【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 19 April 2020, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Tara Peredam Bencana Alam. Pada tanggal 28 April 2019, bertempat di Kaohsiung Exhibition Center, atas undangan Pusdiklat Dayi (大義學會) wilayah Taiwan Selatan, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Agung Tara Peredam Bencana Alam untuk Pemberkahan dan Doa bagi Negara, serta transmisi perdana Mahasadhana Avenika Tara Peredam Bencana Alam, melimpahkan jasa supaya maitrikaruna Tara Peredam Bencana Alam melindungi sadhaka, melindungi Taiwan, bangsa dan negara sejahtera.
Tubuh Tara Peredam Bencana Alam berwarna hijau, tangan kanan membentuk Mudra Abhaya, tangan kiri memegang utpala, di atas utpala terdapat visvavajra yang melambangkan menaklukkan semua mara dan rintangan. Semua negeri yang diterangi oleh sinar yang terpancar dari visvavajra dapat menjadi bersih dan terang, serta dapat mengatasi segala bencana elemen tanah, air, api, dan angin.
Bhagavati Tara duduk di atas padmasana, dengan kaki kanan dijulurkan ke depan, kaki kiri ditekuk bersila. Kaki kanan yang terjulur ke bawah melambangkan welas asih agung, tidak meninggalkan triloka, senantiasa menolong dan melindungi semua insan ; Sedangkan kaki kiri yang ditekuk bersila melambangkan berdiam dalam prajna sunyata. Tubuh mengenakan jubah surgawi dan berhiaskan aneka permata, di bagian belakang terdapat cahaya rembulan. Puncak kepala bertakhtakan Amitabha Buddha, Tara Peredam Bencana Alam merupakan salah satu dari 21 Tara.
Berikut pertanyaan siswa yang diajukan dalam kegiatan #interaksiadalahkekuatan melalui laman Facebook TBSN :
1. Bagaimanakah kiat Sadhana Mimpi ?
2. Berapa kali napas dalam Vajrajapa ?
3. Bagaimana menyeimbangkan antara bhavana dan harta duniawi bagi siswa perumah tangga ?
4. Apa itu ‘samskara’ yang ada dalam pratityasamutpada dan pancaskandha ?
5. Jika anatman, maka apa yang bertumimbal lahir ?
6. Sakyamuni Buddha telah meramalkan bahwa Maitreya Bodhisattva adalah Buddha masa mendatang yang akan lahir untuk menyeberangkan para insan, apakah ramalan tersebut bisa berubah karena kebajikan besar maupun kejahatan besar ?
Dharmaraja Liansheng berwelas asih menjawab setiap pertanyaan di atas :
1. Hal terutama dalam Sadhana Mimpi adalah supaya Anda menyadari bahwa Anda sedang bermimpi, “Anda mesti memahami dengan jelas mimpi Anda, apakah saat bermimpi Anda melakukan karma buruk ? Jika yang dilakukan adalah karma baik, maka tidak jadi soal, tapi jika karma buruk, maka Anda dapat langsung menghentikan perbuatan buruk tersebut, supaya tidak terjadi perbuatan buruk, Anda bahkan dapat mentransformasikan mimpi, mengubah mimpi buruk menjadi baik, inilah kemampuan yang bisa diperoleh melalui Sadhana Mimpi.”
Dharmaraja mengingatkan, di siang hari mematuhi sila, namun jika di malam hari tidak bisa mengendalikan mimpi, berarti Anda telah berbuat karma buruk, “Mimpi juga merupakan sebuah alam, sesuatu yang tidak bisa Anda kendalikan di siang hari, di malam hari akan lebih tidak terkendali. Sesuatu yang dapat Anda kendalikan di siang hari, upayakan supaya bisa kendalikan dalam mimpi pula, sehingga Anda dapat mengendalikan mimpi Anda, supaya dalam mimpi pun tidak melanggar sila.” Sadhana Mimpi ini bisa ditekuni sambil berbaring maupun duduk.
Sadhana Vimalaprabha ada dalam Sadhana Tidur dan Sadhana Mimpi, sedikit berhubungan, namun tidak sepenuhnya. Kiat dari Sadhana Vimalaprabha ada dalam kiat dari Sadhana Tidur, yang juga merupakan kiat dalam Sadhana Mimpi.
