9 Maret 2024 Pujabakti Sadhana Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Oleh: Lianhua Hanyu (蓮花涵予)
Pada tanggal 9 Maret 2024, keempat golongan siswa berhimpun bersama di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, bersukacita bersama mengikuti pujabakti hari Sabtu, menyimak Dharmadesana istimewa dari Dharmaraja Liansheng. Istadewata pujabakti hari ini adalah Padmakumara (Lianhuatongzi/蓮花童子). Dharmaraja menyemangati supaya semua berbhavana dengan hati lurus seperti Padmakumara, tidak bengkok. Berbicara juga dengan ucapan kanak-kanak yang polos. Dharmaraja juga mengungkapkan, baru-baru ini sedang menulis karya tulis buku ke-301, kemajuan menulis lebih lamban, sebab beberapa kebenaran bhavana yang sangat penting sudah ditulis dalam buku ke-300. Dharmaraja berharap semoga Arya Vimalakirti, kawan lama dengan pengetahuan baru, menganugerahkan inspirasi.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya: Siswa bertanya mewakili simpatisan yang belum secara resmi bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, mohon Dharmaraja Liansheng berwelas asih memberikan petunjuk. Menurut beliau, sering datang ke tempat ibadah Zhenfo Zong untuk mendengar Buddhadharma, dan berpujabakti Sadhana Tantra Zhenfo bersama umat di tempat ibadah, hal ini bisa membuat beliau lebih memahami Dharmaraja Liansheng dan Zhenfo Zong. Namun, ada Dharmaduta yang memberitahunya: Orang yang belum bersarana, tapi menekuni Sadhana Tantra Zhenfo, berarti melakukan pencurian Dharma, dan akibatnya sangat parah, bisa tertimpa banyak musibah. Setelah mendengarnya, ia tidak berani lagi pergi berpujabakti di tempat ibadah Zhenfo Zong. Mohon petunjuk Mulacarya Liansheng, apakah apa yang dikatakan oleh Dharmaduta tersebut tepat?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Pelanggaran pencurian Dharma artinya: “Belum bersarana, belum menerima abhiseka sadhana, tetapi sudah membaca kitab tata ritual dan menekuni sadhana.” Dahulu, Tantra tergolong rahasia, tetapi kini zaman sudah berbeda, Sadhana Tantra dibabarkan secara luas, banyak informasi mantra, visualisasi, mudra, bahkan yoga, semua diedarkan di internet. Oleh karena itu, meskipun ada pelanggaran pencurian Dharma, tetapi masih bisa ditoleransi, supaya insan yang belum bersarana dapat berpartisipasi dalam pujabakti, mendengar Dharmadesana dari Acarya, sama seperti tamu yang ikut mendengarkan kuliah di perguruan tinggi. Sadhana Tantra yang sangat rahasia tidak boleh sembarang diungkapkan, tetapi informasi umum boleh diketahui oleh mereka.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vimalakirti
Bagian 7, Varga Mengamati Makhluk
“Manjusri bertanya lagi, ada rasa gentar terhadap kelahiran dan kematian. Bodhisatwa mesti berlindung kepada apa? Arya Vimalakirti menjawab: Dalam rasa takut akan kelahiran dan kematian, Bodhisatwa mesti berlindung kepada daya kebajikan Tathagata. Manjusri bertanya lagi. Berlindung kepada daya kebajikan Tathagata, Bodhisatwa mesti menetap pada apa? Jawab: Bodhisatwa yang ingin berlindung kepada daya kebajikan Tathagata, mesti menetap pada membebaskan semua makhluk. Kemudian bertanya lagi. Jika ingin menyeberangkan semua makhluk, apa yang mesti disingkirkan? Jawab: Jika ingin menyeberangkan semua makhluk, mesti menyingkirkan klesa. Kemudian bertanya lagi. Jika ingin menyingkirkan klesa, mesti mengamalkan apa? Jawab: Mesti mengamalkan pikiran benar. Kemudian bertanya, bagaimana mengamalkan pikiran benar? Jawab: Mesti mengamalkan tidak timbul pun tidak lenyap. Kemudian bertanya, Dharma apa yang tidak timbul? Dharma apa yang tidak lenyap? Jawab: Kejahatan tidak timbul, kebajikan tidak lenyap. Kemudian bertanya. Baik dan tidak baik bersumber dari apa?” Jawab: Bersumber dari tubuh. Kemudian bertanya, apa sumber dari tubuh? Jawab: Bersumber dari rasa tamak. Kemudian bertanya. Apa sumber dari rasa tamak? Jawab: Bersumber dari ilusi diskriminasi. Bertanya lagi: Apa sumber dari ilusi diskriminasi? Jawab: Bersumber dari delusi viparita. Kemudian bertanya. Apa sumber dari viparita? Jawab: Tiada menetap adalah sumbernya. Kemudian bertanya, apa sumber dari tiada menetap? Jawab: Tiada sumber dari tiada menetap. Dari tiada menetap, berdiri sarwadharma.”
