10 April 2022 Upacara Agung Homa Bhagavati Cundi di Rainbow Temple

10 April 2022 Upacara Agung Homa Bhagavati Cundi di Rainbow Temple

#LiputanTBSN

Pada tanggal 10 April 2022, pukul 3 sore, suara Mantra Hati Padmakumara berkumandang dari dalam bhaktisala Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat, Anuttara Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu melangkah masuk ke dalam bhaktisala, segenap siswa dengan khidmat bernamaskara menyambut kedatangan Dharmaraja. Berikutnya, Upacara Homa Bhagavati Cundi pun dimulai.

Usai Homa, Dharmaraja dengan ramah menyapa semuanya. Dilanjutkan dengan memperkenalkan Yidam Homa hari ini: Bhagavati Cundi (Zunti Fomu-準提佛母). Ada tiga gelar Vajra dari Bhagavati Cundi: Vajra Vijaya, Vajra Vimala, dan Vajra Sesuai Harapan. Selain itu, Bhagavati Cundi mempunyai dua Raja Naga: Raja Naga Nanda dan Raja Naga Upananda, keduanya berdiri di sisi kanan dan kiri padmasana. Bhagavati Cundi menjelma dari Tathagata Mahavairocana, pada saat yang sama juga merupakan penjelmaan dari Buddha Sakyamuni. Selain itu, Beliau memiliki Asta Maha Bodhisatwa sebagai parivar, yaitu: Bodhisatwa Avalokitesvara, Bodhisatwa Maitreya, Bodhisatwa Akasagarbha, Bodhisatwa Samantabhadra, Bodhisatwa Vajrapani, Bodhisatwa Manjusri, Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin, dan Bodhisatwa Ksitigarbha. Asal-usulnya tidak biasa, bahkan sangat agung. Cundi merupakan satu-satunya di antara 8 Yidam utama Zhenfo Zong yang bisa dijadikan sebagai Yidam sekaligus Dharmapala.

Delapan belas lengan Bhagavati Cundi merepresentasikan delapan belas Sadhana Avenika, sadhana ini ditransmisikan oleh Acarya Pufang (普方上師) kepada Dharmaraja Liansheng. Tantra Tiongkok, Tantra Tiantai, dan Tantra Timur, semua sangat menghormati Bhagavati Cundi, merupakan Yidam yang paling penting. Dharmaraja merasa umat kurang mengenal Bhagavati Cundi, sehingga khusus mengenalkan lebih detail, jika Anda dapat kontak yoga dengan Bhagavati Cundi, maka Kebuddhaan tidak menjadi masalah. Dharmaraja Liansheng juga mengungkapkan fenomena langka dalam Homa hari ini: Ada dua penyeberangan yang istimewa, yaitu seorang aktor yang pernah masyhur: Jimmy Wang Yu (王羽) dan Jeanette Lin Tsui (林翠), mereka bersama menerima penjemputan Bhagavati Mahacundi.

Dharmaraja Liansheng mengumumkan Yidam Homa minggu depan: Bhagavati Kurukulla (Gulugulie Fomu-咕嚕咕咧佛母), Mantra Hati: "Om. Gulugulie. Chuli. Suoha", "Chuli" dalam Tantra Timur, sama dengan "Xie" dalam Tantra Tibet. Dharmaraja Liansheng sangat menjunjung tinggi Bhagavati Kurukulla, Dharmaraja juga memberitahu semua, meskipun sudah menikah, bukan berarti tidak lagi memerlukan vasikarana, segala macam jodoh antar manusia, baik itu di tempat kerja maupun dalam organisasi, jika Anda ingin disukai dan dihormati oleh khalayak dalam relasi, Anda bisa memohon daya adhisthana dari Bhagavati Kurukulla. Dalam segala lingkungan, Bhagavati Kurukulla merupakan sosok Yidam yang sangat penting. Hidup di dunia ini, relasi sangat penting. Jika Anda tidak dapat menangani permasalahan relasi dengan sesama, malah bersikap antisosial, maka Anda akan menjadi seperti seekor burung yang terbang sendiri. Semua yang terlahir di alam suci Buddha, pergi ke sana naik Bahtera Dharma bersama-sama, sukacita bersama, oleh karena itu di Sukhavatiloka tidak mungkin ada orang yang antisosial.

