20 Maret 2021 Pujabakti Sadhana Istadevata Amitabha Buddha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Karena kondisi pandemi di Amerika Serikat telah menurun, pemerintah menggalakkan program vaksinasi Covid-19, maka beberapa hari yang lalu vihara cikal bakal telah menerbitkan pemberitahuan seperti di bawah ini, untuk memberikan kemudahan bagi segenap umat yang hendak Berdharmayatra ke Seattle:
"Mulai hari ini, semua pengunjung yang berasal dari luar negeri maupun luar negara bagian yang membawa surat keterangan hasil tes Covid-19 dengan hasil negatif, bisa Berdharmayatra di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple untuk mempersembahkan dupa dan memuja Buddha, namun sebelum memasuki vihara masih diharuskan untuk mengisi kartu pernyataan sehat.
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple masih belum membuka layanan ruang makan dan menginap."
Karena bertepatan dengan peringatan hari upasampada Mahaguru, ada umat dari luar negara bagian yang khusus datang untuk ikut merayakan.
Sebelum Mahaguru Berdharmadesana, terlebih dahulu dilakukan pemutaran video pendek dari Tbboyeh yang mengisahkan persahabatan tulus antara Mahaguru dan Gurudara. Selain itu, dalam rangka memperingati hari upasampada Mahaguru, di hari yang istimewa dan penuh makna ini, Tbboyeh juga mencetak dan menerbitkan ulang beberapa buku karya tulis Mahaguru di masa awal, dengan menggunakan karya lukis Mahaguru sebagai sampul. Beberapa judul buku tersebut antara lain: "Dàn Yān Jí" (淡煙集), "Mèng Yuán Xiǎo Yǔ" (夢園小雨), "Fēi Sàn Lán Mèng" (飛散藍夢), "Fēng Zhōng Yè Fēi" (風中葉飛), "Gěi Lì Xiǎo Zhá" (給麗小札), dan "Yuán Dǐng De Shén Sī" (圓頂的神思). Kami mengajak Anda semua untuk mengundang dan membaca buku-buku ini.
Istadevata pujabakti malam hari ini adalah Amitabha Buddha. Mahaguru mengatakan, ada satu kali pengalaman yang paling jelas melihat Amitabha Buddha, yaitu saat berada dalam pesawat penerbangan dari Beijing menuju Taiyuan, saat pesawat terbang di angkasa, Mahaguru melihat Amitabha Buddha sangat tinggi dan besar. Amitabha Buddha adalah Istadevata dari Mahaguru, setiap malam, saat menyeberangkan arwah, Mahaguru mengundang Amitabha Buddha untuk memancarkan adhisthana tricahaya, tiap kali menampakkan diri dengan sangat terang dan jelas, setelah menerima adhisthana, diri sendiri berubah menjadi Istadevata. Mahaguru sangat berterima kasih kepada Amitabha Tathagata.
◎ Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Sang Buddha membabarkan bahwa pada hakikatnya segala sesuatu tiada, namun kenapa ada abhijna? Apakah dengan adanya abhijna, baru bisa memahami bentuk sejati dari dunia materi? Atau apa? Bukankah Buddha ada di dalam hati? Namun kenapa ada abhijna? Kenapa banyak sadhaka yang setelah berbhavana bisa mempunyai abhijna, bukankah ini bisa meningkatkan risiko? Apakah abhijna merupakan jalan yang harus dilalui sebelum mencapai Kebuddhaan?
Mahaguru menjawab:
Saat bhavana menghasilkan daya, dengan sendirinya abhijna akan menyertai. Abhijna merupakan upaya kausalya, kenapa disebut upaya kausalya? Buddhata adalah sunyata, tak kasat mata, menjadi tampak demi upaya kausalya. Anda tidak bisa melihat Amitabha Buddha, Beliau muncul demi membimbing Anda, inilah abhijna. Demikian pula saat Mahaguru membimbing para insan, bisa muncul dalam mimpi siswa, membahas ajaran Buddha dengan Anda, menampakkan diri di mana-mana, melenyapkan tumor pada tubuh siswa, ini semua adalah upaya kausalya sesaat, ini adalah abhijna, supaya keyakinannya menjadi sangat teguh. Namun belum tentu setiap orang bisa menerima upaya kausalya, saat berjumpa dengan insan yang berjodoh, Beliau akan memberikan upaya kausalya. Jika tidak berjodoh, tetap ada penyakit yang tidak tersembuhkan. Ini merupakan penjelasan untuk abhijna, pada dasarnya segala sesuatu tiada.
