29 Agustus 2021 Upacara Agung Homa Manohara Vasudhara di Rainbow Temple

29 Agustus 2021 Upacara Agung Homa Manohara Vasudhara di Rainbow Temple
#LiputanTBSN

Pada tanggal 29 Agustus 2021, di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Manohara Vasudhara yang paling dinantikan oleh semua umat. Sebelum upacara, Dharmaraja tersenyum hangat menyapa segenap siswa yang berpartisipasi melalui Zoom. Usai upacara, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan bahwa hari Minggu depan, pukul 3 sore di Rainbow Temple akan memimpin Upacara Agung Musim Gugur Tahun Xinchou Homa Buddha Amitabha, yang merupakan Upacara Agung Penyeberangan Arwah tahunan. Selain itu, di hari yang sama, pada pukul 11:30 siang akan memimpin Upacara Shengji di Rainbow Vila.

Buddha Amitabha, selain merupakan Yidam penting dari Dharmaraja Liansheng, Dharmaraja Liansheng juga berasal dari Buddha Amitabha. Sutra Amitabha merupakan percakapan antara Buddha Sakyamuni dengan Y.A. Sariputra. Sedangkan Sutra Vajra merupakan percakapan antara Buddha Sakyamuni dengan Y.A. Subhuti. Dalam Sutra Hati ada Bodhisattva Avalokitesvara, Buddha Sakyamuni dan Y.A. Sariputra. Buddha Sakyamuni membabarkan Sutra sesuai dengan nidana, semua mesti perhatikan.

Dharmaraja memberitahu semua bahwa pemohon utama dan semua yang mendukung Upacara Homa hari ini sungguh memiliki berkah, sebab Dharmaraja melihat vajrankusa berputar tiga kali, harta tercurah laksana awan pujana di angkasa, tak terhingga banyaknya, dianugerahkan kepada semua umat yang hadir. Fenomena tersebut mirip dengan dahulu ketika Dharmaraja pergi ke Taiwan untuk memeriksa fengsui bank, saat itu Dharmaraja melihat uang kertas yang ditumpuk menggunung, seolah-olah tak berujung. Selain itu, semua permata di Sukhavati merupakan hasil kaitan dari Dewi Manohara Vasudhara, termasuk di antaranya adalah pepohonan saptaratna di alam suci Avatamsaka, dan tirta amerta di alam suci Penembusan Sempurna dari Bodhisattva Avalokitesvara, semua dikait ke Mahapadmini, selain itu juga mengait vaidurya dan pasir emas untuk istana dan permata indrajala sebagai sinar terang. Beliau mengait segala yang terbaik untuk Sukhavatiloka, merupakan Dewi Rezeki yang sangat agung.

Dharmaraja mengingatkan semua, ada satu sila yang pernah dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, bila bukan karena urusan penting sehingga terpaksa tidak bisa hadir, bagi siswa yang berada dalam radius 25 km, jika tidak berpartisipasi dalam upacara pembabaran Dharma yang dipimpin oleh Mulacarya, maka mereka telah melanggar sila meremehkan, dalam tujuh kelahiran mendatang terlahir di keluarga miskin. Jika selamanya tidak pernah berpartisipasi dalam upacara Mulacarya, karena telah meremehkan semua upacara, tidak mendengar dan tidak peduli terhadap Dharma, kelak akan terlahir kembali sebagai kerang dalam seratus kelahiran.

Dharmaraja menjelaskan asal-usul sila, yaitu ada enam biksu yang sering melanggar sila, sehingga Buddha pun mulai menetapkan berbagai sila. Dharmaraja memuji Y.A. Subhuti, dahulu ketika Buddha Sakyamuni memutar Dharmacakra untuk yang ke-2 kali, membabarkan makna Dharma mengenai alaksana, Y.A. Subhuti selalu hadir. Beliau hanya tidak hadir sebanyak 2 kali, penyebabnya adalah jatuh sakit sehingga tidak bisa berjalan, juga karena ada anggota keluarga yang meninggal dunia, oleh karena itu Y.A. Subhuti merepresentasikan ketekunan.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Seorang siswa dari Malaysia bertanya:
Ada umat yang mengatakan ia tidak ingin terlahir di Sukhavatiloka, ia hanya ingin terlahir di kerajaan surga seperti dalam mimpinya. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah sikap ini benar?

