Vihara Vajra Bumi Nusantara dan Sekolah Atisa Dipamkara Menyelenggarakan Upacara Pemberkatan Sanghadana 2024 Mohon Buddha Menetap di Dunia
Pada tanggal 22 Oktober 2024, di Jakarta, Indonesia, Vihara Vajra Bumi Nusantara menyelenggarakan Upacara Sanghadana, melimpahkan jasa kebajikan Sanghadana demi memohon Buddha menetap di dunia, mengadhisthana segenap insan sehat sentosa, bangsa dan negara makmur sejahtera. Kegiatan yang istimewa ini merupakan kesempatan bagi segenap umat untuk memupuk jasa kebajikan Sanghadana, sekaligus membina sukacita dalam berdana dan berbuat kebajikan.
Setiap setahun sekali, Vihara Vajra Bumi Nusantara menggelar kegiatan Sanghadana, dan yang paling menyentuh adalah, penyerahan dana diwakili oleh kepala sekolah dan segenap guru TK, SD, SMP, dan SMA Sekolah Atisa Dipamkara, supaya segenap murid, sejak kecil dapat membina kegemaran berdana dan menumbuhkan rasa penghormatan kepada Sangha, menanam benih derma kebajikan dalam hati mereka semua.
Sekolah Atisa Dipamkara di Jakarta merupakan sekolah resmi Zhenfo Zong yang pertama di dunia, dalam acara kali ini, memegang peranan yang sangat penting, yang terutama adalah segenap murid sekolah berpartisipasi dan dipilih perwakilan untuk menyampaikan persembahan kepada anggota Sangha. Pada hari itu, jumlah murid yang berpartisipasi dalam Sanghadana mencapai lebih dari 800 orang, beserta kepala sekolah, para guru, dan staf sekolah berjumlah 70 orang, keseluruhan hadirin Sanghadana kali ini mencapai sekitar 1200 orang.
Istadewata upacara kali ini adalah Pindola Bharadvaja, sedangkan upacarika adalah Acarya Shi Lianhe (釋蓮訶上師) yang merupakan ketua Divisi Pendidikan TBF (True Buddha Foundation). Upacara didukung oleh para Acarya dari berbagai wilayah dan negara, antara lain:
Ketua Umum TBF: Acarya Lianhua Chengzu (蓮花程祖上師)
Ketua Divisi Dharmabakti: Acarya Shi Liandong (釋蓮東上師)
Ketua Divisi Publikasi: Acarya Shi Lianyue (釋蓮悅上師)
Ketua Divisi Humas: Acarya Shi Lianjia (釋蓮伽上師)
Acarya Shi Lianlai (釋蓮萊上師) dari Singapura; Acarya Shi Lianfei (釋蓮飛上師) dari Vihara Vajra Bumi Nusantara; Acarya Shi Lianyang (釋蓮樣上師) dan Acarya Shi Lianjin (釋蓮妗上師) dari Vihara Padma Suci, Jakarta; Acarya Shi Lianyuan (釋蓮元上師), Acarya Shi Lianpu (釋蓮菩上師), dan Acarya Shi Lianzui (釋蓮最上師) dari Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya, Palembang. Keseluruhan Acarya yang hadir berjumlah 21 orang. Didukung pula oleh Dharmacarya Shi Lianhong (釋蓮轟教授師), dan 11 orang biksu/biksuni: Shi Lianyi (釋蓮易法師), Shi Lianshou (釋蓮手法師), Shi Lianyong (釋蓮泳法師), Shi Lianxia (釋蓮霞法師), Shi Lianyong (釋蓮雍法師), Shi Lianxiu (釋蓮秀法師), Shi Lianqi (釋蓮契法師), Shi Lianjin (釋蓮槿法師), Shi Lianqiao (釋蓮僑法師), Shi Liandeng (釋蓮橙法師), dan Shi Liankang (釋蓮慷法師).
Tamu agung yang hadir, antara lain: Kepala sekolah dan guru-guru SMA, SMP, SD, dan TK Atisa Dipamkara, semua turut berpartisipasi dalam upacara.
Sanghadana Khidmat Membangkitkan Sukacita
Tepat pukul sembilan siang, suara tambur Dharma bertabuh, prosesi murid Sekolah Atisa Dipamkara membawa bunga, dupa, teh, pelita, buah, dan asta manggala, melantunkan Mantra Hati Mulacarya Liansheng, menabuh instrumen pataka, berbaris rapi menyambut rombongan Acarya, biksu, dan biksuni. Upacara pun dimulai dengan khidmat.
Begitu upacara mulai, para perwakilan murid Sekolah Atisa Dipamkara mempersembahkan khata kepada para Acarya, biksu, dan biksuni. Kemudian perwakilan Acarya, biksu, dan biksuni naik ke panggung untuk mempersembahkan khata kepada Buddha Guru, sebagai pernyataan puja syukur tertinggi kepada Mulacarya, atas budi jasa Guru yang tak terhingga. Prosesi berjalan dengan agung, mendamaikan hati, menggugah rasa bakti kepada Guru.