Siswa bertanya:
Sampai hari ini, kemampuan visualisasi siswa masih sangat kurang! Tiap kali memejamkan mata tidak bisa mengingat rupa pratima! Jelas-jelas sering melihatnya, namun begitu bervisualisasi, jika bukan kabur, maka pasti bengkok, kadang ada rupa yang menakutkan. Kadang saat saya menatap pratima Buddha, jelas-jelas tidak ada niat buruk, namun dalam hati muncul banyak kata-kata umpatan! Entah apakah ini merupakan kemunculan mara hati? Mohon Mahaguru memberikan saran atau metode untuk mengatasinya.
Mahaguru menjawab:
Saat baru saja mulai bhavana, kemampuan visualisasi Mahaguru juga kurang. Ada satu cara, yaitu "biarkan". Pada dasarnya Buddha adalah sunya, tidak peduli dipikirkan seperti apa pun, tidak peduli apa pun yang dikatakan terhadap pratima Buddha, semua adalah sunya. Semakin Anda biarkan, pikiran itu akan perlahan sirna, semakin Anda pusingkan, pikiran itu akan semakin bermunculan. Sang Buddha mengatakan, semua tiada. Jangan dipedulikan, teruskan visualisasi, terus sampai sangat tepat. Mahaguru sendiri baru mencapai keberhasilan setelah melalui tempaan, dan waktu yang ditempuh sangat panjang, pada akhirnya akan berhasil bervisualisasi, bahkan dapat visualisasi diri sendiri menjadi Istadevata, berparas welas asih, sangat agung, sama persis dengan Istadevata. Mara hati, jangan dipedulikan, biarkan, semakin tidak dipedulikan, semakin dibiarkan, maka Mara hati akan semakin tidak bisa muncul.
Siswa bertanya:
Saat siswa membaca Sutra Surangama, tertulis Sang Buddha membabarkan berbagai daya luar biasa dari Surangama Dharani, siswa pun membeli sebuah liontin Surangama Mantra dari internet, kemudian istri saya memberikannya kepada ibunya. Di rumah ibu mertua saya ada sebuah ruangan yang mempersemayamkan roh hewan, saat itu beliau juga mengenakan liontin Surangama Dharani, namun roh hewan masih bisa menempel di tubuhnya. Siswa tidak mengerti, kenapa liontin Surangama Dharani tidak bisa melindunginya?
Mahaguru menjawab:
Liontin Surangama Dharani perlu diadhisthana oleh seorang Sangha agung baru bisa berfungsi sebagai pelindung.
Selain itu, jika roh hewan yang disemayamkan di rumah ibu mertua tergolong roh baik, yang melakukan kebajikan, maka Surangama Dharani tidak akan berfungsi kepadanya. Tapi jika roh hewan itu mencelakai umat manusia, maka yang terjadi akan berbeda. Hewan pun juga bisa berbuat kebajikan.
◎ Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre
Mahaguru mengupas, dalam Tantra prana adalah yang paling penting. Saat bernapas, jangan sampai ada napas yang sangat panjang dan sangat pendek, biasanya napas itu seimbang, antara yang dihirup dan diembuskan sama, hirup dan embus adalah satu kali napas.
Teks Lamdre: "Pembuktian internal, prana dihentikan satu jari" Maksudnya adalah menahan prana, saat itu tidak menghirup dan tidak mengembus napas. Prana berhenti satu jari, prana sepanjang satu jari, Anda telah menghentikan napas. Saat berhenti, perlu visualisasi, masuk melalui lubang hidung kiri kemudian memotong masuk nadi tengah, masuk melalui lubang hidung kanan kemudian memotong masuk nadi tengah. Orang yang berlatih prana mesti tahu, saat menahan napas, mesti berusaha memasukkan prana ke nadi tengah, sebab saat prana masuk nadi tengah baru bisa membangkitkan kundalini, bindu turun, kundalini digunakan untuk membakar bindu, supaya bindu bisa turun.
