27 September 2025 Pujabakti Sadhana Buddha Bhaisajyaguru di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)

Pada Sabtu, 27 September 2025, Dharmaraja Lian Sheng yang welas asih memimpin Pujabakti Sadhana Istadewata Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha, serta melanjutkan pengulasan Sutra Surangama. Tempat pujabakti dipenuhi oleh para siswa yang Berdharmayatra, tidak ada tempat duduk kosong. Keempat kelompok siswa datang dari berbagai negara, dengan penuh sukacita dan merdu, melantunkan Mantra Hati Padmakumara, menyambut kehadiran Dharmaraja Lian Sheng untuk memimpin pujabakti.

Pujabakti usai dalam pancaran cahaya Buddha Dharmaraja Lian Sheng, dilanjutkan dengan Dharmadesana, Mahaguru Lu mengungkapkan Sabtu lalu setelah transmisi Sadhana Drashi Lhamo dalam Upacara Agung Musim Gugur, True Buddha Foundation menerima faks dari seorang biksu, yang mengabarkan bahwa setelah kembali ke Taiwan beliau memenangkan lotre. Mahaguru Lu tidak bisa mengungkapkan nama biksu ini, singkat kata “Sejahtera mendadak!”

Hari ini adalah pujabakti Tathagata Bhaisajyaguru, Buddha Bhaisajyaguru memiliki respon spiritual yang sangat besar, di Korea Mahaguru Lu pernah berjumpa dengan Buddha Bhaisajyaguru dan pariwaranya, termasuk Bodhisatwa Suryaprabha, Bodhisatwa Candraprabha, Bodhisatwa Bhaisajyaraja, Bodhisatwa Bhaisajyasamudgata, Asta Maha Bodhisatwa, 12 Yaksa Dewa Senapati, sangat nyata, saat itu timbul rasa khidmat. Mahaguru Lu mengatakan, saat Anda mengalami penglihatan sejati, kontak batin sejati, kontak yoga, dengan sendirinya akan bangkit sikap hormat. Tiap Buddha dan Bodhisatwa, bahkan semua dewata, termasuk Drashi Lhamo, semua hidup.

Sesungguhnya di dunia fana tidak ada apa-apa, hidup dan mati juga bukan hal besar, sebab yang lahir pasti mati, ada tumbuh pun ada layu, semua tidak kekal. Tiap makhluk punya Buddhata, asalkan berbhavana memiliki Bodhicitta, tekad awal, tekad konsisten, maka pasti bisa memperoleh anubhava yang sangat baik, dan keberhasilan yang sangat baik.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya:
Siswa mendapati bahwa banyak orang yang sangat menderita sebelum meninggal dunia, siswa punya rekan kerja yang menderita sindrom orang kaku, sebelum sakit, dia adalah seorang pria yang gagah dan berbakat, dua tahun sebelum dia meninggal dunia, tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan buang air kecil maupun buang air besar perlu bantuan keluarga. Siswa sangat khawatir mengalami penderitaan sebelum meninggal dunia, apakah boleh memohon kepada Mulacarya supaya siswa bisa memperoleh kematian yang baik?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Kematian dalam kondisi baik berarti mati tanpa menderita sakit, berbaring, tidur, langsung berpulang, ada orang yang dua hari baru meninggal dunia, dan ini pun sudah sangat baik, untuk memperoleh kematian yang baik juga tidak mudah. Kita berharap supaya penderitaan sebelum kematian jangan terlalu berat, kadang tempaan sakit sungguh membuat kita bersedih hati.

Dalam tubuh manusia ada beberapa macam prana, di antaranya adalah prana hati (yaitu prana roh atau Buddhata diri sendiri) yang tidak bisa bergerak. Jika bisa berbhavana, duduk di atas Dharmasana, atau jika Anda tidak bisa berpulang dalam postur duduk, maka Anda juga boleh berbaring, postur bagaimana pun boleh, mendorong prana hati sampai keluar dari puncak kepala, tidak kembali lagi, jika bukan mencapai alam surga, maka mencapai keberhasilan empat tingkat kesucian.

