31 Maret 2024 Upacara Agung Homa Bodhisatwa Ksitigarbha di Rainbow Temple
Tampak Risau Tetapi Hati Senantiasa Suci
Dharmaraja Liansheng Membabarkan Dharma Melalui Teladan
Liputan TBSN Yuanxing (願行)
Pada tanggal 31 Maret 2024, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, dengan tulus mengundang kehadiran Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Bodhisatwa Ksitigarbha (Dizangwang Pusa/地藏菩薩). Usai Homa berjalan dengan sangat khidmat, Dharmaraja Liansheng memberitahukan kepada semua, bahwa minggu depan, tanggal 7 April 2024, pukul 15:00 adalah Upacara Homa Vajra Ucchsuma (Huiji Jin’gang/穢跡金剛). Vajra Ucchsuma merupakan perwujudan Hati Buddha Sakyamuni, Beliau dapat menaklukkan semua makhluk halus, sekalipun tempat yang kotor Beliau sanggup pergi, tak gentar, sehingga disebut Vajra Ucchusma. Dharmaraja Liansheng mengajarkan cara membentuk Mudra Vajra Ucchsuma, kemudian mengungkapkan bahwa menurut Sutra, Vajra Ucchusma sanggup mengatasi sesuatu yang bahkan sangat kotor sekali pun.
Dharmaraja Liansheng memperkenalkan, Istadewata hari ini adalah Bodhisatwa Ksitigarbha yang memiliki daya ikrar maha agung, satu-satunya alam suci dalam neraka: Alam Suci Cuiwei. Ikrar Beliau adalah: “Berikrar tidak akan menjadi Buddha selama neraka belum kosong.”, maksudnya adalah, setelah semua insan menjadi Buddha, maka Beliau yang akan terakhir menjadi Buddha. Dharmaraja Liansheng mengungkapkan Beliau memiliki ikrar yang sama: “Jika neraka tidak kosong, dalam setiap kelahiran akan senantiasa menyeberangkan semua makhluk.”
Dalam menyeberangkan makhluk, ada metode raja, yaitu diri sendiri terlebih dahulu menjadi Buddha, baru kemudian menyeberangkan semua makhluk menjadi Buddha; Yang kedua adalah, satu bahtera, yaitu, pembabar Dharma dan pendengarnya naik dalam satu bahtera yang sama; Yang ketiga adalah gembala, yaitu domba ada di depan, gembala ada di paling belakang, semua domba mesti lebih dulu kembali ke asal, gembala berjalan di paling belakang. Bodhisatwa Ksitigarbha menyeberangkan semua makhluk dengan metode gembala, setelah semua makhluk menjadi Buddha, barulah Beliau menjadi Buddha, ini adalah daya ikrar maha maitri karuna, oleh karena itu disebut Bodhisatwa Ksitigarbha dengan ikrar agung.
Ada Enam Ksitigarbha yang sesuai dengan enam alam: alam dewa, manusia, asura, neraka, preta, dan hewan, di dalam tiap ala mini ada Bodhisatwa Ksitigarbha, ikrar karuna Beliau tidak hanya untuk alam neraka, juga mencakup alam surga, alam manusia, alam asura, alam preta, dan alam hewan. Beliau memiliki Enam Duta: Yama Duta, Ratnadhara Kumara, Mahabala Duta, Dewi Maha Maitri, Dewi Ratnagarbha, Devasamgraha Duta. Keenam duta ini merupakan abdi dari Bodhisatwa Ksitigarbha, di antaranya, Mahabala Duta adalah Vajra Mahabala.
◎ Sesi Interaksi Anda Bertanya Saya Menjawab
Ada siswa bertanya:
Dalam Sutra Samghata, Buddha Sakyamuni menyebutkan, insan yang mendengar pintu Dharma Samghata dapat melenyapkan karma buruk lima perbuatan durhaka, dan memperoleh kondisi tak mundur dari Anuttarasamyaksambodhi. Apa isi spesifik dari pintu Dharma ini? Bagaimana pintu Dharma tersebut dapat membantu para insan untuk melenyapkan karma buruk lima perbuatan durhaka dan memperoleh kondisi tak mundur?
Dharmaraja Liansheng menjawab, lima perbuatan durhaka adalah pelanggaran yang sangat besar: Membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh Arahat, merusak keharmonisan Sangha, dan membuat Tubuh Buddha berdarah. Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa asalkan mendengar Sutra Samghata, bisa melenyapkan karma buruk lima perbuatan durhaka, bisa memperoleh kondisi tak mundur. Dharmaraja Liansheng menyarankan, karena siswa tersebut telah memiliki keyakinan, maka lebih baik cepat membacanya, sehingga dapat mencapai keberhasilan.
