Kita lanjutkan pengulasan upaya kausalya untuk menyeberangkan para insan.
Sebelumnya saya telah memberikan beberapa contoh, untuk menyeberangkan para insan, kita membutuhkan upaya kausalya, membutuhkan teknik dan penyesuaian.
Hari ini kita mengulas upaya kausalya (metode yang tepat, terampil dan disesuaikan) untuk menyeberangkan para insan.
Kemarin kita telah membahas Hinayana dan Mahayana, Bodhisattva Mahayana mesti berbaur dengan para insan, baru bisa disebut sebagai Bodhisattva. Menggunakan pencerahan diri sendiri untuk mencerahi para insan, disebut sebagai ‘Yang telah tercerahkan dan berupaya mencerahi para insan’, inilah Bodhisattva.
Bodhisattva Mahayana mesti menyeberangkan para insan, oleh karena itu hari ini kita membahas upaya kausalya untuk menyeberangkan para insan.
Kita mengulas Hinayana dan Mahayana.
Sebelumnya telah dibahas bahwa antara Hinayana atau Mahayana, semua merupakan faktor jodoh, dahulu pada masa Sang Buddha di dunia, Beliau membabarkan Hinayana. Agama Buddha mula-mula berawal dari pembabaran Hinayana, kemudian adalah Mahayana, dan terakhir adalah Tantrayana.
Kita membahas Hinayana dan Mahayana.
Orang yang mempelajari Buddhisme mengetahui tentang Hinayana dan Mahayana. Kata ‘yana’ dalam Hinayana berarti kendaraan. Hinayana berarti kendaraan kecil. Mahayana ibarat kereta api. Di zaman dahulu belum ada kereta api, namun bisa diibaratkan sebagai kereta api, maksudnya adalah sebuah kendaraan yang lebih besar.
Kita lanjutkan pengulasan samyakdrsti.
Samyakdrsti adalah pandangan yang benar, Anda mesti mempunyai pandangan yang benar terhadap ajaran mulia Tathagata yang ditransmisikan oleh Shakyamuni Buddha.