Saat kita membantu memandu orang lain dalam penyeberangan bardo, “Buka gerbang langit, tutup pintu bumi, sumbat jalan alam manusia, rintangi jalan alam preta.”, berarti membuka gerbang langit mereka, sedangkan pintu bumi dan lubang yang lain (mata, telinga, hidung, lidah, dan pusar) semua ditutup, hanya boleh keluar melalui gerbang langit, begitu keluar, mencapai surga, atau empat alam kesucian, ini adalah metode kematian yang paling baik. Oleh karena itu, dalam Tantra ada Sadhana Phowa, menekuni metode ini, bersadhana hingga muncul lubang di puncak kepala (Mahaguru Lu menunjuk lubang di puncak kepala diri sendiri).

Manusia pada dasarnya punya sangat banyak rintangan karma, semua mesti disingkirkan baru bisa terlahir di alam suci. Oleh karena itu, saat karmavarana datang, terlebih dahulu Anda akan jatuh sakit, menderita sebelum mati, hingga saat karmavarana telah sepenuhnya terkikis, baru Anda bisa meninggal dunia. Tentu saja, ini paling buruk, bahkan setelah mati, tidak tahu akan pergi ke mana.

Jika Anda sendiri bisa berpulang, Anda akan mencapai keberhasilan empat tingkat kesucian. Jika Anda tidak bisa mengendalikannya, maka Istadewata yang datang menjemput Anda, sehingga Anda bisa pergi ke alam suci Istadewata.

Pada keseharian, saat kita menekuni metode olah prana dan nadi, bukan membuatnya cepat pergi, prana hati Anda jangan bergerak, kedua kaki Istadewata Anda menginjak puncak kepala, supaya prana hati tidak keluar. Istadewata berdiam di puncak kepala, tidak membiarkan prana hati keluar. Saat Anda hendak berpulang, Istadewata bergeser, prana hati pun keluar. Sebelum meninggal, tidak menderita, ini adalah berkah yang sesungguhnya.

Menekuni Sadhana Istadewata, supaya kelak saat berpulang, Istadewata hadir, menjemput Anda dalam bardo. Bardo berarti roh, saat bardo ada 49 hari. Anda bisa bersadhana mencapai keberhasilan terang, sehingga diri sendiri bisa berpulang. Jika Anda tidak berhasil menjadi terang, di saat bardo, Anda wajib mengandalkan penjemputan dari Istadewata.

Di dunia ini, bahkan satu jarum pun tidak bisa Anda bawa serta. Tentu saja kita tetap berharap bisa hidup sejahtera, hidup sedikit lebih bahagia, kebutuhan terpenuhi, tetapi Anda bisa mencerahi hidup dan mati.

Mahaguru Lu telah bertanya kepada Mahadewi Yaochi Sepuluh Ribu Tangan Buddha dan Mata Tak Terhingga, sebanyak dua kali, “Kapan Saya bisa berpulang?” Mahadewi Yaochi mengungkapkan dua angka, dan mengatakan bahwa bisa memperpanjang usia, caranya adalah: “Mesti menekuni Sadhana Buddha Amitayus, mesti tahu berderma, yaitu derma Dharma, derma harta, dan derma abhaya, semua metode yang bisa memperpanjang usia mesti diamalkan, dengan demikian baru bisa memperpanjang usia.” Kalian lakukan dengan sebaik-baiknya, dan melimpahkan jasa bagi saya juga. (Hadirin bertepuk tangan)

Saya bertanya banyak hal kepada Mahadewi Yaochi, Beliau sangat manjur. Sebelum upacara, Mahaguru terbatuk sangat berat, Mahadewi Yaochi memberi petunjuk obat, setelah dikonsumsi selama tiga malam, batuk pun reda. Selain itu, ada satu bagian tubuh yang bengkak, dan mengganggu saat berjalan, Mahadewi Yaochi memberi petunjuk untuk menggunakan sebuah salep obat, selama empat hari langsung sembuh.