Dharmaraja menjawab:
Dalam hal ini, tidak ada benar dan salah, tapi bisa diumpamakan dengan emas murni dan emas sepuhan, coba Anda renungkan mengapa melepas yang tertinggi dan malah memilih yang rendah.

Siswa bertanya:
Biksu Dharmakara (Buddha Amitabha) dan para Buddha Bodhisattva menggunakan pahala kebajikan atau abhijna apa untuk menampilkan alam suci dan mandala?

Dharmaraja menjawab:
Pertanyaan ini sangat luas, Dharmaraja balik bertanya kepada semua, tahukah berapa banyak Buddha dan Bodhisattva? Bodhisattva Avalokitesvara berikrar di hadapan 11 koti Buddha, sedangkan 1 koti berarti 10 juta, jika ditambah berarti 110 juta. Oleh karena itu, tidak mungkin bisa diuraikan sampai habis, tapi bila dijelaskan secara singkat, semua berkat 48 ikrar agung Buddha Amitabha yang diamalkan secara sempurna baru bisa mewujudkan alam suci.

Siswa bertanya:
Ada Acarya yang mengatakan bahwa seorang upasaka dan upasika tidak semestinya bersujud atau bernamaskara kepada seorang Acarya yang tidak sedang mengenakan mahkota Pancadhyani Buddha, sebab penghormatan agung seperti itu hanya diberikan kepada Mulacarya.

Jika bukan saat upacara, sesama generasi silsilah yang memohon adhisthana umum (seperti: kesehatan, menyingkirkan rintangan, membersihkan gangguan makhluk halus, meningkatkan rezeki, kontak yoga dalam sadhana, dan lain sebagainya), maka diri sendiri mesti menurunkan statusnya baru bisa memperoleh adhisthana. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah benar demikian?

Dharmaraja menjawab:
Acarya bisa memvisualisasikan bahwa dirinya senantiasa mengenakan mahkota Pancadhyani Buddha, sebab mahkota Pancadhyani Buddha bisa tidak berwujud. Urutan sembah puja adalah terlebih dahulu bersembah puja kepada Mulacarya, baru kemudian kepada Acarya yang lain. Saat bernamaskara kepada Acarya, bisa bervisualisasi mahkota Pancadhyani Buddha di atas kepala Acarya tersebut mengadhisthana diri Anda, tidak perlu menurunkan status, juga tidak ada istilah status.

Kemudian, Dharmaraja membaca pertanyaan dari Biksu Shi Lianshui (釋蓮誰法師). Terlebih dahulu Dharmaraja membahas makna nama kebiksuan "Lianshui" (Padma Siapa), memberitahu kepada semua bahwa nama awam hanyalah kata benda, bahkan hanya tubuh jasmani, dan rupa belaka, semua tidak berarti, hanya dengan mencerahi siapa diri sendiri barulah berarti.

Pertanyaan Biksu Shi Lianshui:
Dalam "Pedang Mustika Yogi", artikel berjudul "Sikap Angkuh dan Pandangan Keliru" disebutkan bahwa Pandangan Sasvata, Pandanhan Uccheda dan Dhutaguna adalah pandangan keliru, bahkan melekati pandangan bahwa "Alam semesta hanyalah penyatuan sementara" juga merupakan pandangan keliru, tapi bukankah Buddhadharma menekankan bahwa segala sesuatu timbul karena nidana, kemunculan dan kelenyapan adalah anitya, serta segala sesuatu yang berkondisi adalah tanpa inti? Bukankah pandangan sunyata anatman adalah pandangan benar dalam Buddhadharma? Bukankah terbentuknya dan hancurnya alam semesta disebabkan oleh nidana, dan hanya merupakan penyatuan sementara yang bersifat ilusi? Mengapa ini juga disebut pandangan keliru? Mohon Mahaguru berwelas asih memberi petunjuk.