Sebelum masuk sesi "Anda Bertanya Saya Menjawab", Dharmaraja mengisahkan sebuah lelucon yang sarat makna, supaya semua tidak meremehkan siswa yang tinggal kelas. Meskipun Dharmaraja Liansheng pernah tinggal kelas, tapi pada akhirnya menjadi seorang pemimpin spiritual. Dharmaraja menasehati supaya semua tidak memandang rendah diri sendiri, mesti tekun berusaha, dengan demikian pasti bisa mencapai keberhasilan.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

1. Bagaimana cara memberi persembahan kepada makhluk hidup di saluran pembuangan air atau makhluk di tiga alam rendah? Misal saat kita buang air kecil maupun buang air besar di toilet, atau air bekas cucian buah, atau teh yang telah dipersembahkan kepada Buddha, saat hendak memberikannya kepada makhluk di alam rendah apa yang mesti diucapkan? Apa perlu merapal Mantra?

Dharmaraja menjawab: Silakan membaca dalam buku nomor 79 "Kemujaraban Mantra dan Mudra" , di sana ada beberapa mantra. Dharmaraja memperagakan merapal Mantra BAB, Mantra Basuh, Mantra Tolak Noda, dan Mantra Cuci Tangan.

Mantra BAB: "Om. Hen Lu Tuo Ye. Suoha" (3 kali)
Mantra Basuh: "Om. He Qiu Mi Li Di. Suoha" (3 kali)
Mantra Tolak Noda: "Om. Shi Li Yu Po Li. Suoha" (3 kali)
Mantra Cuci Tangan: "Om. Zhu Jia La Ye. Suoha" (3 kali)

Untuk memberikan persembahan kepada makhluk hidup di saluran pembuangan air, saat menggunakan toilet, visualisasi permukaan bumi merekah, di bawah ada makhluk di tiga alam rendah, kemudian persembahkan air seni dan kotoran Anda, setelah selesai, permukaan bumi menutup kembali, rapal lagi Mantra Toilet. Saat mencuci sayur atau buah, bisa sambil merapal Mantra Tolak Noda.

Demi menghindari perbuatan menyalahi roh suci pratima Buddha, saat menggunakan toilet, saat mandi, saat membasuh diri, atau saat cuci tangan, mesti bisa merapal empat Mantra Tantra tersebut, dengan demikian bisa menyingkirkan kotoran, dan terhindar dari dosa kekotoran.

2. Amoghapasalokesvara dan Syama Tara merupakan penjelmaan dari Bodhisatwa Avalokitesvara, mengapa mulabhumi dari keduanya adalah Buddha Amoghasiddhi dan bukan Buddha Amitabha?

Dharmaraja Liansheng menjelaskan, belum tentu, sesungguhnya akar dari Pancadhyani Buddha adalah Adi Buddha atau Buddha Adharma, disebut juga Tathagata Raja Samantabhadra. Jika hendak dibedakan secara detail, Buddha Amitabha merepresentasikan Pratyaveksanajnana, Buddha Amoghasiddhi merepresentasikan Krtyanusthanajnana, Buddha Vairocana di tengah merepresentasikan Dharmadhatusvabhavajnana, di dalamnya juga mencakup empat jenis jnana yang lain. Singkat kata, Pancadhyani Buddha memiliki akar yang sama, perbedaan hanya demi memudahkan dalam bhavana, kita tidak perlu terlalu membeda-bedakan.

3. Tiap kali bersadhana, pada sesi persembahan, kita akan mengucap: Ke atas dipersembahkan kepada Mulacarya dan Buddha Bodhisatwa, ke tengah dipersembahkan kepada Vajra Dharmapala, para Daka dan Dakini, para Dewata dan Naga, bukankah Vajra adalah penjelmaan Buddha? Seperti Vajra Yamantaka, Vajra Mahottara Heruka, kenapa masih menyebut persembahan kepada Vajra Dharmapala tergolong persembahan ke tingkat tengah?

Jawaban Dharmaraja Liansheng:
Urutan nama hanya demi kemudahan, tidak mengucapkan "ke atas" atau "ke tengah" juga tidak masalah, Buddha dan Bodhisatwa tidak dibedakan besar dan kecil. Pada dasarnya, Mulacarya adalah mula dari transmisi Dharma, sehingga pertama-tama mesti mempersembahkan kepada Mulacarya, kemudian ke atas kepada Empat Tingkat Makhluk Suci, ke tengah kepada Vajra Dharmapala dan para Dewata, dan terakhir, ke bawah kepada semua makhluk di enam alam.

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra: Bagian 27, Tiada Pemutusan dan Tiada Kelenyapan
"Subhuti, jangan berpikir bahwa Tathagata merealisasi Anuttara Samyaksambodhi bukan berdasarkan berbagai atribut keagungan. Subhuti, janganlah menganggap demikian. Janganlah mengira bahwa seseorang yang membangkitkan tekad Anuttara Samyaksambodhi, menyatakan bahwa seluruh objek pikiran bersifat kelenyapan. Janganlah menganggap demikian! Mengapa? Seseorang yang membangkitkan tekad Anuttara Samyaksambodhi berpandangan bahwa seluruh objek pikiran tidak dinyatakan bersifat kelenyapan."

Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa ini adalah bagian yang paling sukar dijelaskan, Sutra Vajra terus menekankan: "Tiada atribut diri, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, dan tiada atribut jangka waktu kehidupan.", diumpamakan seperti di atas bulan, di sana tidak ada baik dan buruk, bahkan ruang dan waktu, serta harta benda tidak memiliki arti lagi, ini juga merepresentasikan sunya dan uccheda (pemutusan dan kelenyapan). Tapi tajuknya mengungkapkan tiada uccheda, apa sebabnya? Dharmaraja Liansheng menggunakan bahasa sehari-hari: Buddha memberitahu Subhuti, jangan mengira bahwa Tathagata memperoleh Anuttara Samyaksambodhi tanpa berdasarkan pada kelengkapan atribut keagungan (32 atribut utama dan 80 atribut minor). Jika mempertahankan konsep pemikiran tersebut, saat membangkitkan Bodhicitta dan membabarkan Dharma, pembabaran Buddhadharma merepresentasikan ketiadaan dan uccheda, ini tidak boleh! Mengapa? Saat membangkitkan Bodhicitta, membabarkan Dharma tidak membabarkan atribut pemutusan dan kelenyapan.

Dharmaraja melempar pertanyaan mengajak semua untuk merenung: Bukankah Buddha membabarkan kepada semua mengenai sunya, jangan melekat pada atribut, jangan ada diri, pribadi, makhluk hidup, dan jangka waktu kehidupan? Kenapa membangkitkan Bodhicitta tidak boleh membabarkan sunya dan kelenyapan? Dharmaraja melempar pertanyaan kepada semua yang hadir di lokasi, Dubes Daniel T.C. Liao (廖東周) mengangkat tangan dan menjawab.

Dubes Daniel T.C. Liao mengungkapkan bahwa dalam 600 bagian Sutra Mahaprajnaparamita, yang dibabarkan dalam Sutra Vajra dimulai dari bagian 577. Prajna yang dibabarkan dalam Sutra Mahaprajnaparamita adalah tak terhingga, tanpa awal dan tanpa akhir, jika ada kelenyapan, berarti bhavana masih sampai tingkatan Arhat atau cukup sampai memiliki 32 tanda keagungan. Jika mereka yang memiliki 32 tanda keagungan dianggap sebagai Tathagata, berarti Raja Cakravartin juga sudah mencapai tingkat Tathagata. Dalam Sutra Avatamsaka, ketika Raja Cakravartin ingin menitis ke bhumi ke-10 dengan mengandalkan daya agung Buddha, mereka hanya bisa menitis ke bhumi ke-2. Bhumi ke-9 hanya bisa menjadi Raja Mahabrahma dalam dua ribu sistem dunia, bhumi ke-8 hanya Raja Mahabrahma dalam seribu sistem dunia.

Ini menandakan ketika kita memiliki kebijaksanaan tak terhingga, dalam proses bersadhana tidak akan melekat pada konsep kelenyapan. Sutra Buddha memberitahukan supaya kita tidak melekat pada konsep bahwa hanya yang memiliki 32 tanda keagungan barulah Tathagata, tapi bukan berarti kita membuang konsep tersebut. Buddha membabarkan Dharma di Jambudvipa, bisa jadi memiliki atribut fisik yang sangat baik. Contohnya Dharmaraja, jika dibandingkan dengan kita, beliau memiliki atribut terbaik, tapi ini bukan satu-satunya. Kita bisa menggolongkannya sebagai syarat utama dan syarat pelengkap. 32 tanda keagungan adalah syarat utama, sedangkan syarat pelengkap seperti Dharmaraja: Dharmadesana, menulis, melukis, dan konsisten berbhavana, ini barulah merupakan daya tak terhingga dan kebijaksanaan tak terhingga. Setelah mendengar, Dharmaraja Liansheng memuji jawaban dubes Daniel sangat baik, dapat diketahui beliau tekun mempelajari Buddhadharma. Dharmaraja juga mengimbau supaya anggota Sangha juga tekun mendalami pustaka Buddhis, dan tekun belajar Dharma.  

