Hari ini kita menekuni Astamahadinatha dalam Zhenfo Zong ‘True Buddha School’, bergiliran sesuai urutan, dan yang terakhir adalah Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata. Ikrar dari Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata sangat banyak, Beliau telah mengutarakan banyak ikrar, salah satu ikrarnya adalah, bertekad untuk menyembuhkan insan yang sakit. Di dunia fana ini, hampir setiap insan berpenyakit, setiap insan sedikit banyak memiliki sakit penyakit. Hari ini menekuni Sadhana Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, bertepatan dengan ikrar Beliau yaitu berupaya untuk menyembuhkan mereka yang sedang sakit. Oleh karena itu, teristimewa kita memanjatkan permohonan kepada Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, berdasarkan ikrar-Mu, supaya setiap insan di sini, bagi yang menderita sakit di batinnya, atau yang sedang memikirkan bagian tubuh yang sakit, Anda dapat mengetahuinya, kemudian menyingkirkan sakit-penyakitnya. Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, mohon Anda memancarkan sinar adhisthana, supaya segenap siswa di sini dapat memperoleh pancaran terang Anda, sehingga segala sakit-penyakit dapat tersembuhkan.
Hari ini kita menekuni Sadhana Sita Tara, mantra-Nya adalah: “Om. Biezha. Guru. Ya. Suoha” Beliau disebut juga sebagai Saptalocani Bhagavati, Beliau mempunyai mata ketiga, di sini satu mata, kemudian sepasang mata, pada masing-masing telapak tangan juga ada mata, pada tiap telapak kaki juga ada mata, oleh karena itu Beliau disebut sebagai Bhagavati Bermata Tujuh. Beliau berwarna putih, mudranya sama, (Mahaguru memperagakan), mudra semua Dakini adalah sama; Ada kiat untuk mengundang-Nya, jari tengah mudra mesti saling gesek 3 kali, maka Beliau akan hadir, ini berarti menyentuh Hati-Nya. Oleh karena itu, dalam hal mudra ada banyak kiat, kedua jari tengah saling bergesekan sebanyak 3 kali, maka Istadevata akan turun hadir dalam tubuh Anda.
Kita tahu, ada tiga tingkat surga antara lain, surga kamadhatu, surga rupadhatu, surga arupadhatu, dalam surga kamadhatu masih ada nafsu keinginan, merupakan kenikmatan surgawi, kenikmatan pancaskandha yang sangat menakjubkan, itu semua ada di surga kamadhatu, surga kamadhatu direpresentasikan dengan sukha, membuat Anda dipenuhi kesenangan; Sampai pada surga rupadhatu, hampir tidak ada bentuk, direpresentasikan oleh terang; Surga arupadhatu adalah Caturarupabrahmaloka, ini sudah lebih tinggi, sedangkan surga yang paling tinggi adalah Surga Naivasamjnanasamjnayatana, merepresentasikan sunya. Sukha, terang, dan sunya, demikianlah tiga jenis svargaloka.
Beliau memiliki Astamudra Pratisara, semua sudah tahu, ada 8 mudra, mudra yang pertama, Mudra Pancasula Dalam. (Mahaguru memperagakan) Demikianlah Mudra Pancasula Dalam, hampir mirip Mudra Tara, tapi tidak sama, hampir mirip Mudra Vajrapani Bodhisattva, yang berbeda adalah jari kelingking tegak lurus, digabungkan menjadi Mudra Mahadewi Yaochi dan mudra dari semua Tara, jari kelingking pada Mudra Pancasula Dalam diluruskan, ini mudra yang pertama; Kemudian membentuk mudra yang kedua, yaitu mudra dari Kalacakra Vajra, yang saya ulas sekarang adalah mudra dari Istadevata (Mahaguru memperagakan) menjadi Mudra Kalacakra, kemudian berubah lagi menjadi Mudra Yamantaka (Mahaguru memperagakan) kemudian berubah lagi menjadi mudra dari Usnisavijaya Bhagavati (Mahaguru memperagakan), dilanjutkan dengan Mudra Trisula (Mahaguru memperagakan) berubah lagi menjadi Mudra Sula Tunggal, berikutnya, Mudra Akasagarbha (Mahaguru memperagakan), dan yang terakhir, yaitu Mudra Sutra Pitaka (Mahaguru memperagakan) di sinilah intinya, setelah membentuk mudra ini mesti gesek tiga kali (Mahaguru memperagakan) kemudian tepuk, satu, dua, tiga (Mahaguru memepragakan), kembali lagi ke mudra ini. Kenapa mesti digesek tiga kali? Gesek tiga kali merupakan sebuah kiat untuk menyentuh Hati Mahapratisara Bodhisattva, saat itu, Mahapratisara Bodhisattva akan membuka mata dan menatap umat ini, Anda memanjatkan permohonan, dan Ia mengabulkan, inilah makna dari varada, demikianlah mengenai Astamudra Pratisara, ada 8 mudra.
Padmasambhava juga berarti Bodhisattva yang terlahir dari padma, Mahasattva juga berarti Bodhisattva. Sangat sederhana, Beliau adalah seorang Padmakumara, terlahir dari padma, apalagi jika bukan Padmakumara? Beliau tidak memiliki asal-usul. Beliau tidak memiliki ayah dan ibu, Beliau adalah seorang anak yang terlahir dari padma, seorang kumara. Bhavana Beliau sangat berhasil, kita menyebutnya sebagai Buddha ke-2 dari Udiyana, Shakyamuni Buddha adalah Buddha pertama, sedangkan Beliau adalah Buddha ke-2. Alam Suci Beliau disebut Camaradvipa (gunung kejayaan yang berwarna tembaga). Beliau adalah emanasi dari Amitabha Buddha, Amitabha Buddha merupakan tubuh-Nya, ucapan dari Avalokitesvara Bodhisattva, dan pikiran dari Shakyamuni Buddha, tubuh, ucapan, dan pikiran, merupakan emanasi dari Dua Buddha dan Satu Bodhisattva.