◎ Pengulasan Sutra Surangama, Bab 3

“Dan lagi, wahai Ananda, engkau bisa mencium aroma dupa cendana yang terbakar di dalam pedupaan. Sejumput kecil dupa ini, setelah dinyalakan, dapat tercium di mana-mana di sekitar Sravasti hingga jarak belasan mil. Bagaimana menurutmu? Apakah aroma itu muncul dari kayu cendana? Apakah muncul dari indra penciumanmu? Atau apakah muncul dari angkasa?”

“Ananda, anggaplah aroma itu muncul dari indra penciumanmu. Jika muncul karena hidung, maka hidung pasti memancarkan aroma. Tetapi hidung tidak terbuat dari cendana; lalu bagaimana mungkin ia menghasilkan aroma cendana? Jelas, aroma itu harus masuk ke hidung agar kau dapat menciumnya. Tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa kau menciumnya ketika aroma itu keluar dari hidung.”

“Misalkan aroma itu muncul dari angkasa. Karena angkasa pada hakikatnya abadi dan tak berubah, aroma yang muncul dari angkasa akan selalu ada. Lalu, apa perlunya membakar kayu cendana di dalam pedupaan?”

“Misalkan aroma itu berasal dari kayu. Kayu yang harum itu mengeluarkan asap ketika dibakar. Agar hidung dapat mencium asap, asap itu harus bersentuhan dengan indra penciuman. Padahal aroma itu telah menyebar belasan mil ke segala arah, jauh sebelum asap itu sendiri membubung tinggi ke udara.”

“Oleh karena itu, ketahuilah bahwa dupa cendana dan indra penciuman tidak memiliki keberadaan yang nyata. Kedua tempat ini, ndra penciuman dan bau adalah ilusi. Pada dasarnya, keduanya tidak bergantung pada sebab atau kondisi, namun keduanya tidak muncul dengan sendirinya.”

Dharmaraja Lian Sheng mengulas secara menyeluruh: Buddha Sakyamuni menggunakan dupa sebagai perumpamaan, menjelaskan bahwa wangi adalah tanpa inti, tidak memiliki kemampuan mengendalikan diri sendiri, wangi itu bukan dihasilkan oleh hidung, juga bukan dari angkasa. Wangi dan bau busuk sendiri tidak memiliki inti, tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Makna utama bagian ini adalah bau busuk dan wangi adalah ilusi, bukan muncul karena sebab dan kondisi, bukan pula ada dengan sendirinya.

Dharmaraja Lian Sheng mengisahkan kenangan di Hualian sebagai perbandingan untuk menjelaskan bahwa wangi adalah tanpa inti, bukan muncul dari sebab dan kondisi, bukan pula ada dengan sendirinya.

Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng, membuat ajaran Buddha yang semula susah dipahami dan sangat mendalam, menjadi dapat dipahami, bahkan mencerahkan semua yang mendengarnya, semua memperoleh manfaat dan sukacita Dharma. Semua memiliki pemahaman lebih mendalam terhadap Batin Sejati Terang nan Luhur dan makna Sutra Surangama. Dengan setulus hati, memanjatkan permohonan kepada Mahadewi Yaochi dan Buddha Amitayus untuk mengadhisthana Mulacarya Lian Shengd an Gurudara, sehat sentosa, mohon Buddha menetap di dunia, selama-lamanya.

------------------------

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#BuddhaAmitabha
Istadewata pujabakti Sabtu depan #BuddhaBhaisajyaguru

1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
17. 
18. 
19. 
20. 
21. 
22. 
23. 
24. 
25. 
26. 
27. 
28. 
29. 
30. 
31. 
32. 
33. 
34. 
35. 
36. 
37. 
38. 
39. 
40. 
41. 
42. 
43. 
44. 
45. 
46. 
47. 
48. 
49. 
50. 
51.