bertekad menghimpun cahaya diri ini menjadi cahaya rembulan purnama, semoga terang harapan ini dapat menerangi hati segenap siswa yang terus-menerus memohon Buddha menetap di dunia."
Di dalam Rainbow Temple, setiap hadirin membawa satu pelita, demikian pula dengan lebih dari 700 orang siswa yang berpartisipasi melalui Zoom dan hampir 3000 siswa yang berpartisipasi melalui YouTube, semua juga telah menyalakan pelita masing-masing, bersama menyanyikan lagu "Nyalakan Pelita", mohon Buddha menetap di dunia. Setiap pelita saling menerangi, sungguh mengharukan.
Usai upacara menyalakan pelita, Dharmaraja Liansheng meneteskan air mata, dengan suara welas asih beliau memulai Dharmadesana yang sangat berharga. Terlebih dahulu, memperkenalkan Yidam Upacara Homa hari Minggu depan: Bodhisatwa Amoghapasa Lokesvara. Bodhisatwa ini sangat agung, membuat semua harapan tidak menjadi kosong, sehingga sangat banyak siswa yang memanjatkan permohonan kepada Bodhisatwa ini, sangat ampuh.
Terhadap Upacara Menyalakan Pelita, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, pelita merepresentasikan terang, harapan baik dan doa. Menyalakan pelita merupakan upacara lahiriah, tapi makna yang sesungguhnya adalah menyalakan pelita hati, sebab pelita dalam hati lebih penting dari pelita lahiriah. Semua pikiran dalam hati diubah menjadi cahaya terang, sebab terang pelita bersumber dari hati. Dharmaraja Liansheng kembali mengungkapkan pesan penting dari Gyalwa Karmapa ke-16 sebelum beliau berpulang: "Pertahankan terang dalam hati. Asalkan dalam hati diri sendiri ada terang, meninggal dunia pun akan terlahir di alam yang terang." Makna terbesar dari menyalakan pelita adalah menghalau kegelapan, supaya dalam hati ada terang.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Teks Sutra:
Bagian 18, Satu Tubuh Sama Pandangan
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? Apakah Buddha menyatakan pasir di sungai Gangga sebagai pasir?"
"Demikianlah wahai Begawan, Tathagata menyebutnya sebagai pasir."
Pengulasan Dharmaraja:
Apakah pasir sungai Gangga berjumlah banyak? Pasir sungai Gangga tak terhitung banyaknya.
Teks Sutra:
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? jika setiap butir pasir dalam satu sungai Gangga, diibaratkan sebagai satu sungai Gangga, …"
Pengulasan Dharmaraja:
Jika semua pasir di sungai Gangga, setiap butir pasir tersebut sama dengan satu sungai Gangga.
Teks Sutra:
"Buddhaloka berjumlah sama dengan jumlah butiran pasir semua sungai Gangga dalam perumpamaan tadi, apakah Buddhaloka tersebut bisa dikatakan banyak? "
"Ya, Begawan, sangat banyak. "
Pengulasan Dharmaraja:
Loka Tathagata setara dengan jumlah dari semua pasir tersebut, bukankah ini sangat banyak?
Ya! Sangat banyak.
Teks Sutra:
Buddha memberi tahu Subhuti, : Subhuti, berbagai jenis batin para makhluk yang ada di keseluruhan Negeri Buddha ini, Tathagata memahami mereka semua. Mengapa demikian?"
Pengulasan Dharmaraja:
Di setiap alam suci, di setiap Negeri Buddha, isi batin dari setiap makhluk di sana, Buddha mengetahui semuanya. Apa sebabnya?
Teks Sutra:
Tathagata mengatakan, "Apa yang Tathagata sebut sebagai batin sesungguhnya bukanlah batin, hanya dinamakan sebagai batin. Mengapa? Subhuti, batin lampau tidak dapat diperoleh, batin sekarang tidak dapat diperoleh, batin mendatang tidak dapat diperoleh. "
Pengulasan Dharmaraja:
"Buddha memahami berbagai jenis batin tersebut." Pikiran dari semua makhluk, Buddha mengetahui semuanya. Sebab semua pikiran, semua batin bukan pikiran, bukan batin. Sehingga dikatakan bahwa batin lampau tidak dapat diperoleh, batin sekarang tidak dapat diperoleh, batin mendatang tidak dapat diperoleh. "Berbagai jenis batin tersebut bukan batin." Batin semua makhluk laksana pasir sungai Gangga, tidak bisa dihitung banyaknya, berbagai jenis batin tersebut sama sekali tidak bisa dipahami, tapi karena bukan batin, karena batin tidak bisa diperoleh, maka tiada suatu yang diperoleh.
