7 Juni 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Sakyamuni dan Memandikan Pratima Buddha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Xiao Fang (曉芳)
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 7 Juni 2025, Dharmaraja Lian Sheng memandu semua untuk berpujabakti Sadhana Istadewata Buddha Sakyamuni (Shijiamounifo/釋迦牟尼佛) di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Usai pujabakti, Dharmaraja Lian Sheng mengundang Guru Mula Buddha Sakyamuni untuk menjemput segenap arwah terlahir di Buddhaksetra nan suci, memancarkan cahaya mengadhisthana segenap umat, sehat sentosa, mencapai keberhasilan bhavana, menyempurnakan santika, paustika, abhicaruka, dan vasikarana, hidup tenteram sejahtera, berkah dan kebijaksanaan meningkat.
Berikutnya, semua bersama menyimak video singkat yang dibuat oleh Tbboyeh, yang memperkenalkan karya tulis Dharmaraja Lian Sheng yang ke-305 “Titik Beku Seattle” yang akan terbit serentak di seluruh dunia pada 13 Juni 2025. Tiap artikel dalam buku ini ditulis dengan perpaduan nasihat welas asih dan kebijaksanaan Buddhadharma dari Dharmaraja Lian Sheng, mengandung kebenaran sejati dari Dharma dan kepedulian yang hangat, memberikan manfaat bagi segenap insan.
Usai menyimak video, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih mengingatkan semua, saat berada di luar wajib memperhatikan keselamatan. Ada umat dari Hong Kong yang karena kurang hati-hati, terpeleset dan cedera, diwajibkan menjalani operasi dan pemulihan, sehingga untuk sementara tidak bisa kembali ke Hong Kong. Ada juga siswa dari New York, yang karena berpuasa, harus dilarikan ke rumah sakit. Dharmaraja Lian Sheng meminta kepada True Buddha Foundation (TBF) untuk memberikan perhatian dan kepedulian, menyemangati segenap siswa untuk saling menjaga, mengamalkan catvari-samgraha-vastuni: berdana, ucapan kasih, perbuatan bermanfaat, dan pendampingan, dengan welas asih membimbing segenap makhluk.
◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 2
“Ananda mengatakan, meskipun kini saya telah mengenali bahwa sifat dari kesadaran penglihatan ini tidak bergantung pada apa pun, tetapi bagaimana saya bisa mengetahui bahwa ini adalah sifat sejatiku?”
Ananda mengatakan: “Meskipun saya mengetahui bahwa Buddha Sakyamuni membabarkan kepada kami, apa itu Batin Sejati Terang nan Luhur, yang tiada bergantung, setelah memperoleh Batin Sejati Terang nan Luhur tidak akan kehilangan, dan ia tidak akan binasa, senantiasa ada. Namun, bagaimana mengetahui apa yang merupakan Batin Sejati Terang nan Luhur? Sesungguhnya di mana kah dia?”
“Buddha memberitahu Ananda, kini Aku akan bertanya kepadamu.”
Buddha Sakyamuni memberitahu Arya Ananda: “Sekarang Aku bertanya kepadamu.”
“Berkat daya agung Buddha, meskipun kini engkau belum memperoleh kesucian anasrava, engkau dapat menyaksikan dhyana pertama, tanpa rintangan.”
Ananda, hingga sekarang Anda belum memperoleh kesucian anasrava, tetapi karena Tathagata menggunakan daya gaib untuk membuat Anda melihat dhyana pertama, membuatmu tidak ada rintangan dalam dhyana pertama.
Anasrava adalah, tubuh tidak tiris, batin tidak tiris. Tubuh tidak tiris berarti kesucian tubuh, batin tidak tiris berarti klesa sudah habis, tidak lagi memiliki kerisauan batin.
“Tetapi Aniruddha, menyaksikan jambudvipa, sejelas melihat buah amala di tengah telapak tangan.”
Arya Aniruddha melihat jambudvipa, semudah dan sejelas melihat buah amala di telapak tangan sendiri.
Arya Aniruddha pernah mengantuk saat Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma, Buddha pun menegurnya, dan ia berikrar untuk tidak lagi tidur selamanya, hingga sepasang matanya buta, tetapi ia tetap tekun, dan pada akhirnya memperoleh divyacaksu.
Jambudvipa adalah benua di selatan. Buah amala adalah buah yang dihasilkan di India, rasanya manis asam.
“Segenap Bodhisatwa, mampu melihat ratusan ribu loka.”
Banyak Maha Bodhisatwa bisa melihat ratusan bahkan ribuan loka.
“Tiada satu pun alam suci yang banyaknya bagaikan butiran debu yang tidak sanggup dilihat oleh sepuluh penjuru Tathagata.”
Sepuluh penjuru Buddha bisa melihat berbagai Buddhaksetra suci sebanyak butir debu di semesta.
“Semua makhluk awam, tidak sanggup melihat dengan jelas, bahkan separuh inchi pun dari itu semua.”
Makhluk dunia saha, hanya bisa melihat paruh inchi, hanya sedikit belaka.
“Ananda, engkau dan Aku, kini dapat mengamati istana tempat kediaman Catur Maharajakayika, di tengah, penuh dengan berbagai macam wujud dan bentuk yang bergerak di air, dataran, dan angkasa, di tempat terang, maupun di tempat teduh, semua itu adalah objek yang dicerap yang engkau bedakan.”
Ananda, Aku dan engkau bersama melihat istana tempat kediaman Catur Maharaja, di antaranya ada di dalam air, dataran, atau di angkasa, meskipun bercahaya, atau gelap, tetapi semua merupakan debu objek belaka, semua adalah rintangan pembedaan.
“Dari situ, membedakan diri sendiri dan yang lain.”
