21 Maret 2021 Upacara Agung Homa Padmakumara di Rainbow Temple
#Liputan TBSN
Pada sore hari, tanggal 21 Maret 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Padmakumara, sekaligus memperingati hari upasampada Mahaguru yang ke-35 tahun, serta melanjutkan pengulasan Lamdre.
Sebelum Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng mengisahkan cerita Guru Sesepuh, yaitu Naropa Sang Guru dan siswa-Nya Marpa. Marpa belajar Dharma dari Naropa di India, suatu ketika Mandala Hevajra dari Hati Naropa muncul di angkasa, melihat kemunculan mandala Istadevata di hadapan, hati Marpa pun memuliakan-Nya dan dipenuhi sukacita, beliau berpikir: "Setiap hari dapat berjumpa Guru, setiap saat bisa bernamaskara kepada Guru, sedangkan Istadevata yang telah susah payah saya tekuni selama bertahun-tahun sangat jarang muncul, aku harus bernamaskara terlebih dahulu kepada Istadevata Hevajra."
Melihat Marpa terlebih dahulu bernamaskara kepada Hevajra, baru kemudian kepada Guru, maka Naropa pun mengubah mandala menjadi sinar dan menyerapnya kembali ke dalam Hati. Beliau menghela napas, memberitahu Naropa: "Urutan namaskara Anda terbalik. Oleh karena itu nadi Dharma tidak akan putus, namun silsilah akan putus."
Kisah Guru Sesepuh Kagyudpa ini mengingatkan kita pentingnya Padmakumara bagi Zhenfo Zong, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, "Semua Istadevata dalam Zhenfo Zong muncul berkat Padmakumara.", dengan jelas memberitahu segenap siswa untuk mengutamakan nadi Dharma silsilah, Padmakumara adalah tokoh utama pria dalam Zhenfo Zong, tanpa adanya daya adhisthana Mulacarya dan Istadevata, segala macam bhavana akan sia-sia.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan pertama berasal dari siswa di Indonesia:
1. Siswa adalah sadhaka laki-laki, tidak punya adik perempuan, juga tidak punya kekasih, ibu juga telah meninggal dunia, bagaimana menangani kosmetik yang telah dipersembahkan kepada Dakini?
2. Apakah boleh mempersembahkan arak dan daging kepada Dakini Krodha seperti Simhamukha Dakini? Apa sarana puja terbaik bagi Simhamukha Dakini?
3. Saat melakukan puja homa, apakah ada pembacaan sutra seperti Sutra Raja Agung dan visualisasi cakra candra, samudra, bijaksara, dan Istadevata?
Dharmaraja menjawab:
Jika ada bekas sarana puja yang tidak bisa Anda pergunakan sendiri, cukup ditangani dengan cara yang masuk akal, tidak perlu terlalu melekat pada formalitas.
Arak dan daging dipersembahkan kepada makhluk suci krodha, merupakan persembahan terbaik bagi Daka dan Dakini.
Saat melakukan puja homa, sebelum homa boleh membaca Sutra Raja Agung, juga boleh visualisasi Istadevata homa, namun mesti tetap memerhatikan kondisi api homa.
Pertanyaan dari umat di Taiwan:
Saat siswa membaca buku "Buddha yang Aku Ketahui", Bodhisattva Perenung atau Bodhisattva Parsva merupakan salah satu dari Astamahabodhisattva Amitabha Buddha. Dalam sadhana selama bertahun-tahun, siswa merasa sangat risau saat menghadapi rintangan, Mahaguru menyebutkan bhavana pernungan dari Bodhisattva Parsva, mungkin ada metode yang dapat saya praktikkan untuk membantu saya. Bagaimana menggunakan perenungan untuk membantu saya berkontak yoga dengan Istadevata dan meningkatkan daya visualisasi, supaya arus Dharma adhisthana silsilah dari Mahaguru dan Istadevata dapat mengabhiseka sadhaka, supaya tidak terputus di tengah hanya karena daya visualisasi sadhaka masih lemah.
