Kemudian Anda juga dapat melakukan adhistana bagi umat, di dalamnya harus diingat perlu melakukan ritual, ditambahkan permohonan pada Asta Adinata, mengadhistana melalui penjapaan Mantra Hati Asta Adinata, kemudian sekarang Anda mengadhistana kepada semua orang yang membutuhkan, seperti saya menggoyangkan vajra dan gantha, berarti sedang melakukan ritual, melakukan karman. Saat ini dapat dilakukan karman ( Mahaguru memperagakan ), ini merupakan cara penggunaan dan manfaat vajra dan gantha, ada beberapa kegunaan, Anda bisa belajar cara menggoyangkan vajra dan gantha ini. Setelah Anda selesai melakukan adhistana melalui Mantra Asta Adinata, maka Anda goyangkan vajra dan gantha, di dalamnya mengandung beberapa arti.
Kita menjapa Mantra Asta Adinata, yang terutama adalah demi menjalin afinitas dengan Asta Adinata, kemudian dari Asta Adinata bermanifestasi menjadi menjalin afinitas dengan Sarva Buddha tiga masa dan Sarva Bodhisattva Mahasattva. Kita menjapa mantra lainnya adalah menjalin afinitas dengan para Adinata, dengan Asta Adinata dalam Sadhana Tantra Satya Buddha, sehingga satu samalain tiada berbeda. Mantra ini dapat kita adhistanakan sebanyak sekali, tiga kali atau tujuh kali, semua boleh saja. Dalam hal hitungan tidak ada perbedaan, jika waktu Anda banyak, maka Anda boleh menambahkannya lebih banyak, jika waktu Anda sedikit, satu kali juga boleh.
Kita telah memasuki Samadhi, usai memasuki Samadhi kita keluar dari Samadhi, begitu hendak keluar dari Samadhi, yidam mengecil, kebetulan ini berbalikan dengan visualisasi ‘Memasuki Aku’, yidam mengecil duduk di padmasana cakra-anahata, kemudian yidam berubah menjadi titik sinar, menyusuri nadi sushumna Anda kemudian keluar melalui ubun-ubun, sampai di atas ubun-ubun berubah menjadi yidam, kemudian bergeser ke depan, pergi menjauh dan berbalik badan, yidam telah kembali berdiri di hadapan Anda, demikian adalah ‘Aku Memasuki’. Yidam semula ada di cakra-anahata, saat ini keluar, memasuki angkasa, ini adalah ‘Aku Memasuki’. Dengan demikian telah ada ‘Memasuki Aku’ dan ‘Aku Memasuki’ juga ada, demikian keluar dari Samadhi.
Selamat siang Para Acarya dan para umat sekalian ! Hari ini adalah hari kelima dalam serangkaian pengulasan tata ritual sadhana tantra lengkap secara mendetail. Sebelum memulai Dharmadesana, terlebih dahulu hendak berbincang dwi-krama ( dua tahap ) dalam Tantrayana. Tahap yang satu adalah Utpatti-krama ( Tahap Pembangkitan ) , yang satu lagi adalah Sampanna-krama ( Tahap Kesempurnaan ). Dalam Tantrayana dua tahap ini sangat penting. Pada umumnya, bagi yang berakar seperti kita ini, semua menekuni Utpatti-krama. Sedangkan Sampanna-krama ditekuni oleh Maha-bodhisattva yang berakar agung, kebanyakan kita dalam menekuni sadhana tantra perlu menekuni mulai dari mula, yaitu menekuni Utpatti-krama.
Setelah usai melakukan sembilan tahap pernafasan Buddha, Anda bermeditasi, lalu visualisasikan jari kaki Anda, terlebih dahulu jempol sebelah kiri membengkak. Untuk Jambhala Kuning adalah ibu jari kaki kanan, sedangkan kita adalah ibu jari kaki kiri yang membengkak, untuk menghindari supaya tidak sama dengan-Nya ( hadirin tertawa ). Bukan demikian, mungkin saya dulu saat Sakyamuni Buddha membabarkan sadhana ini ( visualisasi tulang belulang diajarkan oleh Sakyamuni Buddha ), saat itu Beliau duduk bersila dengan kaki kanan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan kaki kiri. Kemudian Beliau melihat ibu jari kaki kirinya dan langsung membabarkan visualisasikan ibu kari kaki kiri diri sendiri. Apabila kaki kirinya bersila terlebih dahulu, diletakkan bagian bawah, kemudian disusul dengan kaki kanan, pasti Beliau akan mengulas mulai dari ibu jari kaki kanan ( hadirin tertawa )