15 Juni 2025 Upacara Homa Maha Padmakumara Putih di Rainbow Temple
Liputan Lianhua Yun Shuang (蓮花韻霜)
Pada tanggal 15 Juni 2025, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Homa Maha Padmakumara Putih (Dabai Lianhuatongzi/大白蓮花童子). Usai Homa, Dharmaraja memberitahukan bahwa hari Minggu depan, tanggal 22 Juni 2025, pukul 3 sore, diselenggarakan Upacara Homa Dewi Mahasri (Da Jixiang Tiannv/大吉祥天).
Dalam Tantra Timur, Dewi Sri memiliki 12 perwujudan, sebagian besar berwujud dewi. Dalam Tantra Tibet, wujudnya adalah Dharmapala. Mudra Dewi Mahasri mirip mudra padma: Dua tangan beranjali dengan pusat telapak tidak bersentuhan, membuka dua jari telunjuk, dan dua jari tengah, sedangkan dua jari manis agak ditekuk. Dua ibu jari tegak saling bersentuhan, dua kelingking juga tegak saling bersentuhan.
Mantra Dewi Mahasri adalah: “Om. Mahashiliya. Suoha”bijaksara adalah “Sri” warna biru. Dewi Mahasri memiliki 12 penjelmaan, tiap wujud melambangkan berkah yang berbeda.
Hari ini adalah Upacara Homa Maha Padmakumara Putih. Dharmaraja Lian Sheng membabarkan, sebelum menginjak usia 26 tahun, sama sekali tidak tahu Padmakumara. Hingga suatu ketika, berkat petunjuk Mahadewi Yaochi, Dharmaraja dibawa ke Langit, secara langsung menyaksikan sesosok Arya yang memancarkan cahaya putih terang. Saat itu, di samping telinga ada yang memberitahu: “Anda adalah Padmakumara.”
Saat itu, Dharmaraja penuh pertanyaan, pergi sowan kepada beberapa Bijaksanawan ketua gunung Buddhis, sowan kepada Sangha Agung, untuk menanyakan hal tersebut, tetapi tidak ada yang bisa menjawab siapakah Padmakumara. Hingga kemudian, lambat laun terbukti, bahwa Padmakumara sungguh ada, dalam Gua Dunhuang di Tiongkok, gua nomor 314, seluruh isi gua penuh dengan lukisan Padmakumara. Di Universitas Lanzhou ada cendekiawan yang meneliti Padmakumara.
Dalam gua juga ada lukisan Maharani Barat atau Mahadewi Yaochi, dan Raja Timur atau Donghuadijun. Berkat nidana istimewa Padmakumara dan Mahadewi Yaochi, lahirlah Zhenfo Zong atau True Buddha School/
Dharmaraja mengungkapkan, “Di masa muda belum paham, begitu bersemangat langsung berikrar: ‘Dalam setiap kelahiran menyeberangkan semua makhluk, walaupun tubuh dan tulang harus hancur berkeping-keping’ Sekarang mengenangnya, bukannya menikmati berkah di Langit, malah datang ke dunia saha untuk menderita.
Kini telah berusia 81 tahun, baru menyadari dunia ini adalah duka, tekad yang telah dibuat, diwariskan kepada segenap siswa generasi penerus, supaya Zhenfo Zong terus sinambung tak terputus.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
Teks Sutra:
Buddha memberitahu Ananda: “Seperti yang engkau katakan, kesadaran visual ada di hadapanmu, ini tidak benar. Jika itu benar ada di hadapanmu, maka engkau akan melihatnya, dengan demikian, kesadaran visualmu memiliki lokasi yang bisa engkau tunjuk. Seperti engkau dan Aku, kini duduk di Jetavana, kita dapat melihat aula Dharma yang dikelilingi oleh pepohonan dan aliran, di atas adalah matahari dan rembulan, di depan ada Gangga.”
“Kini, engkau dan Aku, dari simhasana ini, menunjuk ke arah objek-objek tersebut. Bayangan dari pepohonan, cahaya dari matahari, tembok yang menghalangi pandangan, dan akasa (ruang) di mana kita melihat itu semua, berbagai tumbuhan, ada yang besar dan ada yang kecil, sekecil sehelai rambut, semua berbeda satu sama lain, tetapi selama mereka tampak, engkau dapat menunjuk ke arahnya. Jika kesadaran visual ada di depanmu, maka saat engkau menunjuk kepada objek-objek tersebut, engkau akan bisa menunjukkan mana yang merupakan kesadaranmu.”
“Oleh karena itu, pahamilah ini, jika kesadaranmu sama dengan akasa, bagaimana mungkin akasa masih adalah akasa? Jika kesadaran visual adalah objek-objek tersebut, bagaimana mungkin itu semua masih merupakan objek-objek? Dapatkah engkau mengungkap, melalui analisis mendetail terhadap banyak objek ini, sumber kesadaran yang hakiki, murni, dan mengagumkan? Dapatkah engkau menunjukkannya kepada-Ku, dengan cara yang sama seperti engkau menunjukkan objek-objek ini dengan jelas dan tanpa keraguan?”
Dharmaraja Lian Sheng mengulas makna Sutra:
Buddha Sakyamuni memberitahu Ananda: Apa yang Anda anggap sebagai Batin Sejati Terang nan Luhur, jika bisa dilihat di hadapan mata, bisa ditunjukkan, berarti ia berwujud, berbentuk, punya arah, punya lokasi berada, sama seperti Anda bisa menunjuk gunung, sungai, dan dataran, bisa menunjuk pepohonan dan aula ini. Berarti Anda keliru. Sebab Batin Sejati Terang nan Luhur bukan benda yang berwujud dan bisa dilihat.
