Hari ini, kita telah mengulas ‘Pendirian Mahayana’, keutamaanya ada pada memberikan manfaat kepada semua makhluk, tekad langka untuk merealisasi Anuttara Bodhi, dari sini mempraktekkan Sad-paramita, inilah garis besar dari makna Mahayana. Kita semua yang membangkitkan Bodhicitta harus mempraktekkan Sad-paramita, mengupayakan berbagai metode untuk menyempurnakan Sad-paramita, menuntun insan luas, inilah makna utama dari Mahayana.
“Tidak ingin menanggung aktivitas memberi manfaat pada insan lain.” , “Bhavana hanya demi pembebasan dan keuntungan diri sendiri” mengutamakan pembebasan diri sendiri. Terlebih dahulu saya membebaskan diri dari kerisauan batin, mengatasi kelahiran dan kematian diri sendiri. Terlebih dahulu saya menekuni bhavana demi diri sendiri. Terlebih dahulu memberi manfaat pada diri sendiri. “Mampu merealisasi hetu pembebasan.” Sebab Anda harus berusaha mencapai pembebasan ! Pembebasan adalah samyak-hetu, merupakan sebab akibat yang sangat tepat. “Merupakan realisasi Prajna makna Anatman ( Tanpa Aku ) .” Dari sini merealisasi ‘Anatman’, Kebenaran ini adalah yang tertinggi, merupakan Prajna Tertinggi ; Oleh karena inilah dua ciri khas utama dari ‘Pendirian Hinayana’.
Bagaimana dengan Tantrayana ? Sesungguhnya di manakah Tantrayana ini ? Dalam pembagian ini, Tantrayana telah termasuk di dalam Mahayana. Namun saya pribadi tidak setuju dengan teori yang mengatakan : “Dalam Mahayana telah mencakupi Tantrayana.” Saya kurang setuju ! Walau tentu saja dalam Tantrayana juga ada semangat Bodhisattva. Dia memang ada sedikit bagian Mahayana ; Tantrayana juga berusaha untuk menuntun semua makhluk ; Namun, makna guhya ( Makna mendalam yang nampak tersembunyi bagi kesadaran yang masih dangkal ) di dalamnya lebih tinggi daripada semangat Bodhisattva dalam Mahayana.
Bagaimana cara menghindari nafsu keinginan ? Sangat sukar ! Dalam hal ini, cukup Hinayana saja, Anda ingin menekuninya, ini sudah sangat sukar ! ‘Tidak makan lewat tengah hari’, setelah tengah hari tidak lagi makan. Makan hanya untuk mempertahankan kehidupan hari ini. Tidak rakus akan wewangian, tidak rakus akan rasa, juga tidak rakus akan rupa. Hanya mengkonsumsi gizi secukupnya untuk bekal kehidupan bhavana, bahkan tidak lagi makan lewat tengah hari. Pakaian yang dikenakan juga harus menggunakan pakaian yang tidak berwarna mencolok. Dulu adalah warna hitam, abu-abu, atau warna-warna yang cenderung tidak mencolok.
Dalam Tantrayana ada metode untuk memberi manfaat kepada semua makhluk. Seorang Siddha, dalam setiap tarikan nafasnya bervisualisasi menghirup hawa gelap, dan yang dihembuskan adalah hawa terang, sebab ia menghirup semua karma buruk para insan memasuki hati sendiri untuk ditransformasikan menjadi sinar Buddha berwarna putih ; Kemudian dengan nafas Buddha ini memberikan manfaat bagi para insan. Ini hanya ada dalam Tantrayana.