24 Oktober 2020 Pujabakti Sadhana Istadevata Cundi Bhagavati di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#Liputan TBS Seattle
Pada malam hari tanggal 24 Oktober 2020, Mulacarya Zhenfo Zong, Dharmaraja Liansheng Lu Shengyan memimpin pujabakti Sadhana Istadevata Cundi Bhagavati dan melanjutkan pengulasan Lamdre di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺). Terlebih dahulu, Mahaguru Dharmaraja Liansheng bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah: Biksu Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa ke-16, dan Guru Thubten Dhargye, serta bersembah puja kepada Triratna Mandala dan Istadevata pujabakti hari ini: Mahacundi Bhagavati Vajra Terunggul. Setelah menyapa semua di lokasi dan yang menyaksikan secara daring, Mahaguru membabarkan bahwa Cundi Bhagavati merupakan salah satu di antara Astaistadevata Zhenfo Zong, tergolong dalam perwujudan Avalokitesvara Bodhisattva, disebut juga sebagai Cundilokesvara. Di dalam Vajradhatu Mandala dan Garbhadhatu Mandala, Cundi Bhagavati memiliki satu sala khusus.
Berikutnya, sesi interaksi dengan siswa, yaitu: “Anda Bertanya Aku Menjawab":
Siswa bertanya:
Di tempat ibadah Zhenfo Zong kadang kita akan mendengar mengenai Sadhana Tantra yang belum pernah ditulis dalam karya tulis Mahaguru dan tidak pernah diungkap dalam Dharmadesana Mahaguru, bahkan ada Sadhana Tantra dan metode Tao yang tidak bisa dicari materinya di Tbboyeh dan internet. Misalnya, kiat Sadhana Istadevata XXX, konon ditransmisikan oleh Mahaguru secara pribadi kepada rohaniwan tertentu, dan rohaniwan ini mengatakan bahwa ia telah memperoleh persetujuan Mahaguru untuk mentransmisikan dan membabarkan sadhana tersebut, Mahaguru bahkan menganugerahkan tulisan tangan atau mengumumkannya. Ada beberapa yang asli, ada juga yang palsu, mohon petunjuk Mahaguru, sebagai sadhaka Zhenfo, selain memilih percaya atau tidak percaya, bagaimana kami membedakannya?
Mahaguru menjawab:
Sadhana Tantra saya sebagian besar ditulis dalam buku. Yang sudah ditransmisikan secara umum telah ditulis dalam buku, bahkan yang belum pernah ditransmisikan secara umum pun semestinya ada di dalam Tbboyeh, kecuali sebagian kecil saja yang tidak ada. Bagaimana cara membedakannya? Anda boleh menulis surat bertanya kepada True Buddha Foundation (TBF), Mahaguru melalui TBF bisa menjawab pertanyaan Anda. Jika suatu hari nanti Mahaguru telah tiada, maka Anda bisa memanjatkan permohonan supaya Mahaguru menampakkan diri menjawab Anda, atau gunakan kebijaksanaan Anda untuk membedakannya.
Saat ini di sini ada umat dari California, silakan berdiri, kakak perempuan kedua Anda telah meninggal dunia, siapa yang melihat Mahaguru hadir menjemput mendiang? (Setelah siswa tersebut menjawab), Xiaobudian melihat Mahaguru hadir menjemput mendiang kakak Anda: Alice. Sekarang Alice telah terlahir di Buddhaksetra, Mahaguru yang menjemputnya, sesungguhnya hal ini bisa terlihat, bukannya tidak bisa terlihat.
Asalkan Anda bertanya kepada Mahaguru, bertanya apakah sadhana ini asli? Mahaguru akan muncul, menganggukkan kepala berarti sadhana itu asli, maka Anda bisa menekuninya. Jika menggelengkan kepala, berarti itu palsu. Xiaobudian bisa melihat Mahaguru hadir untuk menjemput mendiang, ini adalah sebuah pembuktian yang sangat baik.
Siswa bertanya:
Ada satu hal yang siswa tidak bisa temukan jawabannya. Karena sudah lama, maka siswa putuskan untuk mohon petunjuk Mahaguru untuk mengatasi keraguan siswa yang bodoh ini. Baru-baru ini siswa merasa takut dalam mimpi, visualisasi Mahaguru menetap di puncak kepala, menggunakan jari pedang menunjuk ke arah sesosok gadis kecil berbaju putih yang keluar dari api dan asap dan berjalan ke arah siswa. Pada saat yang sama, dengan suara lantang menjapa: “Om. A. Hum” sampai ia menoleh. Kemudian saya terbangun.
Siswa merasa sangat heran. Biasanya tidak menjapa “Om. A. Hum”, kenapa pada saat genting, tanpa sebab bisa menjapanya? Entah apa makna dari Triaksara ini? Mohon Mahaguru berwelas asih menjelaskannya dengan detail, apa makna yang mendalam, dan dalam kondisi apa kita perlu menjapa “Om. A. Hum"?