Jika Anda mengatakan akasa adalah Batin Sejati Terang nan Luhur, berarti apa itu akasa? Jika mengatakan bahwa suatu benda adalah Batin Sejati Terang nan Luhur, maka apa itu benda? Ini semua adalah pemahaman keliru.
Buddha mengingatkan Ananda, mesti merenungkannya sepenuh hati, menganalisis semua fenomena, baru bisa benar-benar memahami Batin Sejati Terang nan Luhur. Batin Sejati Terang nan Luhur yang sesungguhnya, melampaui wujud dan bentuk, tidak berada dalam yang bisa dilihat dan bisa ditunjuk.
Dharmaraja memberitahu semua, pertama kali Mahadewi Yaochi membuka divyacaksu Dharmaraja Lian Sheng. Sekembalinya ke asrama malam hari itu, begitu memejamkan mata, semalaman penuh Dharmaraja berkelana di alam langit. Bukan tubuh Dharmaraja yang pergi berkelana, meainkan adalah fungsi Batin Sejati Terang nan Luhur. Jelas-jelas orangnya masih ada di asrama, begitu memejamkan mata, langsung sampai di langit, melihat Padmakumara, tiba di Mahapadminiloka. Ini tidak mengandalkan daya diri sendiri, juga bukan dilihat oleh mata, atau dipikirkan oleh benak, sebab Dharmaraja sama sekali tidak pernah terpikiran Padmakumara, ini semua semata merupakan penampakan dari Batin Sejati Terang nan Luhur.
Ada seorang siswa, Chen Li, pernah datang ke Seattle untuk menanyakan tumor di lehernya. Dia belum mengatakan apa pun, Dharmaraja memberi adhisthana jamah kepala, dengan ajaib tumor itu pun lenyap. Sekarang, dia membuat banyak suara mantra. Ini adalah daya dari Batin Sejati Terang nan Luhur, tidak tampak, tetapi benar-benar mujarab. Segala yang bisa ditunjuk dengan tangan, semua bukan Batin Sejati Terang nan Luhur.
Para Buddha dan Bodhisatwa yang dilihat oleh Dharmaraja Lian Sheng juga demikian. Tiap kali Dharmaraja memejamkan mata bervisualisasi, di hadapan muncul puluhan ribu berkas cahaya, terangnya menjangkau semua, membentuk roda cahaya yang sangat besar. Sarwa Buddha dan Bodhisatwa, muncul di tengah lingkaran cahaya, memancarkan ribuan energi manggala. Ini bukan dilihat dengan mata jasmani, melainkan dalam pengamatan hening saat mata terpejam, baru muncul wajah sejati dan berkas sinar.
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, Beliau dapat mengundang Sang Ibunda hadir di Dharmasala, tetapi memikirkan Ibunda sungguh tak tertahankan, begitu mengundang, air mata langsung mengalir, perasaan tulus ini tidak bisa dibendung.
Demikianlah kehidupan manusia, jika tidak berkumpul, maka pasti berpisah. Buddha Sakyamuni mengatakan: “Dunia ini tidak kekal, tidak ada yang abadi. Ada lahir pasti ada mati, ada berkumpul, pasti ada berpisah, ada yang tumbuh, pasti ada yang lapuk.” Meskipun kita semua tahu hal ini, tetapi jika mengenang masa lalu, selalu timbul kesedihan. Ada satu lagu yang tidak berani dinyanyikan oleh Dharmaraja, sebab begitu dinyanyikan langsung teringat Sang Ibunda, begitu teringat, Sang Ibunda akan hadir, dan Dharmaraja pun akan mengalirkan air mata. Ada banyak hal yang membuat air mata tulus ini mengalir, tetapi yang paling mendalam, adalah Ibunda Dharmaraja, dan Mahadewi Yaochi.
Apa itu Batin Sejati Terang nan Luhur? Ia tidak terlihat, tidak tersentuh, tetapi dapat dirasakan. Inilah keistimewaan Dharma, perolehan tanpa noda, perolehan tidak tiris, tiga macam perolehan manunggal, inilah Terang nan Luhur. Sedangkan Batin Sejati, sesungguhnya adalah Bodhi. Begitu Anda memperolehnya, manunggal dengan Bodhi, itulah Anuttara.
Betapa luasnya alam semesta, tetapi insan dunia saha hanya melekati yang berbentuk dan berwujud, diperdaya oleh penampilan luar, tidak dapat memahami Batin Sejati Terang nan Luhur. Begitu Anda mencerahinya, maka segala sesuatu di dunia ibarat sebutir pasir, sebesar apa pun nama, harta, permata, semua hanya sebutir pasir belaka.
Belajar Buddha, mesti merealisasi Batin Sejati Terang nan Luhur. Saat Anda merealisasi batin tersebut, manunggal dengan semesta, inilah yang benar-benar berharga.
Di dunia saha ini, terus bertikai dan berebut, yang diperebutkan adalah benda berwujud. Namun, saat Anda berbhavana menampakkan Batin Sejati Terang nan Luhur, Anda merealisasikan Bodhi. Setelah realisasi Bodhi, Anda akan berbeda, Anda melampaui, terbebas dari klesa, mencapai Anuttarasamyaksambodhi.
Inilah yang hendak disampaikan oleh Buddha Sakyamuni. Dalam proses bhavana kita, mencerahi sedikit demi sedikit, hingga suatu hari nanti, Anda benar-benar manunggal dengan Bodhi.
Usai Dharmadesana yang sangat berharga, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Maha Padmakumara Putih, upacara pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmakumara
Istadewata Homa Minggu depan #DewiMahasri