Patrul Rinpoche sangat menghormati Gurunya, dia telah menekuni mahanamaskara sebanyak sekian kuadriliun kali, saat dia bernamaskara kepada Gurunya, Gurunya akan berdiri untuk membalas penghormatan, Gurunya sangat hebat, beliau mengetahui bahwa Patrul Rinpoche telah menekuni mahanamaskara sebanyak kuadriliun kali, pahala yang terhimpun telah sangat besar. Gurunya berdiri balik bernamaskara kepadanya. Hanya sebuah mahanamaskara bisa membangkitkan rasa hormat dalam batin Gurunya, tiap kali dia bernamaskara kepada Gurunya, maka Gurunya akan membalas, Gurunya juga sangat hebat. Supaya Gurunya tidak bisa bernamaskara langsung kepadanya , maka Patrul Rinpoche bersembunyi di belakang biara, dan bernamaskara menghadap ke arah Gurunya berada, namun Sang Guru mengetahuinya, Beliau berdiri dan berbalik ke belakang, kemudian membalas namaskara ke arah Patrul Rinpoche yang berada di belakang tembok biara, walau tersekat oleh tembok tetap terlihat, demikianlah dalam menekuni bhavana, harus ditekuni hingga seperti ini, inilah yukta. Bahkan mahanamaskara bisa menghasilkan yukta, yang penting mempunyai konsistensi ! Inilah yang paling penting ! Jangan hari ini bernamaskara, kemudian selisih satu bulan kemudian baru bernamaskara lagi, Anda harus melakukannya setiap hari.
Jangan cemburu pada keberhasilan orang lain, kita justru harus mengucapkan selamat kepadanya. Saat orang lain bahagia, kita mesti mengucapkan selamat. Orang lain semakin kaya, kita juga mesti mengucapkan selamat. Jangan mendengki, juga jangan mempersalahkan, segalanya adalah afinitas, segalanya adalah nasib. Menekuni Buddhadharma harus demikian, barulah dapat berdiri tegak di antara langit dan bumi, tidak menyalahi langit dan bumi. Demikian pula dalam hubungan antar teman, jangan mencelakai teman, jangan mencelakai orang, jangan membenci orang, harus berhati lapang, kelak suatu hari nanti semua masih akan berjumpa kembali, entah itu di kehidupan selanjutnya, atau di mana pun, sebab dengan adanya afinitas yang demikian, kelak para insan akan menjadi penolong Anda, tidak ada lagi yang namanya orang kerdil ( yang mencelakakan kita ). Di dalam Zhenfozong tidak ada orang kerdil, meskipun seseorang berhati sangat sempit, kita juga mesti mengungkapkan kebaikannya, supaya dia mengembangkan kewelasan, inilah bhavana.
Bagaimanakah terbentuknya sinar ? Terbentuk dari kundalini, kundalini menjadi Api Prajna, sesungguhnya dalam bhavana ada beberapa poin utama, yang pertama adalah prana, kita menyebut yang eksternal sebagai prana upaya, begitu memasuki sushumna ( nadi tengah ) disebut sebagai Prana Prajna, api eksternal adalah api materi, sedangkan api di dalam tubuh disebut kundalini, disebut juga Api Prajna, asalkan api telah bangkit, pasti menghasilkan sinar, di dalam diri Anda ada sinar, sinar matahari juga sinar, demikian pula dengan bulan dan bintang, Anda mengontemplasikan sinar-sinar tersebut berada di cakra ajna, cakra anahata dan cakra manipura, lakukan bhavana kontemplasi sinar ini, supaya semua sinar dalam diri Anda muncul, kemudian manunggal dengan sinar semesta, seperti yang saya tulis di dalam buku, ini membutuhkan upaya dalam waktu yang sangat lama, yang terutama adalah kegigihan dan konsistensi bhavana diri sendiri.
Setelah mencapai keberhasilan dalam Sadhana Raja Pundarika, yang pertama, diri sendiri menjadi Istadevata Padmakumara, Anda adalah Padmakumara. Saya telah mengulas Kesetaraan Buddhata, Buddha dengan Buddha adalah setara, meskipun saat ini kita memiliki perbedaan, namun kita semua adalah orang yang paling memiliki berkah, kelak kita semua mencapai Kebuddhaan, semua disebut sebagai Padmaprabha Buddha ( Huaguang Fo ).
Dunia hanyalah tempat perhentian sementara, apabila Anda benar-benar mencapai keberhasilan, maka akan terlahir di Buddhaksetraparisuddhi, atau langsung mencapai Kebuddhaan. Acarya Lianxin Liu Wenqin langsung mencapai Kebuddhaan melalui bardo, merupakan Kebuddhaan peringkat kedua. Peringkat pertama adalah Kebuddhaan dalam tubuh saat ini juga, melalui sinar pelangi meleburkan diri pada Terang, langsung naik, tubuh Anda menjadi sinar pelangi melesat ke angkasa, inilah Kebuddhaan dalam tubuh saat ini juga. Roh keluar melalui ubun-ubun, dengan kata lain kesadaran keluar melalui ubun-ubun, ini disebut sebagai Kebuddhaan melalui bardo, ini tergolong peringkat kedua. Usai kremasi, Acarya Lianxin menghasilkan banyak sarira. Acarya Yimin (益民上師) juga menghasilkan banyak sarira, banyaknya sampai memenuhi karung ! Sekujur tubuhnya menjadi butir-butir sarira, beliau adalah Acarya Lianhua Yimin dari Kanada, menghasilkan sarira yang banyaknya memenuhi karung. Acarya Lianxin menghasilkan Sarira Vajra seukuran ibu jari, sangat istimewa, sangat mulia, beliau telah bersaksi demi Zhenfozong. Oleh karena itu saat pelimpahan jasa, saya mengucapkan : “Sembah puja kepada Buddhalocani, sembah puja kepada Acarya Lianxin . . .”, mengapa bersembah puja kepadanya ? Sebab Acarya Lianxin telah mencapai Kebuddhaan ! Saya telah memprediksikan bahwa beliau akan menghasilkan sarira, dua jam sebelumnya juga telah menyatakan bahwa beliau akan berpulang. Hari ini adalah hari penuh sukacita, keberhasilan Acarya Lianxin merupakan kesaksian bagi kita, juga merupakan kebanggaan kita semua. Acarya Lianxin muncul di hadapan saya, sangat nyata, beliau mirip dengan Arahat, duduk di atas padmasana.