Mahaguru menjawab:
Kesadaran Alam Semesta adalah “Om”, Istadevata muncul adalah “A”, sedangkan “Hum” adalah sempurna. Anda menjapa: “Om. A. Hum” berarti: “Kesadaran Alam Semesta, mewujudkan Padmakumara, dan permohonan Anda sempurna.” Kesadaran Alam Semesta bermanifestasi menjadi Padmakumara Mahaguru, menggunakan jari pedang untuk menunjuk gadis kecil berbaju putih, dan sempurna. “Hum” adalah kemunculan Dharmabala, sempurna, dan gadis itu menoleh kemudian pergi.
Siswa bertanya:
Siswa ingin menanyakan suatu hal yang terus terngiang dalam benak, mohon Mahaguru berkenan untuk mengatasi keraguan ini: Jika kami dengan niat ingin membantu Mahaguru, membawa orang untuk bersarana kepada Mahaguru, namun setelah bersarana ternyata orang ini malah tidak menghormati Mahaguru, tidak sepenuh hati bersarana, justru mulai memfitnah Mahaguru, ke mana-mana selalu menghujat Mahaguru, bahkan menganjurkan kepada orang lain supaya jangan percaya kepada Mahaguru. Apakah dengan demikian kami sebagai orang tengah yang membawa dia untuk bersarana kepada Mahaguru, sama saja dengan telah mencelakai Mahaguru?
Apakah kami telah mencelakai orang itu sehingga menyebabkan dia berbuat karma buruk berat (Menghujat Buddha)? Meskipun dia yang melakukan, dan kami juga tidak pernah mengajarkan dia supaya menghujat Mahaguru, namun berkenaan dengan hal ini, melalui perbuatan dia, apakah kami bisa terkena akibat karma buruk? Apakah ini artinya kami juga telah mencelakai Mahaguru? Kami tidak tahu isi hati orang itu, juga tidak tahu apakah setelah bersarana ia akan berubah sikap, tidak tahu bahwa nantinya ia akan mencelakai Zhenfo Zong.
Sekarang siswa tidak berani lagi membawa orang lain untuk bersarana kepada Mahaguru. Bagaimana caranya supaya kami bisa tenang membantu Mahaguru membimbing insan untuk bersarana kepada Guru, Buddha, Dharma, dan Sangha? Mohon Mahaguru membantu menjawab pertanyaan yang terus mengganggu siswa ini. Siswa juga mohon maaf kepada Mahaguru, karena siswa telah membawa orang yang justru mencelakai Mahaguru dan Zhenfo Zong. Mohon maaf Mahaguru, terima kasih Mahaguru.
Mahaguru menjawab:
Tidak apa-apa. Para Buddha, Bodhisattva, Dharmapala, dan para Dewata hanya melihat niat mulia Anda, di saat niat Anda benar, meskipun yang dibawa ternyata kelak malah berbuat buruk, namun perbuatan dia tidak ada hubungannya dengan Anda, sebab niat Anda baik adanya.
Mahaguru pernah mengatakan, di antara 10 orang ada 1 yang luntur keyakinan, tidak apa, masih ada 9 orang. Walau ada 1 yang luntur keyakinan, namun akan datang 10 orang yang bersarana. Oleh karena itu, jika ada 1 yang luntur keyakinan, maka Anda bimbing 10 orang lagi untuk bersarana, sehingga masih ada 9 orang. Tentu saja akan ada orang yang luntur keyakinan, bukan berarti setelah bersarana pasti tidak akan luntur keyakinannya, oleh karena itulah kita sering memanjatkan permohonan: “Sehat sentosa, segala harapan yang baik dan wajar dapat terpenuhi, segala malapetaka berubah menjadi kemujuran, dan semoga sraddha dapat berakar dengan baik dan teguh.” Sraddha ini sangat penting.
Segala sesuatu yang lahir pasti akan mati, yang berkumpul pasti akan berpisah, sesuatu yang dikumpulkan, atau yang telah disimpan banyak, kelak akan tiada, ini sudah pasti, saat ini hanya Buddhadharma yang bermanfaat. Berbhavana lah dengan sebaik-baiknya, amalkan ikrar Bodhicitta untuk membimbing insan luas. Meskipun banyak orang luntur keyakinannya, itu hanya nasib buruk perorangan saja, karena ternyata ia hanya berpapasan dengan Buddha Bodhisattva dan Buddhadharma. Oleh karena itu, Anda mesti lebih semangat lagi untuk membimbing lebih banyak lagi insan, setiap siswa Zhenfo Zong mesti membimbing insan untuk bersarana dan belajar Buddhadharma yang sejati.
【 Teks Lamdre 】
6. Perbedaan Tiga Anubhava
Jenis materi terlahir dari aksara “Om”, tidak mungkin menghasilkan dua jenis yang lain.
Jenis sunya terlahir dari aksara “A”, tidak mungkin menghasilkan dua jenis yang lain.
Perpaduan terlahir dari aksara “Hum”, tidak mungkin menghasilkan dua jenis yang lain.