“Manjusri bertanya lagi, ada rasa gentar terhadap kelahiran dan kematian. Bodhisatwa mesti berlindung kepada apa?”
Tiap insan takut mati, ada rasa takut terhadap kematian. Sebagai seorang Bodhisatwa, mesti berlindung kepada apa supaya terhindar dari rasa takut?
“Arya Vimalakirti menjawab: Dalam rasa takut akan kelahiran dan kematian, Bodhisatwa mesti berlindung kepada daya kebajikan Tathagata.”
Sadhaka tidak perlu takut terhadap kematian, sebab dengan daya Buddhadharma kita dapat terlahir di alam suci, juga dapat berlindung kepada daya Buddha, menjadi Bodhisatwa, bahkan menjadi Buddha. Begitu manusia mati, harta, rupa, nama, semua tidak ada gunanya, hanya Buddhadharma yang berdaya, membuat Anda memiliki perlindungan, oleh karena itu mesti berlindung kepada daya Tathagata.
“Manjusri bertanya lagi. Berlindung kepada daya kebajikan Tathagata, Bodhisatwa mesti menetap pada apa? Jawab: Bodhisatwa yang ingin berlindung kepada daya kebajikan Tathagata, mesti menetap pada membebaskan semua makhluk.”
Arya Vimalakirti menjawab Bodhisatwa Manjusri, jika Bodhisatwa ingin memperoleh daya kebajikan Tathagata, maka mesti melakukan derma Dharma, membabarkan Dharma menyeberangkan semua makhluk. Setelah Anda berlindung kepada daya Tathagata, menghasilkan daya kebajikan, saat itu mesti menyeberangkan semua makhluk.
“Kemudian bertanya lagi. Jika ingin menyeberangkan semua makhluk, apa yang mesti disingkirkan? Jawab: Jika ingin menyeberangkan semua makhluk, mesti menyingkirkan klesa.”
Bila ingin menyeberangkan semua makhluk, mesti menuntun supaya semua makhluk bebas dari klesa. Sebab tanpa klesa berarti tanpa kemelekatan, sehingga insan tersebut telah berhasil dibimbing dan diubah oleh Anda.
“Kemudian bertanya lagi. Jika ingin menyingkirkan klesa, mesti mengamalkan apa? Jawab: Mesti mengamalkan pikiran benar. Kemudian bertanya, bagaimana mengamalkan pikiran benar? Jawab: Mesti mengamalkan tidak timbul pun tidak lenyap.”
Jika ingin menyingkirkan klesa, mesti punya pikiran benar. Apa itu pikiran benar? Arya Vimalakirti menjawab, pikiran benar adalah tidak timbul pun tidak lenyap.
“Kemudian bertanya, Dharma apa yang tidak timbul? Dharma apa yang tidak lenyap? Jawab: Kejahatan tidak timbul, kebajikan tidak lenyap.”
