2 Maret 2025 Upacara Homa Syama Tara di Rainbow Temple

2 Maret 2025 Upacara Homa Syama Tara di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 2 Maret 2025, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Agung Homa Syama Tara. Usai homa, Dharmaraja memberitahukan bahwa jari Minggu depan, tanggal 9 Maret 2025, pukul 2 siang, akan memimpin Upacara Homa Padmakumara (Lianhuatongzi/蓮花童子), mengundang semua untuk berpartisipasi.

Dharmaraja memperkenalkan Bhagavati Syama Tara, serta Gatha Aspirasi Syama Tara:

Aku dan segenap makhluk
Setulus hati berdoa dan mengundang
Bhagavati Arya Syama Tara
Mencabut rintangan usia
Meningkatkan berkah dan kebijaksanaan
Segala harapan dapat tercapai

Dharmaraja Lian Sheng membabarkan tiga ikrar Syama Tara:

Ikrar pertama: Beliau berikrar bahwa selamanya akan menyeberangkan semua makhluk menggunakan wujud perempuan.
Ikrar kedua: Beliau mendukung Bodhisatwa Avalokitesvara, memberikan perlindungan, dukungan, dan adhisthana lebih terhadap makhluk yang menderita, serta menaklukkan rintangan Mara.
Ikrar ketiga: Beliau rela menanggung penderitaan misi Bodhisatwa Avalokitesvara dalam menyeberangkan semua makhluk.

◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 1

“Putra Buddha pratistha, piawai melampaui semua eksistensi. Di berbagai negeri, mencapai keberhasilan dalam laku wibawa. Selaras Buddha memutar cakra, sangat luhur dalam mengamalkan pesan Buddha. Disiplin dalam vinaya kesucian, menjadi teladan bagi triloka. Menghasilkan nirmanakaya tak terhingga, demi menyeberangkan semua makhluk mencapai vimoksa. Mengentaskan semua makhluk di masa mendatang, mengatasi kemelekatan terhadap berbagai objek indra. Mereka, antara lain, bernama: Sariputra Maha Bijaksana, Maha Maudgalyayana, Mahakausthila, Purna Maitrayaniputra, Subhuti, Upanisad, dan lain-lain, yang merupakan siswa utama. Beserta Asaiksa Pratyekabuddha yang tak terhingga banyaknya, beserta mereka yang membangkitkan tekad awal, bersama datang ke tempat Sang Buddha, di kala para biksu menjalani pravarana di akhir varsa, mengakhiri keraguan dalam batin sepuluh penjuru Bodhisatwa.”


Putra Buddha pratistha :
Artinya bukan semata yang menetap dan memimpin sebuah biara

Dharmaraja Lian Sheng menjelaskan, putra Buddha berarti orang yang benar-benar mengemban Buddhadharma, dan mebuat Buddhadharma senantiasa tersiar kepada tiap generasi. Banyak orang keliru mengira “pratistha” sebagai pengurus sebuah biara yang menetap dan memimpin, sesungguhnya, kata menetap merepresentasikan membuat Buddhadharma senantaisa menetap di dunia, sedangkan mempertahankan berarti senantiasa mengamalkan, menyiarkan Buddhadharma. Oleh karena itu, siapa pun yang dapat berbhavana, membabarkan Dharma, dan membuat Buddhadharma menetap di dunia, semua bisa disebut sebagai “pratistha”.

Dharmaraja memberi contoh, meskipun banyak Acarya di vihara vajragarbha pernah menjabat sebagai pemimpin vihara, tetapi makna sesungguhnya dari pemimpin tetap adalah mengemban Buddhadharma, supaya Buddhadharma senantiasa lestari di dunia saha, dan bukan hanya mengelola sebuah vihara.

Melampaui triloka:
Piawai melampaui semua eksistensi

Saat mengupas makna kata “piawai melampaui semua eksistensi”, ini menunjuk pada alam eksistensi: kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu. Kamadhatu adalah alam yang penuh dengan nafsu keinginan, termasuk alam manusia dan enam alam surga. Rupadhatu berarti meskipun sudah tidak ada nafsu keinginan, tetapi masih ada wujud cahaya. Arupadhatu berarti telah melampaui wujud, tetapi masih ada kegiatan kesadaran. Meskipun mengalami berbagai kenikmatan dalam triloka, tetapi masih belum bisa terbebas dari ikatan sebab dan akibat. Oleh karena itu, “piawai melampaui semua eksistensi” berarti telah melampaui triloka, memasuki alam yang lebih tinggi, yaitu alam Arya.