Dharmaraja Liansheng menyebutkan, pada umumnya kalimat yang akrab didengar oleh umat Buddha berasal dari Sutra Vimalakirti, seperti: “Klesa adalah Bodhi.”, “Loba, dvesa, dan moha, adalah Buddhadharma.”, “Buddha dan Mara satu hakikat, lahir dan mati satu hakikat, lokiya dan lokuttara sama adanya.”, oleh karena itu, sadhaka jangan menyatakan harus mencapai Buddhaksetra, sebab dunia saha juga merupakan Buddhaksetra. Menurut yang dibabarkan dalam Sutra Vimalakirti, saat ini Anda sudah berada di alam suci, lokiya dan lokuttara satu hakikat. Klesa adalah Bodhi. Mara adalah Buddha, Buddha adalah Mara, semua sama, pintu Dharma nondualisme, tidak ada kutub berlawanan, semua absolute. Saat Anda sangat risau, kerisauan adalah Bodhi, ini dibabarkan oleh Arya Vimalakirti. Anda gentar terhadap kematian, Arya Vimalakirti mengatakan bahwa lahir dan mati sama saja, ada orang yang menyatakan: “Sekarang saya sedang menekuni Sadhana Lokiya.”, ada yang mengatakan: “Saya menekuni Sadhana Lokuttara.”, sesungguhnya lokiya dan lokuttara satu hakikat, sama saja.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 8, Varga Bodhimarga
“Bahkan terhadap pelanggaran kecil, merasa sangat gentar; Tampak marah, sesungguhnya senantiasa dalam kondisi welas asih dan sabar; Tampak bersantai, sesungguhnya tekun memupuk kebajikan; Tampak kalut, sesungguhnya senantiasa berada dalam samadhi; Tampak dungu, sesungguhnya memiliki kebijaksanaan menembusi duniawi dan nonduniawi; Tampak palsu, sesungguhnya mengamalkan upaya kausalya, selaras dengan makna semua Sutra ajaran; Tampak angkuh, sesungguhnya laksana jembatan bagi semua makhluk; Tampak penuh kerisauan batin, sesungguhnya hati senantiasa bersih.”
Kemarin Dharmaraja Liansheng menyebutkan, tampak lahiriah melanggar sila, sesungguhnya Bodhisatwa suci bersih, tidak melanggar barang sedikit pun. “Bahkan terhadap pelanggaran kecil, merasa sangat gentar.” Tidak hanya menjaga sila, bahkan terhadap pelanggaran yang sangat kecil pun Beliau sangat takut untuk melanggarnya. Meskipun pelanggaran kecil, Bodhisatwa yang berbhavana sangat gentar, sehingga menjaga sila suci; “Tampak marah, sesungguhnya senantiasa dalam kondisi welas asih dan sabar.” Lahiriah seperti sangat marah, sesungguhnya rupa amarah Vajra Mahabala, namun Beliau sangat welas asih dan sabar. Kemarahannya didorong oleh rasa welas asih, oleh karena itu kemarahan juga menjadi baik.
“Tampak bersantai, sesungguhnya tekun memupuk kebajikan.” Secara lahiriah tampak sangat santai, tetapi di dalamnya terus berbhavana memupuk kebajikan. Seperti siswa Buddha Sakyamuni yang terkemuka dalam divyacaksu, mengapa Beliau memperoleh divyacaksu? Sebab saat Buddha Sakyamuni membabarkan Sutra, ia malah tertidur di bawah, saat itu Buddha Sakyamuni tidak menyangka ia sedang menekuni dhyana tidur, dan mengatakan bahwa jika ia terus tidur, kelak akan terlahir kembali menjadi kepah, cangkang tertutup selamanya, kadang hanya terbuka sedikit, makan sedikit, kemudian tertutup lagi. Oleh karena itu, ia pun semakin tekun, tiap hari tidak tidur, tidak istirahat, akhirnya mata pun buta, kemudian ia memperoleh divyacaksu, oleh karena itu disebut nomor satu dalam divyacaksu. Seolah setiap hari tidur, sesungguhnya ia terus berbhavana.
“Tampak kalut, sesungguhnya senantiasa berada dalam samadhi.” Orang ini kelihatan berpikiran kacau laksana kuda, perhatian tidak terpusat, sesungguhnya, ia terus berada dalam samadhi, kemampuan samadhinya sangat mendalam, ini juga merupakan kebajikan. “Tampak dungu, sesungguhnya memiliki kebijaksanaan menembusi duniawi dan nonduniawi.” Secara tampak luar ia sangat bodoh, tetapi sesungguhnya menguasai Dharma lokiya dan lokuttara. Beliau memahami kebijaksanaan lokiya dan lokuttara. Dharmaraja Liansheng memuji seorang siswa bernama Zhenhong (真鴻), ia memiliki kebijaksanaan, menjaga diri pada jalan kebenaran, tahan banting, rajin, tidak punya pikiran buruk, hawa yang dipancarkan sangat bersih laksana teratai putih.
