30 Mei 2021 Upacara Agung Homa Cintamani Pandaravasini di Rainbow Temple
【Liputan TBSN】
Pada hari minggu terakhir di bulan Mei 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat menyelenggarakan Upacara Homa Cintamani Pandaravasini (Baiyidashi Ruyibaozhu Guanshiyin Pusa - 白衣大士如意寶珠觀世音菩薩), upacara berjalan dengan sempurna, sama seperti Gelar Dharma Istadevata upacara kali ini, segalanya mangala sesuai harapan.
Pada pukul 3 sore, Dharmaraja tiba di homasala, setelah bernamaskara kepada Buddha, beliau langsung berjalan menghampiri layar Zoom untuk menyapa semua siswa dari seluruh penjuru dunia, interaksi senyuman dan gerakan tangan Dharmaraja dengan para siswa menghiasi layar, sekalipun berada di tempat yang saling berjauhan, namun tidak lagi terasa ada jarak.
Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan adalah Upacara Homa Avalokitesvara Raja Agung. Semenjak Dharmaraja berusia 26 tahun, beliau telah menjalin jodoh Dharma dengan Sutra Raja Agung (Gaowangguanshiyinjing - 高王觀世音經) di kuil Dewa Indra. Dharmaraja terus membaca sutra ini sampai sekarang. Avalokitesara Raja Agung memiliki jalinan jodoh yang sangat erat dengan Zhenfo Zong.
Mahkota ratna yang dikenakan oleh Avalokitesvara Raja Agung adalah Mahkota Saptabuddha, di dalam sutra juga terdapat Dharani Saptbuddha Melenyapkan Karma Buruk. Avalokitesvara Raja Agung sangat agung, daya spiritual dan karya pertolongan Beliau sangat termasyhur. Dharmaraja membabarkan bahwa kalimat yang paling mendalam dalam sutra ini adalah: "Dapat melenyapkan derita kelahiran dan kematian, serta menyingkirkan semua racun yang mencelakakan.", sehingga hidup tidak akan menderita, mati juga tidak menderita, dan Bodhisattva akan membantu Anda untuk menyingkirkan segala racun yang mencelakakan. Hidup ini sangat rumit, kita semua mesti tekun membaca Sutra Raja Agung menjalin jodoh dengan Bodhisattva.
Hari ini adalah Homa Cintamani Pandaravasini, Pandaravasini memegang cintamani yang dapat memenuhi harapan para insan. Saat bersadhana, tangan membentuk Mudra Padma, visualisasi cintamani pada tangan Bodhisattva memancarkan sinar kuning, menyinari telapak tangan sadhaka, visualisasikan di tengah Mudra Padma muncul sesuatu yang Anda harapkan. Menekuni sadhana ini sangat istimewa, hanya dalam waktu satu bulan sudah muncul kontak batin. Dharmaraja juga mengenalkan rupa Pandaravasini, asal-usul, mantra hati dan Mantra Pandaravasini.
Hari jadi Dharmaraja akan segera tiba, saat sang putrid menanyakan kado ulang tahun apa yang diinginkan oleh sang ayah, Dharmaraja tidak menemukan suatu hal yang diinginkan. Di saat kita tidak lagi menginginkan apapun, maka kita akan hidup dengan sangat bahagia, sangat santai, dan penuh rasa syukur.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan pertama dari siswa di Malaysia:
Apakah kita boleh menjadikan Kalacakra Vajra (Shilun Jingang - 時輪金剛) sebagai Dharmapala? Jika menjadikan Kalacakra Vajra sebagai Mula Dharmapala, karena Kalacakra merupakan penjelmaan dari Sakyamuni Buddha, apakah sadhaka mesti menjadikan Sakyamuni Buddha sebagai Istadevata? Apakah setiap Vajra Vidyaraja boleh dijadikan Dharmapala?
Dharmaraja menjawab:
Dharmapala dan Istadevata saling berkaitan, jika Istadevata adalah Sakyamuni Buddha, maka Dharmapala bisa menggunakan Kalacakra Vajra, sebab keduanya saling berkaitan. Asta Mahabodhisattva ada Asta Mahavidyaraja, semua Vajra Vidyaraja boleh dipilih sebagai Dharmapala.
Pertanyaan kedua:
Bagaimanakah keberhasilan dalam Sadhana Visualisasi Tulang? Fungsi Sadhana Visualisasi Tulang adalah mengalihkan perhatian, bersadhana sampai muncul rasa muak terhadap perempuan cantik, apakah demikian sudah cukup? Siswa yang masih menekuni Sadhana Prayoga apakah hanya bisa mengandalkan metode ini untuk mengatasi godaan sensual? Apakah belum boleh menggunakan metode bhavana Tantra yang memanfaatkan pengolahan hasrat?
Dharmaraja menjawab:
Pahlawan yang gagah berani pun kesulitan untuk mengatasi rintangan dari perempuan cantik. Di hadapan perempuan cantik, Dharmaraja sanggup menjapa mantra, membaca sutra, dan bersadhana, tak tergoyahkan. Dharmaraja adalah Arya Anasrava, sedangkan semua yang masih mengalami tiris pasti akan terjerumus. Sadhana adalah suatu hal yang alamiah, pada awalnya gunakan metode pengalihan, namun akhirnya tidak lagi diperlukan, sebab tidak peduli bagaimanapun penampilan luar seseorang, semua mengandung kotoran. Metode bhavana menggunakan hasrat untuk mengatasi hasrat pada akhirnya juga akan membuat sadhaka merasa tawar akan hasrat.