Dharmaraja Liansheng melanjutkan, saat di dunia ada 7 miliar manusia, mengapa Buddha bisa mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh 7 miliar manusia ini? Sebab batin lampau tidak dapat diperoleh, batin sekarang tidak dapat diperoleh, batin mendatang tidak dapat diperoleh. Sebab yang dipikirkan oleh setiap insan, semua tidak dapat diperoleh. Tidak ada satu orang pun yang bisa memperoleh selamanya. Sekalipun punya uang, sanggup membeli banyak rumah, tapi pada akhirnya juga tidak memperoleh suatu apa pun. Entah itu mobil, rumah, atau uang, semua tidak bisa memperolehnya. Tidak ada orang yang bisa benar-benar memperoleh sesuatu. Sekalipun dalam hidup ini bisa memperpanjang umur, tapi pada akhirnya tetap meninggal dunia. Inilah batin tidak dapat diperoleh, sebab Tathagata memahami bahwa pikiran semua makhluk tidak bisa diperoleh.
Dharmaraja Liansheng melontarkan pertanyaan, kelak Anda bisa memperoleh apa? Ada orang yang merasa dia sangat cantik, dan timbul kesombongan, tapi sesungguhnya ini juga tidak abadi, kecantikan dan keremajaan tidak akan abadi, tidak ada suatu apa pun yang abadi. Berupaya sekuat tenaga pun, entah itu masa remaja atau masa tua, semua tidak dapat digenggam. Dharmaraja Liansheng mencontohkan diri sendiri untuk menjelaskan ketidakkekalan kehidupan, diri sendiri juga pernah muda, dan menua. Dharmaraja Liansheng juga mencontohkan bahkan Dinasti dan presiden pun silih berganti, berganti Dinasti dan ganti generasi adalah fenomena wajar, walau semua raja mendambakan umur tanpa batas, bahkan meneliti perihal pil umur panjang, tapi tidak ada satu pun yang bisa berhasil.
Dharmaraja Liansheng berpesan, ingatlah dalam hati Anda: "Tiada suatu yang dapat diperoleh.", dengan demikian Anda bisa memutus tabiat buruk, memutus kemelekatan, memutus kerisauan batin. Harta, rupa, nama, makan, dan tidur, sesungguhnya tidak ada siapa pun yang bisa memperoleh sesuatu. Tathagata bisa memahami batin semua insan karena batin semua insan bukan batin. Semua makhluk dikarenakan tidak sadar, tidak bisa memotong kerisauan batin, tabiat buruk dan kemelekatan. Jika bisa memotongnya, maka pasti bisa memperoleh Anuttara Samyak Sambodhi. Makna dan tujuan dari Sutra Vajra adalah memotong semuanya, menghancurkan semua, merupakan Sutra yang tak lapuk. Dalam pandangan mata Tathagata, segala sesuatu di semesta ini ibarat ulat di kakus, merayap naik, merayap turun, pada akhirnya tidak memperoleh suatu apa pun.
Usai upacara, Rainbow Temple telah mempersiapkan kue tar yang indah demi merayakan hari baik ini, perwakilan Rainbow Temple juga mempersembahkan bunga segar yang cantik. Di penghujung acara, semua menyanyikan "Terima Kasih Mahaguru", menggunakan bahasa tangan mengungkapkan rasa terima kasih terhadap Mahaguru. Lagu ini membangkitkan rasa haru Dharmaraja Liansheng, dan segenap siswa yang berpartisipasi secara daring, semua mengalirkan air mata bahagia penuh rasa syukur. Sekalipun segenap siswa sedang tekun belajar dan mengamalkan "Batin lampau tidak dapat diperoleh, batin sekarang tidak dapat diperoleh, batin mendatang tidak dapat diperoleh." Tapi tetap berdoa semoga keindahan masa-masa ini, abadi dalam sanubari setiap siswa.
Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Padmakumara kepada segenap siswa yang hadir secara langsung, upacara kali ini telah sempurna dengan penuh rasa haru dan sukacita.
Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://tbnewshq.org/epaper_detail2125.htm
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmakumara