17 April 2022 Upacara Agung Homa Bhagavati Kurukulla di Rainbow Temple

17 April 2022 Upacara Agung Homa Bhagavati Kurukulla di Rainbow Temple

#LiputanTBSN

Pada tanggal 17 April 2022, Dharmaraja Liansheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat, untuk memimpin Upacara Agung Homa Bhagavati Kurukulla (Gulugulie Fomu-咕嚕咕咧佛母), Dharmaraja Liansheng mengumumkan bahwa tanggal 24 April adalah Upacara Homa Bhagavati Usnisavijaya (Zunsheng Fomu-尊勝佛母). Dalam Tantra Tibet, Bhagavati Usnisavijaya, Buddha Amitayus, dan Sita Tara dipandang sebagai symbol berkah, panjang umur, dan manggala, disebut sebagai Trini Arya Dirgahayu. Mantra Bhagavati Usnisavijaya adalah: "Om. Pulong."atau "Om. Bulin."Dahulu Guru Pufang (Pufang Shangshi-普方上師) mengajarkan kepada Dharmaraja Liansheng, setelah selesai bersadhana mesti merapal: "Om. Pulong", kemudian menggunakan pelafalan dari Tantra Timur menjadi: "Om. Bulin.", bermakna mulia dan unggul (Vijaya). Di bagian akhir ritus sadhana Zhenfo Zong merapal tiga kali Mantra Paripurna: "Om. Bulin.", melambangkan pahala, terang, dan Dharmabala dari Bhagavati Usnisavijaya paling unggul!

Bhagavati Kurukulla dan Raga Vidyaraja merupakan Yidam vasikarana dalam Zhenfo Zong, sekte Kagyudpa Tantra Tibet sering menjadikan Bhagavati Kurukulla sebagai Yidam rahasia, sedangkan Yidam dari Kakek Guru kita, Thubten Dhargye adalah Bhagavati Kurukulla yang merupakan penjelmaan dari Buddha Amitabha. Yidam pujabakti kemarin, Guru Padmasambhava juga merupakan penjelmaan dari Buddha Amitabha. Dharmaraja Liansheng adalah titisan Padmakumara, juga penjelmaan dari Buddha Amitabha. Bhagavati Kurukulla, Guru Padmasambhava, dan Dharmaraja Liansheng, ketiganya terhubung erat tak terpisahkan. Banyak Mahasiddha menjadikan Bhagavati Kurukulla sebagai Yidam, banyak politikus dan artis terkenal di kehidupan lampau mencapai keberhasilan Sadhana Bhagavati Kurukulla, sehingga saat terlahir kembali dapat memikat khalayak dan memiliki banyak fan.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Pertanyaan dari siswa di Singapura:
1. Jika terjadi peperangan di negara, sebagai pemimpin atau sebagai prajurit, semua akan mendapatkan tugas untuk membunuh musuh demi melindungi negara, saat itu, apa yang mesti kita lakukan? Apakah kabur supaya terhindar dari perbuatan membunuh? Atau mesti maju dengan berani? Dalam hal melindungi negara, bagaimana supaya selaras dengan Buddhadharma?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Lari dari tanggung jawab sebagai prajurit merupakan pelanggaran terhadap hukum negara, tapi berani membunuh musuh berarti membunuh makhluk hidup, ini serba sulit. Saya menyarankan, patuhi hukum negara yang berlaku, jika terpaksa membunuh musuh, di saat istirahat lakukan penyeberangan arwah. Banyak umat Zhenfo Zong di Amerika Serikat hidup dari usaha kuliner, kadang terpaksa menyembelih, mereka mesti merapal Dharani Sukhavativyuha (Wangshengzhou) untuk menyeberangkan arwah, demikian juga dengan prajurit."

2. Jika dalam hati tidak menyimpan niat buruk, tapi tidak sengaja melakukan perbuatan buruk, apakah akan menghasilkan karma buruk? Misalnya, dengan niat baik menjodohkan dua orang, akhirnya mereka saling membunuh (Niat baik malah menjadi masalah buruk); Atau menjadi agen properti, menjual rumah (tidak tahu bahwa fengsuinya buruk), akhirnya fengsui yang buruk malah mencelakai pemilik rumah tersebut. Apakah jika niat kita baik, maka hasilnya juga akan baik? Atau, meskipun tidak sengaja, tapi dalam pelaksanaannya membuahkan hasil yang buruk, apakah akibat dari perbuatan ini tetap memberi pengaruh buruk?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
Inilah mengapa pada masa Buddha ada masa varsa (Pali: vassa), yaitu masa musim hujan di India, anggota Sangha berdiam di kediaman untuk tekun berbhavana, tidak diperbolehkan sembarang keluar, supaya tidak menginjak serangga yang mengakibatkan pembunuhan makhluk hidup. Meski membunuh tanpa sengaja, tetap ada sebab dan akibatnya, tapi jika tidak ada niat buruk, kemudian tidak sengaja melakukannya, sadhaka mesti menekuni pertobatan dan penyeberangan arwah."

3. Patriark ke-6 mengatakan tidak memikirkan kebajikan dan tidak memikirkan kejahatan, tapi kenapa Buddhadharma mengajarkan supaya segenap insan menghindari perbuatan jahat, dan memperbanyak perbuatan baik? Apakah karena menghindari perbuatan jahat dan memperbanyak kebajikan akan mempermudah bhavana? Buddha melampaui bajik dan jahat, tapi kesan yang diberikan kepada segenap siswa Buddha adalah lebih condong ke arah kebajikan, contohnya banyak Buddha yang berikrar untuk menolong semua makhluk, semua sangat welas asih, mengapa demikian?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
Tidak memikirkan kebajikan, tidak memikirkan kejahatan, maksudnya adalah dalam pikiran tidak ada diskriminasi, setelah berbuat baik jangan disimpan terus dalam hati, setelah berbuat baik jangan melekat pada hasilnya, jangan berbuat baik demi pahala, lakukan kebajikan dengan alamiah, dan sadhaka hanya boleh berbuat kebajikan.  Jangan terjerumus menjadi meditasi rubah liar (seolah-olah meditasi, padahal bukan), menjadikan sunyata sebagai alasan dan tidak membedakan yang bajik dan yang jahat. Berbuat baik menghasilkan buah yang baik, berbuat jahat menghasilkan buah yang buruk, harus mawas diri!

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra:
Bagian 29, Ketenangan Laku Wibawa
"Subhuti! Jika ada orang yang mengatakan: ‘Tathagata datang, Tathagata pergi, Tathagata duduk, Tathagata berbaring.’ Berarti orang itu tidak memahami makna yang Aku babarkan. Mengapa? Tathagata tidak datang dari mana pun, demikian pula tidak pergi ke mana pun, oleh karena itu dinamakan Tathagata."

Dharmaraja Liansheng:
"Dalam berjalan, anggota Sangha mesti seperti angin, duduk laksana genta, berdiri laksana pohon pinus, berbaring laksana busur. Saat dua orang berjalan bersama, tidak boleh ribut, tidak boleh terus menoleh ke segala arah. Saat makan harus tenang, tidak boleh sambil kasak-kusuk, mulut tidak boleh makan langsung dari mangkok."

Jika ada orang mengatakan Tathagata (Buddha) datang demikian, pergi demikian, duduk demikian, berbaring demikian, berarti dia belum memperoleh makna sejati Tathagata. Laku wibawa yang sesungguhnya adalah ketenangan batin, tiada pikiran kacau. Tathagata yang sejati berperan sesuai kepantasan, tidak akan hilang kendali, marah berarti hilang kendali, batin tak goyah adalah laku wibawa, ketenangan adalah laku wibawa. Tathagata benar-benar tidak tergoyahkan, sepertinya datang, sepertinya pergi, tapi tidak datang pun tidak pergi, batin tenang.

Dharmaraja Liansheng menyanyikan: "Saat merindukanmu, engkau ada di ufuk langit. Saat merindukanmu, engkau ada di depan mata. Saat merindukanmu engkau ada di hati." Tathagata memenuhi angkasa, saat pikiran kita mengingat Buddha, Buddha akan muncul. Kontak yoga dengan Buddha berarti tak tergoyahkan dan tenang, tak tergoyahkan dan tenang merupakan laku wibawa yang terbaik. Di mana-mana ada Buddha, batin tak goyah, batin tenang, Anda adalah Buddha, ini adalah laku wibawa teragung, bukan lahiriah belaka. Buddhata memenuhi angkasa, tidak datang pun tidak pergi, Buddha adalah angkasa, oleh karena itu disebut Tathagata. Jika batin Anda tak tergoyahkan dan tenang, dengan sendirinya perilaku Anda akan leluasa dan tidak melanggar kepatutan.

Dharmaraja Liansheng mengupas hubungan antara sunyata dengan lokiyadharma, khawatir setelah siswa belajar Sutra Vajra malah berpandangan keliru menganggap segala sesuatu dibiarkan saja, Dharmaraja Liansheng menasihati supaya siswa berperilaku sesuai jalan tengah, bisa memahami sunyata dan mematuhi sila.

Dharmaraja memanjatkan permohonan kepada sepuluh penjuru Bhagavati Kurukulla: Bhagavati di atas, di bawah, dan di delapan penjuru, untuk mengadhisthana dan menjemput segenap arwah terlahir di alam suci, menggunakan anak panah bunga utpala untuk memanah ke sepuluh penjuru, mencapai keberhasilan vasikarana skala kecil, menengah, sampai besar, supaya segenap siswa Zhenfo bisa memperoleh vasikarana, sumber daya tercukupi, kebijaksanaan sempurna, mencapai keberhasilan tolak bala dan paustika (meningkatkan berkah), bhavana berdaya, mencapai keberhasilan terang.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng berpindah ke hadapan layar Zoom untuk berinteraksi dengan segenap siswa. Semua tulus berterima kasih atas Dharmadesana Mahaguru Lu. Dharmaraja Liansheng mengadhisthana segenap siswa yang hadir di arena dan yang berpartisipasi secara daring, supaya memperoleh adhisthana dan perlindungan Bhagavati Kurukulla. Dharmaraja Liansheng juga mendoakan semoga dunia menjadi damai, segenap insan saling menghormati. Upacara pun usai dengan sempurna dan manggala.

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Alamat Tbboyeh: 
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#SutraVajra

Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://tbnewshq.org/epaper_detail2211.htm

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。