2. Pernapasan dalam Vajrajapa dilakukan dalam kelipatan tujuh, baik itu 7 kali, atau 49 kali, atau lebih banyak lagi, dan setiap tarikan napas mesti masuk sampai ke dantian.
3. Jawaban dari pertanyaan ini adalah jalan tengah. Tidak melepas harta namun juga tidak melepas bhavana. Dalam Tantra ada metode untuk mentransformasikan rasa tamak akan harta, yaitu Sadhana Jambhala, dan ini tergolong sebagai upaya kausalya. Ketekunan bhavana merupakan bhavana prajna, antara upaya dan prajna mesti berpadu, dengan kata lain, bekerja dan bhavana mesti seimbang.
4. ‘Samskara’ dalam pratiyasamutpada, dan pancaskandha : rupa, vedana, samjna, dan vijnana, adalah semua tindakan ( aksi ) Anda, di saat tindakan-tindakan telah tiada, hanya menyisakan hati, yaitu hati sejati, inilah Buddhata.
5. Setelah menyadari pratityasamutpada, menyadari pancaskandha, Anda dapat memasuki kondisi anatman. “Agama Buddha mengajarkan Anda untuk melatih anatman, apa yang digunakan untuk melatih anatman ? Yaitu menggunakan rupa, vedana, samjna, samskara, dan vijnana untuk melatih anatman, pancaskandha juga bisa menjadi anatman.”
6. Mengenai ramalan Sakyamuni Buddha bahwa kelak Maitreya Bodhisattva akan lahir dan menjadi Buddha masa depan untuk menyeberangkan para insan, Dharmaraja menyatakan bahwa ramalan tersebut tidak akan berubah, “Samadhi ada pada Buddha, ‘samadhi’ berarti tidak akan berubah. Sedangkan Anda, tidak ada ‘samadhi’, sehingga bisa berubah, dan oleh karena itulah ada cara untuk membangun nasib ; Cara membangun nasib ini dibabarkan kepada para makhluk di enam alam tumimbal lahir, bukan untuk para makhluk suci di empat alam kesucian.”,
Samadhi dan prajna merupakan sepasang sayap bagi Kebuddhaan, Sang Buddha dapat mengetahui kalpa yang tak terhingga, Buddha memiliki samadhi, memiliki prajna, oleh karena itu hasil ramalan Beliau tidak akan berubah.
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
Dalam teks disebutkan : “Tiris saat sakit”, Dharmaraja menjelaskan, di saat jatuh sakit bindu bisa tiris. Dharmaraja mengajarkan beberapa metode untuk mencegah bindu tiris, antara lain : Mengonsumsi suplemen untuk menormalkannya, bisa juga mengenakan kulit harimau di bagian pinggang dan cakra svadhisthana, setelah mengenakan kulit harimau, berdiri dengan jarak sekitar satu bahu dengan lima atau tujuh nyala api, sadhaka sangat dekat dengan api, kemudian mengitari api beberapa kali, ini dapat menghindarkan dari tiris bindu saat sakit.
Karena pandemi kali ini, berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, kedokteran, industri, pertahanan negara, dan masyarakat, semua mengalami perubahan, “Bukankah kondisi saat ini merupakan permulaan yang baru ? Semula telah berkembang mencapai nilai 99, namun kembali lagi pada 1, bukankah ini adalah permulaan baru ?” Dharmaraja mengingatkan semua, hanya sebuah virus yang sangat kecil dapat membuat setiap orang di dunia merasa gentar, “Oleh karena itu, umat manusia jangan mengira diri sendiri akan selamanya berada di atas, sesungguhnya, sebuah virus kecil pun dapat membuat semua umat manusia bersembunyi di dalam rumah, menjadi tidak berdaya. Oleh karena itu, jika manusia tidak juga berbhavana, maka hidupnya akan sia-sia belaka.”
◎ Judul Asli :
2020年4月19日彩虹雷藏寺救天災度母護摩大法會
◎ Sumber :
https://ch.tbsn.org/news/detail/922/2020年4月19日_ 彩虹雷藏寺救天災度母護摩大法會.html