Mengenai 32 atribut keagungan, Dharmaraja mengungkapkan bahwa kemarin malam memperoleh petunjuk dari Buddha dan Bodhisatwa perihal Raja Cakravartin. Ada empat macam Raja Arya yang memutar Cakra Dharma, antara lain: Raja Arya Cakra Emas, Raja Arya Cakra Perak, Raja Arya Cakra Perunggu, dan Raja Arya Cakra Besi, Dharmaraja Liansheng pernah menjadi salah satunya. Bodhisatwa Ksitigarbha, Bhagavati Cundi, Bodhisatwa Manjusri, Bodhisatwa Avalokitesvara, Raja Pundarika, dan banyak raja dari berbagai alam Buddha, semua merupakan Raja Cakravartin, semua memiliki 32 atribut keagungan.

Dharmaraja menjelaskan lebih lanjut, konsep Madhyamaka bersumber dari tiada pemutusan dan tiada kelenyapan. Semua yang kita lihat saat ini adalah kondisi ada, tapi semua adalah wujud ilusi yang muncul dari ilusi, ada sama saja dengan tiada! Oleh karena itu disebut sunya, tapi bukan uccheda, karena uccheda adalah nihilisme. Dharmaraja memberi contoh pengalaman beliau bersama ayahanda mendiskusikan mengenai kekosongan, uccheda berarti tiada segala sesuatu, sehingga tidak perlu berbhavana, jatuh ke dalam nihilisme. Ada adalah ilusi, kita semua meminjam ilusi untuk meninggalkan ilusi. Dalam misteri alam, dengan alamiah ada materi, kita tidak bisa mengatakan terputus, juga tidak mengatakan lenyap.

Semua insan punya Buddhata, suci, dan muncul dengan sendirinya setelah mencapai keberhasilan bhavana, ini bersumber dari diri sendiri, berarti menyeberangkan diri sendiri, bukan orang lain yang datang untuk menyeberangkan Anda. Setelah belajar Buddhadharma, menyucikan diri sendiri sampai Buddhata muncul, inilah keberhasilan. Menyatakan atribut uccheda setelah membangkitkan Bodhicitta, merepresentasikan tidak ada makhluk yang bisa diseberangkan, berarti tidak perlu lagi membangkitkan Bodhicitta. Padahal dengan membangkitkan Bodhicitta, kita baru bisa menyucikan diri, mencapai keberhasilan, melebur dalam Buddhata, memperoleh tingkat bhavana. Dharmaraja menyebutkan bahwa satu patah kata yang diungkapkan oleh dubes Daniel sangat tepat: "Pembabaran Dharma tidak dihitung." Tidak menghitung sudah membabarkan Dharma berapa banyak, sudah menyeberangkan berapa insan, sudah menulis berapa buku, sudah membantu berapa banyak insan, melainkan tiada konsep pahala, melakukan tanpa pamrih.

Madhyamaka yang dibabarkan oleh Bodhisatwa Nagarjuna, terlebih dahulu utpattikrama, baru kemudian mencapai Sampannakrama, kondisi ada dan sunya mesti berpadu. Bukan ada, bukan sunya, bukan pula di tengah keduanya, melainkan keduanya berpadu. Seperti yang disebutkan dalam Sutra Hati: "Sunya tidak berbeda dengan rupa, rupa tidak berbeda dengan sunya, rupa adalah sunya, sunya adalah rupa." Ada adalah sunya. Oleh karena itu, bhavana dimulai dari kondisi ada, membangkitkan Bodhicitta, menyucikan semua, baru bisa masuk sunyata, menampakkan Buddhata.

Jika mengatakan ada pemutusan dan kelenyapan, berarti terjerumus dalam nihilisme. Berbhavana mengutamakan menyucikan diri sendiri, baru bisa menampakkan Buddhata. Inilah makna utama Buddhadharma, rupa dan sunya berpadu, ini adalah Madhyamaka dari Bodhisatwa Nagarjuna.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng memandu semua untuk bernamaskara, kemudian menerima ungkapan terima kasih dari segenap siswa yang berpartisipasi melalui Zoom. Berikutnya, Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bhagavati Cundi kepada segenap siswa yang hadir di lokasi, dengan demikian upacara hari ini telah sempurna.

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Alamat Tbboyeh: 
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BhagavatiCundi
Yidam homa minggu depan #BhagavatiKurukulla
#SutraVajra

Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://ch.tbsn.org/news/detail/1578/2022%E5%B9%B44%E6%9C%882%E6%97%A5%E8%A5%BF%E9%9B%85%E5%9C%96%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E6%BA%96%E6%8F%90%E4%BD%9B%E6%AF%8D%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。