Dharmaraja menjawab:
Visualisasi adalah bhavana perenungan, jika daya visualisasi masih lemah, sadhaka boleh selalu membawa gambar Guru dan Istadevata, supaya dapat setiap saat dapat mengamati gambar tersebut dan berlatih visualisasi berbagai detail dari gambar tersebut, mematrinya dalam benak, serta senantiasa bervisualsiasi Istadevata memancarkan tricahaya mengadhisthana, berlatih "Memasuki Aku dan Aku Memasuki", serta berlatih penyeberangan, dengan demikian, hari demi hari dapat mencapai tingkatan tiap visualisasi dapat beryoga.
Pertanyaan dari umat di Kanada:
Bagaimana siswa dapat mengetahui bahwa apa yang dilakukan dalam hidup sekarang merupakan apa yang semestinya dilakukan dalam hidup? Bagaimana mengetahui bahwa upaya diri sendiri sudah sangat istimewa?
Dharmaraja menjawab:
Kondisi kehidupan setiap orang berbeda, hanya bisa dinilai berdasarkan kondisi berbeda pada masing-masing orang. Dari sudut pandang agama Buddha, yang paling penting dalam bhavana adalah mematuhi sila, jika dapat mematuhinya dengan sangat baik, berarti upaya Anda telah sangat istimewa.
◎ Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre:
【《 道果 》修道五地
Dharmaraja menjelaskan, saat kundalini bangkit, bindu lebur dan menetes melalui nadi tengah mencapai cakra svadhisthana, sadhaka dapat mengalami sahajananda, mencapai Bodhisattva bhumi pertama (pramudhitabhumi), membangkitkan mahasukha tak berubah, pada tahapan ini, anarsava sangat penting! Dharmaraja menyadari bahwa tiap satu cakra terbuka, sadhaka dapat mencapai 2 bhumi, jika semua cakra terbuka, dapat mencapai Bodhisattva bhumi ke-10.
Sadhaka menggunakan Bodhi Merah (Kundalini) untuk melebur Bodhi Putih (Bindu, air), menggunakan air (Bindu / Bodhi Putih) dan api (Kundalini / Bodhi Merah), serta angin (prana) untuk membuka lima cakra, perlahan-lahan mulai dari bhumi pertama / pramudhitabhumi, naik ke bhumi ke-2 / vimalabhumi, kemudian bhumi ke-3, dan seterusnya, sampai bhumi ke-10, pada saat itu, perlahan-lahan menggunakan kundalini untuk melebur bindu dalam nadi tengah, mentransformasikan jiwa dan raga, membersihkan (membakar) materi yang buruk pada tubuh. Dharmaraja menambahkan kutipan kitab Tao: Daodejing, "Masalah utama saya adalah saya memiliki tubuh jasmani.", ini menjelaskan bahwa tubuh jasmani merupakan masalah utama bagi manusia. Sadhaka mesti bisa mentransformasikan jiwa dan raga baru bisa menghimpun pahala. Para Guru Sesepuh mencapai transformasi tubuh sinar pelangi menggunakan metode ini.
Usai upacara, para siswa merayakan hari upasampada Dharmaraja Liansheng tahun ke-35, Dharmaraja memanjatkan restu supaya segenap siswa sehat sentosa, sraddha berakar dengan baik, dan mencapai keberhasilan bhavana. Setelah acara peringatan, Dharmaraja berjalan menuju ke hadapan layar Zoom untuk berinteraksi dengan para siswa, nampak sukacita dan kerinduan terpancar dari raut wajah para siswa.
Dharmaraja berwelas asih mengadhisthana para siswa yang berada di arena dan yang menyaksikan melalui siaran langsung. Kemudian Dharmaraja melihat pentas persembahan dari para siswa. Terima kasih Mahaguru, kebersamaan kita tak terhalang ruang dan waktu, menjadi kenangan terindah dalam lubuk hati kami semua.