Selain ketetapan yang Anda buat sendiri, untuk menjapa mantra atau mendaras sutra, dalam pertapaan Mahayana yang sesungguhnya, tidak ada pendarasan sutra dan penjapaan mantra, hanya menekuni satu hal: ‘penghentian’.
Apa itu ‘penghentian’? ‘Penghentian’ adalah samadhi, sepenuhnya tiada arus pikiran.
‘Putus guhya’ berarti mengatur jiwa dan raga diri sendiri, supaya bisa mencapai konsentrasi. Di dalam pondok pertapaan, Anda berlatih meditasi. Jika bagian ini dan itu pada tubuh Anda terasa tidak nyaman, maka Anda tidak akan berhasil melakukan ‘putus guhya’.
Badan mesti rileks, nyaman, tidak merasa sakit, bisa duduk lama, dan pikiran sangat bersih. Dengan demikian, kondisi lahiriah Anda tidak akan mengganggu bersihnya pikiran, inilah yang paling penting, ini tergolong dalam ruang lingkup ‘putus guhya’. Mengatur tubuh supaya pikiran bersih, inilah yang mesti dilakukan dalam ‘putus guhya’.
‘Putus dengan luar’, berarti tubuh Anda telah putus hubungan dengan dunia luar. Tidak ada telepon, tidak ada surat kabar, tidak ada televisi, tidak ada surat, tidak ada pembicaraan, tidak ada kertas pesan, semua tidak diperbolehkan.
Ada yang keluar dari pertapaan di tengah jalan, semisal mesti berada dalam pondok selama seminggu, tapi di hari ke-3 atau ke-4 Anda sudah keluar, berarti upaya Anda tidak bermanfaat, menulis secarik kertas pesan juga tidak diperbolehkan.
Seseorang, atau kerabat Anda, atau teman Anda ‘nebo’ (Bahasa Jepang), apa itu ‘nebo’? Dalam Bahasa Jepang artinya adalah meninggal dunia. Atau seorang kerabat Anda bagaimana, hal ini tidak ada hubungannya dengan bhavana. Tidak boleh keluar dari pertapaan, juga tidak boleh berkirim pesan.
“Rang. Yang. Kang” bukan hanya merupakan mantra yang dijapa dalam Sadhana Tidur Dalam Terang, dalam banyak hal, ketika hendak berpulang, mantra yang dapat Anda gunakan dalam kremasi untuk mendiang adalah “Rang. Yang. Kang”.
“Om. A. Hum” berarti kelahiran, “Rang. Yang. Kang” berarti berpulang. Di dalamnya ada suara yang mengandung banyak makna, bisa digunakan untuk banyak hal, bahkan bisa untuk tidur.
Tidur adalah sebuah kematian kecil, juga merupakan kematian sementara. Kematian sementara adalah tidur. Ada juga kematian selamanya, yaitu saat meninggal dunia. Sesungguhnya semua ini sama saja, akan tetapi dalam pandangan manusia awam semua menjadi berbeda. Dalam pandangan kami, semua sama saja.
Dalam Buddhadharma ada banyak yang merupakan ‘Aniyatadharma’ (tidak tetap), ini juga merupakan ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’. Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma, para siswa mendengarnya, dan masing-masing memperoleh persepsi yang berbeda, ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’, hasilnya berbeda-beda.
Ketika Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma, semua orang mendengar Dharma, akan tetapi pemahaman tiap siswa berbeda-beda. Hari ini saya membabarkan Dharma, ada orang yang mengatakan: “Hari ini mendengar Dharma, saya merasa dipenuhi Dharmasukha.”