Bodhisatwa Manjusri bertanya lagi, Dharma apa yang tidak timbul? Dharma apa yang tidak lenyap? Arya Vimalakirti menjawab, pikiran buruk tidak timbul, pikiran baik tidak lenyap. Sebab pikiran jahat berarti karma buruk, jangan biarkan ia timbul, jangan biarkan pikiran baik lenyap. Demikianlah, berbuat kebajikan maka Anda terlahir di alam surga.
“Kemudian bertanya. Baik dan tidak baik bersumber dari apa?”
Bodhisatwa Manjusri bertanya, pikiran baik dan pikiran buruk, berakar dari mana? Di mana sumber kebajikan dan kejahatan?
“Jawab: Bersumber dari tubuh.”
Arya Vimalakirti menjawab, sumber dari bajik dan jahat adalah tubuh Anda, yaitu pancaskanda.
“Kemudian bertanya, apa sumber dari tubuh? Jawab: Bersumber dari rasa tamak.”
Pancaskanda bersumber dari rasa tamak. Rupa, vedana, samjna, samskara, dan vijnana, semua timbul dari rasa tamak.
“Kemudian bertanya. Apa sumber dari rasa tamak? Jawab: Bersumber dari ilusi diskriminasi. Bertanya lagi: Apa sumber dari ilusi diskriminasi? Jawab: Bersumber dari delusi viparita.”
Bagaimana timbulnya rasa tamak? Arya Vimalakirti menjawab: “Delusi viparita.” Ilusi pikiran diskriminasi adalah delusi viparita. Dari keberadaan pikiran diskriminasi, mengira yang palsu sebagai asli.
“Kemudian bertanya. Apa sumber dari viparita? Jawab: Tiada menetap adalah sumbernya.”
Delusi viparita, bersumber dari tiada menetap.
“Kemudian bertanya, apa sumber dari tiada menetap? Jawab: Tiada sumber dari tiada menetap. Dari tiada menetap, berdiri sarwadharma.”
Apa sumber dari tiada menetap? Arya Vimalakirti menjawab: “Tiada sumber dari tiada menetap.” Semua bertransformasi menjadi sunya, inilah tiada menetap. Sarwadharma terlahir dari tiada menetap, kesunyataan sejati melahirkan sarwadharma. Pada mulanya tiada suatu apa pun, karena delusi, muncul diskriminasi, sehingga lahir lah berbagai dharma, dan sampai pada tiada menetap, sarwadharma pun lenyap. Namun, dengan tiada menetap membangun sarwadharma, segala fenomena lahir dari tiada menetap.
Dalam bagian sutra ini, Bodhisatwa Manjusri terus melontarkan pertanyaan, dan Arya Vimalakirti menjawabnya satu per satu, jika tiap pertanyaan dan jawaban dirangkai, maka pada akhirnya adalah sunya, dari sunya melahirkan segalanya. Jika dapat memasuki kondisi tiada menetap, tiada yang diperoleh, tiada persoalan, tanpa pamrih, tiada untung dan rugi, berarti telah kembali pada mula.
Hanya dengan tiada suatu yang diperoleh, baru bisa memutus habis semua klesa. Lihat banyak kerajaan besar dalam sejarah, pada masa kini, semua kerajaan tersebut juga sudah punah. Apakah perselisihan kala itu bermanfaat? Tidak bermanfaat. Hidup manusia alangkah baiknya bisa mengupayakan kesejahteraan bersama, bersama menikmati berkat, bersama berbahagia, inilah yang utama.
Pengulasan laksana rangkaian mutiara, membuka wawasan segenap siswa, semua dipenuhi sukacita Dharma. Di ujung acara, Dharmaraja Liansheng berwelas asih mengadhisthana segenap siswa, pujabakti Sabtu ini pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmakumara
Istadewata Pujabakti Minggu Depan #BuddhaBhaisajyaguru