Keceriaan Perayaan Hari Jadi Dharmaraja Lian Sheng yang ke-81
Berita Seattle/ Lian Yan (蓮妍)
Tanggal 18 bulan 5 Imlek merupakan hari istimewa turunnya Maha Padmakumara Putih ke dunia saha, merupakan hari yang dirayakan oleh para dewa dan manusia, segenap siswa dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple untuk merayakan hari jadi Dharmaraja Lian Sheng. Kegiatan hari jadi ini merupakan wujud kedalaman ikatan batin antara siswa dan Guru. Pada tanggal 13 Juni 2025, diselenggarakan perjamuan malam perayaan hari jadi. Acarya dibuka dengan alunan piano dari Acarya Lian Ying (蓮碤上師), dilanjutkan dengan pentas ubah rupa dari opera Sichuan, tarian sukacita, lagu gubahan umat dari Indonesia: “Shizun Wo Shen Shen Gan’en Nin” (師尊我深深感恩您), dan lain-lain, seketika arena dipenuhi gelak tawa sukacita.
Masuk acara utama, yaitu Mahadewi Yaochi mempersilakan Dharmaraja Lian Sheng untuk memasuki Taman Surgawi Yaochi, Yunhuafuren memimpin para abdi Mahadewi Yaochi: Shaoluan, Qingluan, dan Youluan, mulai menari gemulai, sepanjang jalan memandu Dharmaraja Lian Sheng dan Gurudara Lian Xiang untuk memasuki persamuhan Yaochi, di tengah perjalanan para Buddha dan Resi hadir untuk memberi ucapan, diiringi dengan tabuhan dewa-dewi gendang, diramaikan oleh Buddha Hidup Qigong yang memiliki daya gaib besar, beserta Dewi Pil Emas, dan lain-lain. Karpet merah terhampar sepanjang jalan, segenap Acarya dan saudara Sedharma mengikuti di belakang, memancarkan semarak cahaya bintang, penuh kasih antara Guru dan siswa.
Acara diisi dengan lagu gembira, komedi, tarian, dan drama, mengubah perjamuan malam dunia menjadi persamuhan surgawi, berbagai pentas yang ditampilkan sungguh istimewa. Pentas tarian menggunakan tema tarian kerajaan Thailand yang megah, para dewi Seattle menarikan tarian Kalavinka Gua Dunhuang, para Acarya, biksu, dan biksuni menarikan tari piring, regu tari Caoyuan menarikan “Kedua Tangan 18 Tahun Menopang Kami Hingga Keabadian”.
Sdri. Huiting dari California dengan piawai memainkan Guzheng dengan alunan melodi “Liang Zhu” dan “Chun Dao Lasa”, Heavenly Harmony Choir mementaskan “Padmakumara di Dunia”, dan yang paling istimewa adalah Sendratari Nelayan Hokkaido dari Taiwan, para senior berusia 65 tahun bersama menarikan sendratari menangkap ikan yang membutuhkan kelincahan, semua bergoyang dengan penuh semangat selaras irama musik, mengundang gelak tawa para penonton, membuat semua sungguh salut terhadap semangat mereka!
Selanjutnya, satu regu muda-mudi Padmakumara, menggunakan sepasang tangan satu cangkir, menggugah kenangan masa kecil, melambangkan tekad Bodhi yang selamanya 18 tahun, dipersembahkan kepada Buddha Guru.
Pentas drama dibawakan oleh Centro Budista True Buddha School (Mingzhao Tongxiuhui/明照同修會) dari Spanyol, yang memandu segenap umat dari Inggris, Kanada, dan Spanyol, untuk mementaskan “Gadis Naga Kecil Ikut Ujian”, ada pula drama komedi yang dibawakan oleh Templo Budista Zen Ti (Zhendi Leizangsi/真諦雷藏寺) dari Brasil, yang mementaskan “Kisah TK Xiao Ming”, yang menghimpun aneka cerita humor Xiao Ming yang paling sering dikisahkan oleh Dharmaraja Lian Sheng, pentas dibawakan dengan sangat energik, menggundang tawa riuh rendah di lokasi pentas. Terlebih, Acarya Lian He memerankan Xiao Ming, memerankan proses belajar Buddha, dari awam menuju pencerahan.
Tentu saja, yang paling dinantikan oleh semua adalah pentas toya vajra Maha Padmakumara Putih Dharmaraja Lian Sheng, dilanjutkan dengan keluarga besar Mahaguru dan Gurudara bersama merayakan hari jadi, dan membuka dua hadiah yang disiapkan oleh Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, yaitu hadiah yang merepresentasikan dua macam kepiawaian, sastra dan dan militer, dua hal yang dikuasai oleh Dharmaraja Lian Sheng. Hadiah sastra adalah lukisan berukuran besar dari karya tulis Dharmaraja Lian Sheng yang dibentangkan dari angkasa, ketinggian jika karya tulis Dharmaraja Lian Sheng seumur hidup ini ditumpuk, sudah setinggi gedung! Sedangkan hadiah militer adalah figur hasil cetak 3D yoga vajra Dharmaraja Lian Sheng, melambangkan misteri koan postur bela diri: “ayam emas berdiri di atas satu kaki”! Sungguh penuh berkat kehidupan kita kali ini, dapat berada di masa yang sama dengan Buddha Guru, dapat dekat dengan Buddha Guru, untuk belajar Buddhadharma.
Perjamuan malam ditutup dengan segenap hadirin menyanyikan “Gan’en Zhenfo” (感恩真佛), tiap orang membawa pelita teratai dan menyalakan cahaya lampu ponsel, arena tampak dipenuhi cahaya bintang. Dalam perjalanan kembali ke Taman Arama, di sepanjang jalan karpet merah, para dewi membawa lampion membuka jalan, melalui jendela hati tiap siswa yang berdiri di kedua sisi karpet merah, batin Guru dan siswa saling bertaut, waktu seolah membeku, jalan yang semula pendek hanya berjarak 3 menit, ditempuh menjadi belasan menit, semua dipenuhi jalinan rasa antara Guru dan siswa. Semoga Buddha Guru senantiasa menetap di dunia, sehat sentosa, panjang umur leluasa. Budi jasa Guru melampaui Gunung Sumeru, semoga kita semua bisa terus berjalan beriringan dalam mengamalkan ikrar Bodhi.