Mengenai jumlah hitungan napas yang disebutkan dalam Lamdre, sebagai referensi saja, 1800 napas masuk nadi tengah, tiap kali satu napas, prana satu jari masuk nadi tengah, ada 1800 napas yang masuk nadi tengah. Fenomena masuk nadi tengah, "Pembuktian internal, napas dihentikan satu jari", dengan kata lain mesti tahan prana sepanjang satu jari, kemudian ada 1800 napas masuk nadi tengah.
Teks Lamdre: "Prana yang menghentikan lingkungan luar, dapat memperpendek sepanjang satu jari, napas luar berhenti, napas dalam juga berhenti." Ini artinya menahan prana. Semua yang sudah paham pernapasan botol dan vajrajapa, akan tahu apa itu menahan prana.
Teks Lamdre: "Tanda pembuktian eksternal membangkitkan bindu, slokha: 'Svadhisthana terbuka, bindu kukuh.'" Jika cakra svadhisthana telah terbuka, bindu pun kukuh. Jika cakra svadhisthana tidak terbuka, bindu pun tidak kukuh. Semua bindu berasal dari cakra ajna, ada nanda, paramananda, vikramananda, dan sahajananda. Mesti mencapai caturnanda baru bisa membuktikan catursunya.
Seorang yogi penekun prana, mesti membuka cakra anahata, Bodhi Putih dan Bodhi Merah mencapai cakra anahata, kemudian Bodhi Putih dan Bodhi Merah berpadu di cakra anahata, di dalam cakra anahata ada prana jiwa, ada Buddhata di dalamnya. Kemudian prana sirkulasi atas, prana sirkulasi bawah, prana mitra api, dan prana sirkulasi samping, prana di sekujur tubuh berhimpun di cakra anahata, bisa membuka cakra anahata. Bindu Merah adalah kundalini.
Mahaguru mengetahui metode bhavana berikut:
Lima prana utama dan lima prana cabang, yaitu prana mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh, semua melebur dalam cakra anahata, saat itu bisa melihat, Bodhisattva bhumi ke-10 mengetahui diri sendiri mencapai bhumi ke berapa. Saat membuka cakra anahata, perlahan memasuki tingkat kesucian Bodhisattva. Mulai dari Bodhisattva bhumi pertama atau pramuditabhumi, terus sampai bhumi ke-10 atau Dharmamegabhumi, semua ini sangat mendalam.
Saat Bodhi Putih mencapai bagian paling dasar dari nadi tengah, memperoleh sahajananda, merupakan bhumi yang sangat sukacita, oleh karena itu disebut pramuditabhumi atau bhumi sukacita.
Paramitayana disebut Mahayana, sedangkan metode pengajaran adalah Tantra. Bhumi pertama dari darsanamarga berarti bisa melihat diri sendiri telah mencapai pramuditabhumi.
Usai Dharmadesana yang sangat istimewa, Mahaguru mengadhisthana semua umat dan mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani, serta mengabhiseka pratima Buddha. Vihara cikal bakal telah menyiapkan kue tar besar untuk memperingati hari upasampada Mahaguru, semua menyanyi dengan penuh sukacita. Kemudian, Mahaguru berwelas asih menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana dan memberkahi semua.
Pada kehidupan kali ini, kita bisa menjadi siswa Zhenfo, mengikuti langkah Mahaguru, memahami pentingnya bhavana dan kebenaran Buddhadharma, memahami arah yang patut ditempuh, memahami bagaimana terbebas dari derita samsara, semua pehamaman ini berkat budi jasa Mulacarya dalam membimbing kita semua. Terima kasih atas welas asih-Mu yang tanpa batas kepada semua makhluk, pada 35 tahun lampau Anda berikrar untuk meninggalkan keduniawian, menampilkan rupa kebiksuan untuk membimbing para insan. Kita juga berterima kasih kepada Gurudara yang senantiasa mengabdi dan mendukung Mahaguru, berkat dukungan Gurudara, Mahaguru tidak lagi mengkhawatirkan urusan lain dan dapat fokus pada pembabaran ajaran Tantra Zhenfo, untuk membimbing para insan yang tak terhingga banyaknya.
Artikel Dharmadesana berbahasa Mandarin dapat disimak melalui: www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail1519.htm