Pelimpahan Jasa dan Pemberkahan
Sebelum Sanghadana dimulai, Acarya Shi Lianhe memandu segenap peserta untuk bersama berpujabakti, menjapa mantra, dan memohon pemberkahan, mendoakan supaya Mulacarya dan Gurudara sehat sentosa, mohon Buddha menetap di dunia, sekaligus melimpahkan jasa semoga segenap umat dapat menyempurnakan lokiya maupun lokuttara, semua membangkitkan Bodhicitta, demi memberi manfaat kepada semua makhluk. Memanjatkan doa semoga Vihara Vajra Bumi Nusantara dapat membabarkan Dharma Tantra Zhenfo dengan lebih luas, mendoakan bangsa dan negara Indonesia aman sejahtera, makmur sentosa.
Usai upacara, Acarya Lianhe Berdharmadesana, menyampaikan bahwa kegiatan Sanghadana selalu mengharukan dan membuat kita semua meneteskan air mata, karena ketulusan umat yang memberikan persembahan kepada Sangha, membuat anggota Sangha bertekad untuk lebih tekun dalam bhavana, lebih tekun dalam belajar Buddhadharma dan membabarkan Dharma lebih luas lagi demi menjangkau lebih banyak insan.
Acarya Lianhe menyemangati segenap peserta, bahwa semua adalah Padmakumara, semua merupakan pilar masa depan Zhenfo Zong. Jika kita semua ingin belajar untuk maju, memperoleh kebahagiaan dalam hidup, berhasil dalam karier, mesti memiliki berkah yang cukup, sebab insan yang berhasil atau insan yang memiliki peruntungan baik, dalam Buddhadharma dikenal sebagai buah dari berkah yang telah ditanam di masa lampau. Bagaimana kita mencukupi berkah? Di dunia ini, pahala dari Sanghadana adalah yang paling besar. Acarya Lianhe mengingatkan, selain memiliki berkah yang cukup, kita juga wajib giat belajar, berkah yang tidak berwujud mesti ditambah dengan ketekunan berwujud, baru bisa menghasilkan keberhasilan, semoga semua senantiasa ingat bahwa belajar sangat penting.
Acarya menyebutkan beberapa petuah terkenal, mengingatkan semua bahwa: “Belajar merupakan investasi terbaik bagi diri sendiri.”, menyemangati semua untuk terus tekun dalam belajar, berinvestasi bagi diri sendiri.
Acara dilanjutkan dengan pembagian piagam penghargaan dan piala bagi para pemenang berbagai lomba di Sekolah Atisa Dipamkara, kemudian para pemenang berfoto bersama dengan Acarya upacarika. Hadiah-hadiah tersebut melambangkan keberhasilan dari para murid dalam ketekunan studi dan bhavana Buddhadharma, serta sebagai penyemangat bagi mereka untuk terus gigih berusaha lebih baik lagi.
Sanghadana Khidmat Mengharukan
Dalam Samyukta Agama disebutkan: “Jika insan memberikan persembahan kepada Sangha, maka ladang berkah tersebut merupakan yang paling unggul.” Menekankan bahwa persembahan kepada Sangha merupakan ladang berkah tertinggi (pahala yang terunggul), sebab Sangha adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam mengamalkan bhavana dan melanjutkan silsilah Buddhadharma.
Acara Sanghadana dimulai, mulai dari murid kelas satu TK Atisa Dipamkara, hingga SMA Sekolah Atisa Dipamkara, semua berbaris dengan rapi untuk menyampaikan persembahan kepada anggota Sangha, ada persembahan berupa kebutuhan materi, dan barang kebutuhan sehari-hari. Berbagai jenis persembahan ini merupakan perwujudan harapan supaya anggota Sangha dapat dengan tenang dan fokus menekuni Buddhadharma, dan menjaga keberlangsungan silsilah Buddhadharma. Selain itu, ada pula persembahan khata sebagai tanda penghormatan tertinggi. Saat Sanghadana berlangsung, para murid menampakkan senyum dan sorot mata yang mengungkapkan kemurnian hati, membangkitkan rasa sukacita dalam sanubari segenap anggota Sangha. Saat menerima persembahan, para anggota Sangha menyampaikan doa restu bagi semua yang telah berpartisipasi mewujudkan persembahan, serta memanjatkan aspirasi dan tekad untuk tambah tekun dalam berbhavana demi membalas jasa semua makhluk, bersama mencapai Kebuddhaan.
Di tengah proses Sanghadana, dipersembahkan pula pentas paduan suara dari murid Sekolah Atisa Dipamkara, suara nan merdu terus melantunkan berbagai lagu Buddhis, serta berbagai lagu bertema Sanghadana, menambah rasa khidmat dan haru dalam proses Upacara Sanghadana.
Di akhir acara, segenap anggota Sangha yang berpartisipasi, umat, dan murid sekolah berfoto bersama mengukir kenangan, menyempurnakan serangkaian acara Sanghadana yang berjalan dengan khidmat. Dalam upacara ini, tidak hanya menampilkan daya Buddhadharma, namun juga menunjukkan perpaduan antara keyakinan dan pendidikan, mengukuhkan fondasi bagi pembabaran Dharma Tantra Zhenfo di masa mendatang.