Dharmaraja menjawab:
Pertanyaan ini sangat bagus, Dharmaraja menegaskan, setelah mendengar pengulasan Sutra Vajra, Anda akan paham! Dharmaraja menjelaskan bahwa nihilisme, kekekalan diri, penyiksaan diri, alam semesta sebagai penyatuan sementara, kemunculan dan kelenyapan karena nidana, anitya, dan segala sesuatu yang berkondisi adalah tanpa inti, semua ini hanya istilah belaka. Tiada ruang dan tiada waktu, yang dibabarkan dalam Sutra Vajra barulah pandangan benar. Bahkan perpaduan nidana merupakan pandangan sesat dan keliru.

Dharmaraja menambahkan, mengenai kehadiran dalam upacara pembabaran Dharma, kecuali jika ada alasan yang tepat, jika seorang sadhaka tidak hadir dalam upacara pembabaran Dharma, berarti itu adalah bentuk kesombongan dan pandangan menyimpang. Dharmaraja menekankan bahwa Sutra Vajra dapat menghancurkan segalanya, bahkan ruang dan waktu, termasuk semua Buddhadharma juga dihancurkan. Kemunculan dan kelenyapan karena nidana, anitya, segala sesuatu yang berkondisi tanpa inti, semua ini tidak salah, tetapi tetap harus dihancurkan.

Selama masih memandang keberadaan alam semesta, kemunculan dan kelenyapan, serta nidana, berarti itu bukan kebenaran sejati. Contohnya adalah kesabaran, karena tidak merasa bersabar, barulah merupakan kesabaran yang sejati. Sesungguhnya di dalam Sangha, Subhuti dihormati, sekaligus banyak dihujat. Buddha Sakyamuni pernah mengatakan bahwa Y.A. Subhuti adalah Arhat yang paling utama dalam hal kemerdekaan dari hasrat, tapi Y.A. Subhuti dengan rendah hati mengatakan bahwa semestinya yang paling utama adalah Y.A. Sariputra dan Y.A. Mahamaudgalyayana, bukan dirinya. Jika Beliau menyatakan bahwa dirinya yang utama, berarti Beliau bukan Arhat yang paling utama dalam hal kemerdekaan dari hasrat, oleh karena itulah Y.A. Subhuti memperoleh pujian dari Buddha Sakyamuni.

◎ Dharmaraja Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra:
"Aku membimbing semua makhluk tersebut memasuki Nirupadhisesa-nirvana. Begitu para makhluk yang jumlahnya tak terhingga, tak terbilang, tak terhitung ini telah terbebaskan, sesungguhnya tiada satu makhluk pun yang telah terbebaskan. Mengapa demikian? Subhuti, jika seorang Bodhisattva melekat pada gagasan bahwa atribut diri, atribut manusia, atribut makhluk hidup, atau atribut jangka kehidupan sungguh-sungguh ada, ia bukanlah Bodhisattva yang sejati."

Penjelasan Dharmaraja:
Dharmaraja menggunakan kisah Bodhisattva Avalokitesvara Sahasrabhuja dan Sahasranetra sebagai contoh bahwa sesungguhnya tiada satu makhluk pun yang telah terbebaskan. Kala Bodhisattva Avalokitesvara mendapati bahwa makhluk yang dibebaskan tidak bertambah pun tidak berkurang, Beliau langsung putus asa, mengingkari ikrar dan tidak lagi membebaskan insan, sehingga kepala hancur menjadi sepuluh bagian. Sang Guru, Buddha Amitabha, langsung tiba dan memulihkan 10 bagian kepala Bodhisattva Avalokitesvara dan menempatkan diri sendiri di puncak kepala, berubah menjadi Bodhisattva Avalokitesvara 11 Muka Bertangan dan Bermata Seribu.

"Jika seorang Bodhisattva melekat pada gagasan bahwa atribut diri, atribut pribadi, atribut makhluk hidup, atau atribut jangka kehidupan sungguh-sungguh ada, ia bukanlah Bodhisattva yang sejati." Ini adalah jawaban dari pertanyaan sebelumnya. Dharmaraja menuturkan, dahulu Kaisar Wu dari Liang pernah bertanya kepada Bodhidharma, "Siapa orang yang berdiri di hadapan saya?" bagaimanakah Bodhidharma menjawabnya ? Dharmaraja mengangkat japamala yang indah dan mengatakan, "Barang siapa bisa menjawab dengan benar, japamala ini untuknya!" Namun tidak ada yang bisa menjawab dengan benar, sehingga tidak ada orang yang mendapatkannya.