Lebih lanjut lagi, Dharmaraja menunjukkan, di dunia ini, sukarnya membina diri bagaikan sukarnya mencapai surga, kesukaran dalam harta adalah kesukaran mencari nafkah, sedangkan dalam hubungan antar insan ada kesukaran urusan sesama manusia. Dalam masyarakat, keluarga, lingkungan kerja, bahkan antar negara, ada perselisihan, semua bersumber dari nafsu keinginan dan daya karma. Hanya dengan melampaui triloka, baru bisa benar-benar mencapai vimoksa sejati.

Berhasil dalam laku wibawa:
Memperagung alam Buddha

Dalam Sutra disebutkan: “Di berbagai negeri, mencapai keberhasilan dalam laku wibawa”, Dharmaraja menjelaskan, ini berarti menggunakan Buddhadharma utuk membuat bangsa dan negara menjadi teratur dan agung.

Membabarkan Dharma tiada akhir:
Selaras Buddha memutar cakra.

“Selaras Buddha memutar cakra, sangat luhur dalam mengamalkan pesan Buddha.” Dharmaraja menekankan, putra Buddha yang sejati dapat menjaga kesinambungan Buddhadharma, membabarkan Dharma kebenaran Tathagata, mengikuti ajaran Buddha, mentransmisikan Dharma dengan akurat dan tepat.

Selain itu, displin dalam vinaya kesucian atau sila. Dharmaraja menunjukkan, dengan menjaga sila, kita baru bisa berbhavana mencapai kesucian, menjadi teladan bagi kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu, yaitu: “Menjadi teladan bagi triloka.”

Nirmanakaya tak terhingga:
Dharmakaya tanpa batas ruang dan waktu

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, sadhaka yang sejati dapat menghasilkan nirmanakaya tak terhingga, melalui Buddhadharma menghasilkan nirmanakaya yang tak terhitung banyaknya, untuk mencapai berbagai tempat demi membabarkan Dharma dan menyeberangkan semua makhluk. Dharmaraja Lian Sheng sendiri memiliki nirmanakaya di berbagai belahan dunia, meskipun tidak berada di lokasi, tetap dapat menggunakan Dharmakaya untuk memberikan pengaruh dan membimbing siswa.

Acarya Lian Ci (蓮慈上師) memberikan kesaksian, dulu ketika menerima banyak hujatan, beliau merasa sangat sedih, Dharmakaya Mulacarya Lian Sheng menampakkan diri, membabarkan kepadanya perihal : “Menetap di angkasa”, membuatnya tersadar dan bisa legawa. Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, Dharmakaya Beliau juga ada di sisi Biksu Lian Yi (蓮屹法師) di Norwegia, mengejawantahkan semangat menyeberangkan semua makhluk menggunakan nirmanakaya tak terhingga.

Siswa Buddha:
Memiliki kebijaksanaan dan abhijna

Dalam Sutra disebutkan: “Mengentaskan semua makhluk di masa mendatang, mengatasi kemelekatan terhadap berbagai objek indra.” Yaitu, membimbing semua makhluk untuk mencapai tingkatan batin yang lebih tinggi, melampaui kerisauan dan debu indrawi dunia. Meskipun dunia saha ini dipenuhi dengan kesukaran dan ujian, sadhaka mengandalkan Buddhadharma untuk melampaui kesukaran dan duka duniawi, mencapai seberang keleluasaan dan kesucian.

Dharmaraja Lian Sheng membabarkan kebajikan istimewa dari sepuluh siswa utama Buddha:

Maha Bijaksana, nomor satu dalam kebijaksanaan, yaitu Arya Sariputra, merupakan siswa utama dari Buddha Sakyamuni, dalam Hinayana merupakan yang utama dalam kebijaksanaan.

Maha Maudgalyayana, nomor satu dalam abhjina, memiliki daya abhijna yang sangat besar.

Mahakausthila, nomor satu dalam kefasihan berbicara, membabarkan Dharma dengan kefasihan berbicara tanpa rintangan. Ia adalah paman dari Sariputra.

Purna Maitrayaniputra, nomor satu dalam Dharmadesana, dan pernah melukis Buddha Sakyamuni.