Terlebih dahulu Mahaguru mengungkapkan peristiwa berkaitan dengan teks Lamdre yang dibahas minggu lalu di Rainbow Vila, dalam teks disebutkan aksara tertentu yang diposisikan di lokasi tertentu, apa warnanya, sinar apa yang dipancarkan, apa fungsinya, dan apa anubhava yang dihasilkan. Sepulangnya, Mahadewi Yaochi memberitahu Mahaguru, beberapa hal tersebut tidak perlu dibabarkan terlalu banyak, asalkan nadi bisa bergetar, bisa tembus, cakra bisa terbuka, getaran tersebut bisa membuka cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, cakra svadhisthana, bahkan membuka 7 cakra. Mahadewi Yaochi mengatakan, Lamdre membabarkan metode untuk membuka nadi dan cakra, namun asalkan nadi dan cakra bisa getar, maka ia bisa terbuka.
Mahaguru melanjutkan, “Om” adalah Kesadaran Alam Semesta, segala sesuatu di dunia ini terlahir dari “Om”. “Jenis materi adalah benda-benda materi, maksudnya adalah semula tiada, kemudian dari aksara “Om” menghasilkan eksistensi. Pada mulanya “Om” adalah alam semesta, menghasilkan matahari, sembilan planet, bumi, umat manusia, semua makhluk hidup, semua muncul dari aksara “Om”, inilah yang dimaksud dengan “Jenis materi”. Aksara “Om” menghasilkan segala sesuatu yang eksis, dan tidak mungkin menghasilkan kedua jenis yang lain. Apa itu kedua jenis yang lain? Yaitu jenis sunya dan jenis perpaduan. Kesadaran Alam Semesta menghasilkan segala materi, ini adalah kalimat yang pertama.
Kalimat yang kedua, “A” adalah Istadevata Prajna di tengah angkasa, kita menyebutnya Istadevata. Istadevata bisa muncul, kemudian kembali ke alam sunya, kemudian dari alam semesta melahirkan Istadevata, kemudian bisa kembali lagi kepada Kesadaran Alam Semesta, oleh karena itu dikatakan menghasilkan “Jenis sunya”. Istadevata adalah Istadevata Prajna, dan ia adalah “Jenis sunya”, tidak mungkin menghasilkan dua jenis yang lain, yaitu jenis materi dan jenis perpaduan.
Kalimat ketiga, dari aksara “Hum” muncul perpaduan, dan tidak mungkin menghasilkan dua jenis yang lain. Apa itu perpaduan? Yaitu sunya dan eksistensi, perpaduannya. Banyak hal yang tergolong dalam perpaduan, aksara “Hum” menghasilkan perpaduan, ini adalah sempurna.
Menurut Sarvastivada, semua benar-benar ada, sedangkan menurut Sunyavada segala sesuatu adalah sunya, maksud dari menghasilkan perpaduan berarti menggunakan eksistensi dan sunya secara bersamaan. Oleh karena itu dalam Sutra Hati dikatakan: “Rupa adalah sunya, sunya adalah rupa.”, ini adalah perpaduan. Rupa merepresentasikan eksistensi, sunya merepresentasikan sunya, rupa adalah sunya, sunya adalah rupa, berarti keduanya manunggal, ini adalah perpaduan.
“Perbedaan tiga anubhava”, yang satu ada anubhava, yang satu sama sekali tidak ada anubhava, dan satu lagi adalah ada anubhava dan tidak ada anubhava, keduanya berpadu menjadi satu, demikianlah penjelasan bagian ini.
Ada banyak jenis perpaduan, utpattikrama dan sampannakrama juga merupakan perpaduan. Seperti Tantra Tibet Gelugpa, ia tergolong sebagai Prasangika. Nagarjuna Bodhisattva membabarkan madhyamaka, Candrakirti Bodhisattva memiliki Madhyamakavatara, sedangkan madhyamaka adalah perpaduan sunya dan eksistensi yang dibabarkan oleh Nagarjuna Bodhisattva.
Kelak kita semua dan segala sesuatu akan kembali pada sunya, tiada suatu apa pun lagi. Namun sekarang, Anda mesti gunakan pandangan sunya untuk mengatasi persoalan seputar Buddhadharma, atau seputar kehidupan, atau untuk mengatasi kerisauan batin. Sesungguhnya kerisauan batin juga sunya, apa yang patut dirisaukan? Bukankah kelak semua akan sama saja, tidak ada yang patut dirisaukan. Apa yang Anda risaukan? Tidak perlu risau.
Melalui pengulasan Mahaguru, Buddhadharma yang mendalam jadi mudah dipahami, secara bertahap mengupas ajaran Lamdre yang sangat mendalam, supaya segenap siswa dapat memahaminya, dan dipenuhi Dharmasukha! Terima kasih atas welas asih Mahaguru dalam membabarkan Buddhadharma kepada semua makhluk! Kami segenap siswa senantiasa menghormati dan menjunjung tinggi Mahaguru!
Artikel Dharmadesana lengkap, silakan simak melalui tautan di bawah ini:
www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail1268.htm