Catatan:
Karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku nomor 184 "Gěi nǐ diǎn shàng xīn dēng" – artikel berjudul "Kebenaran Luhur Bodhidharma"

Kaisar: "Siapakah yang ada di hadapanku?"
Bodhidharma: "Tidak kenal."

Atribut diri adalah suatu pribadi, atribut pribadi merupakan wujud dari suatu pribadi, atribut makhluk hidup adalah banyak makhluk hidup, atribut jangka kehidupan adalah panjang dan pendeknya waktu. Dharmaraja menjelaskan, Buddha membabarkan bahwa atribut makhluk hidup merepresentasikan ruang, atribut jangka kehidupan merepresentasikan waktu. Jika dalam hati Bodhisattva masih ada hati diri sendiri, hati makhluk hidup, dan panjang pendeknya jangka kehidupan, berarti ia bukan Bodhisattva.

Bahkan waktu pun juga manusia yang menetapkannya. Dharmaraja memberitahu semua, jika tiada waktu, maka tiada perpaduan sebab dan kondisi, tiada pula kemunculan dan kelenyapan. Oleh karena itu, Buddhadharma, semua adalah pandangan menyimpang, tiada Buddha tiada makhluk hidup. Orang yang belajar Buddha, menjalani kehidupannya, setiap hari berbhavana. Bodhisattva tidak berbuat demi diri sendiri, melainkan demi semua makhluk. Mengamalkan Sadparamita merupakan laku Bodhisattva, tapi bukan demi diri sendiri, melainkan demi semua makhluk. Pada saat yang sama, Bodhisattva tidak melekat pada semua makhluk, mengamalkan trimandala parisuddhi (tiada pemberi, tiada penerima, tiada hal/benda yang diberikan), dengan demikian barulah pengamalan Sadparamita yang sejati. Oleh karena itu, tiada orang yang membabarkan Dharma, tiada orang yang mendengar Dharma, dan tiada pembabaran Dharma. Siapa yang mengatakan bahwa Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma, berarti menghujat Buddha.

Dharmaraja mengisahkan, Kaisar Wu dari Liang telah mendirikan vihara yang tak terhingga banyaknya, hanya karena Bodhidharma mengatakan tiada pahala, beliau pun murka dan berupaya untuk membunuh Guru Sesepuh (Bodhidharma). Biksu Zhigong memberitahu Kaisar Wu, apa yang dikatakan oleh Bodhidharma adalah benar, Kaisar Wu pun ingin mengundang kembali Bodhidharma, tapi sudah terlambat. Dharmaraja memberitahukan kondisi mengenaskan yang dialami oleh Kaisar Wu dari Liang saat jelang wafat, menyayangkan padahal semula beliau tidak ingin seperti itu, tapi setelah menduduki takhta hatinya berubah.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja berpamitan dengan segenap siswa melalui Zoom, sembari terus membentuk jari cinta, cinta kasih Guru terhadap segenap siswa memenuhi angkasa. Melalui Dharmadesana hari ini, Dharmaraja menggunakan kata-kata umum untuk mengupas makna mendalam dari Sutra Vajra, supaya dapat dipahami oleh segenap umat. Membimbing kita semua untuk memahami segala fenomena alam semesta, mencari siapakah kita sesungguhnya, sehingga hidup kita menjadi bermakna. Upacara Agung Musim Semi tahunan akan segera tiba, marilah kita segenap siswa meneladani semangat Subhuti, dengan tulus dan penghormatan tertinggi mendukung upacara yang dipimpin oleh Mulacarya, mendengarkan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng yang sangat istimewa laksana amerta, membuka kebijaksanaan tertinggi!

-------------------------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1489/2021%E5%B9%B48%E6%9C%8829%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E5%8B%BE%E8%B2%A1%E5%A4%A9%E5%A5%B3%E8%AD%B7%E6%91%A9%E5%A4%A7%E6%B3%95%E6%9C%83.html

Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。