Subhuti, nomor satu dalam mencerahi sunya, yaitu Subhuti yang diungkapkan dalam Sutra Vajra, mencerahi sunyata dengan sangat mendalam.

Upanisad, mengamati kekotoran, mencerahi sunya, di alam penuh kekotoran ini, mencerahi bahwa sarwadharma sunya, mencapai vimoksa.

Beberapa siswa ini menjadi yang utama dalam Sangha Buddha, telah membiara selama bertahun-tahun, tekun dalam bhavana, dan menampilkan kebijaksanaan dan abhijna tertinggi dalam berbagai bidang.

Pratyekabuddha:
Mencapai pencerahan dengan upaya sendiri, tanpa Guru.

Dharmaraja mengupas perihal Pratyekabuddha, sadhaka ini tidak perlu bergantung kepada Guru, dapat mencerahi Buddhadharma dari berbagai fenomena dunia. Contohnya: Melihat daun berguguran, melihat bunga mekar dan gugur, dari ketidakkekalan, mencerahi sunyata, kemudian merealisasi Bodhi. Dalam sejarah, Maha Biksu Xu Yun seketika tercerahkan saat cangkir teh jatuh dan pecah, mencerahi anitya dan anatman, pada akhirnya merealisasi kebijaksanaan sunyata yang mendalam.

Ketika sadhaka telah mencerahi Buddhadharma, dan tidak perlu lagi belajar, maka disebut “Asaiksa”. Seperti yang diungkapkan dalam Sutra Vajra, belajar Buddha bagaikan naik perahu untuk menyeberangi sungai, begitu tiba di seberang, tidak perlu lagi melekati perahu tersebut, ini artinya diri ini telah melampaui duniawi, mencapai vimoksa final.

Persamuhan Dharma pravarana:
Sadhaka membagikan pertobatan diri dan perolehan dalam bhavana

Selain itu, Dharmaraja mengungkapkan perihal tradisi varsa. Saat akhir musim panas, anggota Sangha tidak keluar untuk mengembara, melainkan fokus dalam bhavana, supaya tidak mencelakai makhluk hidup lain. Usai masa varsa, anggota Sangha akan melakukan persamuhan Dharma pravarana, membagikan perolehan bhavana di hadapan khalayak, dan secara terbuka mengakui dan bertobat atas kesalahan diri sendiri, demi memurnikan dan memajukan proses bhavana.

Buddha mengajarkan kepada anggota Sangha: “Mesti berani mengakui kesalahan diri sendiri, dengan berani mengakui dan memperbaikinya.” Saat itu, sepuluh penjuru Bodhisatwa berhimpun di satu tempat, demi mengatasi pertanyaan seputar bhavana, dengan tulus mendekati dan bersembah puja kepada Buddha Sakyamuni, memohon makna Buddhadharma yang paling mendalam dan paling absolut. Ini merupakan persamuhan Dharma yang paling istimewa, dipenuhi dengan ketulusan dalam memohon pembabaran Dharma.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Di akhir, adalah sesi interaksi adalah kekuatan, pertanyaan dari siswa di Singapura:
Mahaguru Lu mentransmisikan Sadhana Vajra Vyaghravaktra, satu tangan memegang bendera titah, dan satu tangan memegang hulu ratnakalasa. Mohon petunjuknya, apa manfaat dari hulu? Bagaimana bervisualisasi?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Makna Dharma yang terkandung dalam hulu, yaitu dalam hulu terdapat obat Dharma yang diperlukan oleh tiap insan, memandang kebutuhan sadhaka yang berbeda-beda.

Dalam Sadhana Vajra Vyaghravaktra, Dharmapala memegang bendera titah melambangkan kuasa dari titah, dan hulu yang berbentuk seperti ratnakalasa berisi adhisthana yang tak kunjung habis, sadhaka dapat menggunakan metode visualisasi, membuka mulut hulu, untuk mengambil mestika Dharma yang diperlukan diri sendiri.

Dengan bercanda, Dharmaraja menanggapi perihal pratima Vajra Vyaghravaktra yang membawa kantong, mengungkapkan bahwa itu hanya desain dari pemahat, berarti yang ada di dalam hulu tersebut adalah kantong.

Usai Dharmadesana yang istimewa, Dharmaraja berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bhagavati Syama Tara kepada segenap siswa yang hadir, upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#SyamaTara
Istadewata Homa Minggu depan #Padmakumara

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。