Ganapati sendiri merupakan Dewa Rezeki, di Tibet disebut sebagai Sambharapati Tantra Tibet. Mudra-Nya merangkap ke dalam, kelingking dijulurkan keluar, merepresentasikan belalai gajah. Beliau berlengan empat, ada banyak wujud lengan yang berbeda, benda yang dipegang juga berbeda-beda, Beliau berlengan empat, satu tangan memegang lobak, satu tangan memegang parasu (kapak) penakluk mara, tangan yang ketiga memegang daun lobak, dan tangan yang satunya memegang japamala, inilah Ganapati berlengan empat. Bijaksara-Nya adalah ‘Gang’ (Gan), demikianlah mudranya, mantranya adalah: “Om. Ganabadiye. Suoha.” Ini merupakan mantra hati, wujudnya sangat anggun, berkepala gajah, bertubuh manusia, tampil dalam gerakan menari, sebab Beliau merupakan Dewa Agung yang keempat di India, untuk mengundang kehadiran Beliau, ada sebuah kiat yang sangat penting, yang pertama, kedua kelingking yang merepresentasikan belalai-Nya mesti saling bergesekan, saat ini Beliau telah hadir pada diri saya, kedua kelingking saling bergesekan, berarti menyentuh Hati Ganapati, menyentuh Hati Jambhala Merah.
Hari ini kita bersadhana Jambhala Kuning, Beliau adalah Vaisravana Devaraja. Catur Maharajakayika pernah berikrar di hadapan Buddha untuk melindungi dan mendukung agama Buddha, beserta segenap siswa yang membina diri dengan benar, melindungi dan mendukung Buddha dan Dharma, inilah keutamaan dari Catur Maharajakayika, Mereka memiliki ikrar seperti ini. Mereka sanggup melindungi segenap siswa Buddha, supaya dapat berbhavana dengan tekun.
Hari ini adalah hari jadi Manjusri Bodhisattva, sekaligus merupakan hari jadi dari saudari Sedharma kita yang datang bersama suaminya dari Singapura, ‘Happy Birthday’. Minggu depan, 28 Mei, pukul 3 sore adalah Upacara Homa Jambhala Merah, Ganapatiye. Jika kalian tidak menginginkan harta dan tidak butuh sumber daya, atau tidak ingin apa pun, maka tidak perlu menjadi pemohon utama.
Hari ini kita berpuja bakti Sadhana Istadevata Mahacundi Bhagavati. Sadhana Cundi Bhagavati ditransmisikan oleh seorang Guru, Acarya Pufang, kepada saya, Beliau juga memiliki banyak pustaka Dharma, dan semua berada di tempat saya. Ada kesan, Beliau adalah Acarya Pufang di Shezidao Taipei, di sana ada Vihara Zongchi, Vihara Zongchi milik Acarya Pufang, Istadevata dari Acarya Pufang adalah Cundi Bhagavati.
Panjatkan syukur kepada Mahadewi Yaochi, saat saya berusia 26 tahun, Beliau membukakan divyacaksu saya, dan memandu saya mengarungi alam semesta, di alam ‘Langit’ (surga dan Alam Suci) dan bawah bumi (alam baka dan neraka), semua telah saya kunjungi, kemudian melihat kehidupan lampau saya di Mahapadminiloka. Beliau memberitahu saya: “Kehidupan lampau Anda adalah Padmakumara di Mahapadminiloka.” Begitu mendengar Padmakumara, saya sangat gembira, setelah pertama kali mengunjunginya, saya beritahu ayah dan ibu bahwa kehidupan lampau saya adalah Padmakumara. Ayah saya langsung bereaksi, beliau mengatakan: “Berarti saya adalah Li Jing.” Putra ketiga dari Li Jing Raja Dewa Penopang Pagoda adalah Nazha. Nazha adalah siswa dari Taiyi Zhenren.