Pertanyaan ketiga:
Apakah seorang sadhaka boleh bertato? Misalnya tato cakra mantra, apakah akan mengakibatkan tidak hormat? Atau mungkin bisa berakibat buruk pada diri sendiri dan memengaruhi nasib dan peruntungan?
Mahaguru berwelas asih menjelaskan, tato tergolong aksesoris, tidak bisa merepresentasikan apapun, dan tidak memengaruhi bhavana.
Pertanyaan dari siswa di Singapura:
Saat ini siswa menjapa Mantra Sataksara (versi pendek), melimpahkan jasa kepada Penagih Utang Karma (baik yang berwujud maupun tidak berwujud) serta kepada Arwah Penjerat. Setelah menjapa, tubuh terasa rileks dan penuh rahmat, namun kadang merasa ada orang yang mengejar, bahkan merasa takut. Apakah ini karena penjapaan Mantra Sataksara siswa belum mencukupi?
Dharmaraja menjawab:
Menjapa Mantra Sataksara melimpahkan jasa kepada Penagih Utang Karma adalah tepat, dan seorang sadhaka tidak perlu takut terhadap apapun. Sekalipun melihat hantu, seorang sadhaka tidak seharusnya merasa takut. Jika dikejar, itu tandanya mereka menginginkan sesuatu dari Anda, Anda bisa menanyai mereka apakah ada yang perlu dibantu?
Pertanyaan dari siswa di Malaysia:
1. Jika umat awam meminjam uang anggota Sangha dan tidak mengembalikannya, apakah umat awam semacam ini akan menanggung karma dan menciptakan nasib buruk bagi diri sendiri?
Dharmaraja menjawab:
Benar, jika umat awam meminjam uang anggota Sangha (termasuk meminjam pakaian dan barang apapun) dan tidak dikembalikan, maka ia pasti harus bertanggung jawab atas karmanya, ini adalah dosa yang sangat berat.
2. Anggota Sangha menerima persembahan umat, kemudian menggunakan uang itu untuk umat awam (termasuk orangtua dan anaknya sendiri), apakah ini boleh? Karena kadang anggota Sangha ingin menjamu umat awam, atau ingin membayar, tapi umat merasa sangat takut dan tidak berani menerimanya.
Dharmaraja menjawab:
Anggota Sangha menjamu umat, ini disebut menganugerahkan berkah kepada umat. Umat awam mesti sangat menghargai berkah ini.
◎ Dharmarja Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Inti dari bagian teks Lamdre ini adalah transformasi, mentransformasikan kesadaran mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, manas, dan alaya menjadi kebijaksanaan yang sangat besar. Astanga (Delapan Jalan Utama) adalah hetu (sebab), ditransformasikan menjadi delapan parijnana. Mentransformasikan alayavijnana menjadi Adarsajnana, mentransformasikan manas menjadi Samatajnana, mentransformasikan manovijnana menjadi Pratyaveksanajnana, mentransformasikan kesadaran panca indra menjadi Krtyanusthanajnana, dan yang merealisasikan nisprapanca (meninggalkan permainan dunia) sebagai Dharmadatusvabhavajnana.
Dalam Lamdre disebutkan bhumi ke-12 setengah, setengah bhumi ini adalah gerbang pembebasan melalui sunyata dan gerbang pembebasan melalui tiada hasrat.
Pada saat merealisasikan marga, sudah berbeda dengan Bodhisattva bhumi pertama atau Pramuditabhumi. Pada bagian ini Lamdre mengupas mengenai bhumi ke-12 setengah, sudah hampir menjadi Buddha, ada tiga ksana dan kesemuanya sangat bahagia: sukacita, bahagia, dan puas.
Di saat akan merealisasikan phala, akan muncul enam jenis goncangan, Sakyamuni Buddha sering menghasilkan fenomena enam jenis goncangan. Dalam Mahaprajnaparamita Sutra ada disebutkan, bahwa saat itu Ibu Pertiwi dan para Dakini akan bersukacita dan memberitahu sadhaka: "Anda telah mencapai Kebuddhaan!" dan terjadi enam jenis goncangan. Bahkan alam Mara juga akan ikut berguncang, Mara akan merasa takut. Di saat sadhaka mencapai keberhasilan, bahkan Mara pun akan merasa gentar, Istana Mara berguncang.
Pada saat Anda sudah hampir mencapai Kebuddhaan, samsara dan Nirvana menjadi ekarasa, dalam kondisi spiritual tersebut, banyak hal menjadi ekarasa, tiada wangi, tiada bau busuk, tiada kebajikan, tiada kejahatan, tiada samsara dan Nirvana, semua ekarasa.
Pada saat mencapai Kebuddhaan, para Daka dan Dakini ekstrenal akan muncul di angkasa dan memberitahu sadhaka: "Anda telah mencapai kesempurnaan!" Selain itu, Daka dan Dakini internal juga akan berhimpun dan memberitahu sadhaka: "Anda telah mencapai kesempurnaan!" Sambhogakaya, nirmanakaya, dan Dharmakaya semua ekarasa.
Upacara usai dengan sempurna dalam suasana penuh Dharmasukha, semoga harapan setiap umat memperoleh adhisthana Mulacarya dan Pandaravasini, supaya para insan yang tengah menderita karena pandemi dapat memperoleh ketenteraman batin sesuai harapan.
Setiap siswa di seluruh dunia berharap dapat segera kembali di samping Dharmaraja, namun pada saat kondisi pandemi masih parah, kita hanya bisa mengandalkan internet untuk merasakan kehangatan kebersamaan. Setiap peserta upacara di lokasi memperoleh Abhiseka Cintamani Pandaravasini, semoga semua tekun bersadhana, sehingga memperoleh kemakmuran sesuai harapan.