Saat itu, engkau mesti menggunakan penglihatan untuk membedakan diri sendiri dan yang lain.
“Kini Aku memintamu untuk memilih, dari semua yang ada dalam kesadaran visualmu, mana yang secara esensi adalah engkau, dan mana yang merupakan objek pencerapan.”
Sekarang, apa yang engkau lihat? Apa itu Batin Sejati Terang nan Luhur? Anda mesti sudah bisa membedakan.
“Ananda, semua yang engkau lihat dengan penglihatanmu yang paling penuh, mulai dari istana mentari hingga istana rembulan, semua adalah objek, bukan dirimu.”
Ananda, yang engkau lihat, istana matahari, istana rembulan, semua adalah benda, bukan Batin Sejati Terang nan Luhur.
“Hingga tujuh gunung emas, sekelilingnya engkau amati dengan saksama, beserta berbagai macam cahaya, semua itu adalah objek, dan bukan dirimu.”
Terus hingga engkau melihat tujuh gunung emas, cemerlang bercahaya keemasan, tetapi itu juga benda, bukan Batin Sejati Terang nan Luhur.
Menurut agama Buddha, Gunung Sumeru di tengah, di sekeliling Sumeru ada tujuh gunung emas, dan lebih jauh lagi dikelilingi gunung besi.
“Secara bertahap, lebih lanjut mengamati, awan-awan yang bergerak, burung-burung yang terbang, angin yang bertiup, debu yang beterbangan, pepohonan, pegunungan, sungai-sungai, tumbuhan, manusia, dan binatang, semua adalah objek, dan bukan dirimu.”
Secara bertahap, Anda kembali mengamati dengan saksama, awan bergulung-gulung di angkasa, burung terbang, angin bertiup, debu tersapu angin, semua pepohonan, gunung, sungai, manusia, hewan, rumput, bijian, semua adalah benda, semua bukan Batin Sejati Terang nan Luhur.
“Ananda, semua objek pencerapan, jauh maupun dekat, meskipun berbeda satu sama lain, semua terlihat dalam esensi kesadaran visualmu yang murni, tiap objek dikenali secara berbeda dari satu dengan lainnya.”
Buddha menyatakan, benda adalah benda, Batin Sejati Terang nan Luhur adalah Batin Sejati Terang nan Luhur, penglihatan manusia terbatas, hanya bisa melihat sedikit saja, semua yang tampak adalah benda, bukan Batin Sejati Terang nan Luhur.
“Tidak ada perbedaan dalam pemahaman luhur dari esensi kesadaran visual Anda, kesadaran visual Anda ini adalah sifat penglihatan.”
Batin Sejati Terang nan Luhur tidak ada berbagai macam perbedaan, tidak ada perbedaan, inilah Batin Sejati Terang nan Luhur, ini adalah sifat diri terang Anda.
Tiap kali Dharmaraja Lian Sheng mengadhisthana, senantiasa terhubung dengan Istadewata, dengan daya Istadewata, mengadhisthana semua. Terhubung dengan Istadewata, mengandalkan Batin Sejati Terang nan Luhur, bukan mengandalkan batin awam.
Hanya Batin Sejati Terang nan Luhur, baru bisa mengetahui apakah Istadewata atau makhluk halus datang menerima pujana, yang tidak mengetahuinya adalah batin awam. Dharmaraja Lian Sheng pernah menyatakan berjumpa dengan Buddha Sakyamuni, Buddha hadir membantu melakukan penyeberangan, ada juga orang yang tidak percaya, sebab baginya Buddha sudah parinirwana, bagaimana mungkin bisa menampakkan diri? Sesungguhnya, asalkan berbhavana merealisasi Batin Sejati Terang nan Luhur, maka akan memahami ini semua, jika tidak, sekalipun Anda menjadi Acarya, masih tetap awam.
“Jika kesadaran visual adalah objek, maka engkau bisa melihat apa yang Aku lihat.”
Jika Aku melihat benda, maka Anda juga bisa melihat apa yang Aku lihat.
“Jika kita melihat hal yang sama, engkau menyebutnya sebagai melihat-Ku.”
Jika sama, Aku melihatmu, engkau melihat-Ku, disebut sebagai melihat-Ku, sama dengan melihat-ku.
“Saat Aku tidak melihat, mengapa tidak melihat apa yang tidak Aku lihat. Jika melihat apa yang tidak dilihat, dengan sendirinya bukan bentuk yang tidak kita lihat. Jika tidak melihat apa yang tidak Aku lihat, dengan sendirinya bukan objek. Mengapa bukan dirimu? Seperti jika kini engkau melihat objek, maka engkau melihat objek, objek pun melihatmu. Sifat substansi kacau, demikian pula dengan engkau dan Aku, serta semesta ini, semua berada dalam kekacauan.”
“Arya Ananda, saat engkau melihat sesuatu, itu adalah engkau, dan bukan Aku. Sifat kesadaran visualmu tersebar di segala hal, jika itu bukan engkau, maka siapa lagi? Mengapa engkau meragukan bahwa itu adalah Sifat Sejatimu? Mengapa engkau tidak menerimanya dengan jujur, dan malah bertanya kepada-Ku mengenai apa yang sejati?”
Menurut Buddha Sakyamuni, semua yang saling berpandangan, satu benda, satu melihat, maka bukan Batin Sejati Terang nan Luhur. Yang tidak saling berpandangan, satu-satunya yang berdiri sendiri adalah Batin Sejati Terang nan Luhur, inilah hal utama yang dibabarkan oleh Buddha.
Usai Dharmadesana, dilakukan upacara memandikan pratima Buddha, kemudian Dharmaraja Lian Sheng mengadhisthana semua menggunakan vyajanacamara.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaSakyamuni
Istadewata Pujabakti Sabtu depan #BodhisatwaKsitigarbha