‘Tampak palsu, sesungguhnya mengamalkan upaya kausalya, selaras dengan makna semua Sutra ajaran.” Secara tampak luar seperti sangat palsu, kadang ucapannya manis, tetapi sesungguhnya dia sedang menjalankan upaya kausalya. “Selaras dengan makna semua Sutra ajaran.” Sama seperti yang dibabarkan dalam Sutra, ia melakukan upaya kausalya demi menyeberangkan insan, mengucapkan hal-hal yang menyenangkan hati orang lain, sesungguhnya demi membimbing insan.
“Tampak angkuh, sesungguhnya laksana jembatan bagi semua makhluk.” Tampak lahiriah sangat sombong, tetapi sesungguhnya sanggup mengorbankan jiwanya demi menyeberangkan semua makhluk, menjadi jembatan, di mana tiap insan bisa berjalan di atasnya, berkat dia semua insan bisa menembusi jalan Bodhi.
“Tampak penuh kerisauan batin, sesungguhnya hati senantiasa bersih.” Kelihatannya ia sering merisaukan beberapa hal, sesungguhnya isi hatinya sangat suci. Bagian ini menyiratkan makna dari “Klesa adalah Bodhi”, bagaimana mungkin klesa adalah Bodhi? Arya VImalakirti mengatakan “satu hakikat”, klesa adalah Bodhi, Buddha adalah Mara, satu hakikat, lahir adalah mati, dan mati adalah lahir. Lokiya adalah lokuttara, lokuttara adalah lokiya.
Arya Vimalakirti mengatakan: Bukan jalan adalah jalan Bodhi, Anda menempuh jalan menyimpang, tetapi sesungguhnya jalan Bodhi. Loba, dvesha, moha, semua adalah Buddhadharma. Berbhavana dari loba, juga bisa menjadi Buddha, berbhavana dari dvesha berarti vajra, berbhavana dari moha berarti Bodhisatwa, saling menembusi. Loba, dvesha, dan moha adalah Buddhadharma, hasrat juga Buddhadharma. Ini yang dibabarkan oleh Arya Vimalkirti, tetapi, untuk mengupas makna Sutra ini juga tidak mudah, sebab Anda mesti memahami Tantra. Dalam Tantra, loba juga bisa menjadi Buddha, mentransformasikan sesuatu yang kelihatannya loba menjadi Buddhadharma, hati dan Istadewata beryoga, prana kedua orang saling sirkulasi, membuka semua lima cakra, inilah bhavana Tantra.
Devsha adalah amarah yang didasari welas asih, marah terhadap orang yang melanggar sila, berbhavana menjadi vajra. Moha, sekuat tenaga melakukan kebajikan, walau sedikitpun tidak menguntungkannya, ia tetap melakukan, tiap hari melakukan kebajikan, sedikit keuntungan pun tidak ada, melakukan kebajikan tanpa pamrih, ini tampak seolah bodoh. Dharmaraja Liansheng menyebutkan diri sendiri: “Kelihatannya orang ini sungguh bodoh, melakukan demikian banyak hal, diri sendiri tidak istirahat, juga tidak ada libur, yang diterima juga sangat sedikit, juga tidak minta banyak, dari Senin sampai Minggu, kembali lagi ke Senin sampai Minggu lagi, satu tahun 365 hari, tanpa libur, terus berkarya, tidak libur barang satu hari pun.”
Dharmaraja Liansheng menyatakan, kelak kediaman Beliau saat ini, Arama Nanshan dan Taman Arama Zhenfo, semua didermakan, kelak Arama Nanshan menjadi Vihara Vajragarbha Nanshan (Nanshan Leizangsi/南山雷藏寺), didermakan menjadi museum peringatan, sebab yang diperoleh dari insan, mesti dikembalikan kepada insan, tidak bertambah pun tidak berkurang. “Tampak penuh kerisauan, sesungguhnya hati senantiasa suci.” Meskipun tampak sangat risau, seperti Gurudara yang memiliki kerisauan sakit, tetapi isi hati Dharmaraja Liansheng sangat tenteram dan bersih.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng menyapa segenap siswa yang berpartisipasi melalui zoom, kemudian menganugerahkan Abhiseka Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha kepada segenap siswa yang hadir secara langsung. Upacara Homa pun telah usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaKsitigarbha
Upacara minggu depan #VajraUcchusma
#SutraVimalakirti