Kita lanjutkan pengulasan Asta Asadharanasiddhi yang kedua dari Guru Padmasambhava, yaitu Menyaksikan Buddhata. Menyaksikan Buddhata berbeda dengan Mencerahi Batin, Menyaksikan Buddhata berarti menyaksikan Buddhata diri sendiri. Dulu seorang siswa menulis surat untuk Mahaguru, “Mahaguru, saya telah membaca Koran Zhenfo, tapi di situ saya tidak bisa menemukan tulisan perihal Menyaksikan Buddhata, semoga Mahaguru berkenan menulis lebih banyak mengenai Menyaksikan Buddhata. Selain itu, jangan lagi memuat artikel yang tidak ada unsur Menyaksikan Buddhata, hendaknya Koran Zhenfo hanya memuat artikel yang Menyaksikan Buddhata.”, ini adalah pemikiran pribadinya, sebuah usulan yang cukup baik, namun sesungguhnya ada satu persoalan, bagaimana mungkin seorang yang belum Menyaksikan Buddhata hendak menulis sebuah artikel mengenai Menyaksikan Buddhata?
Kita mengulas Asta Asadharanasiddhi. Apa yang disebut dengan Asta Asadharanasiddhi? Setelah Guru Padmasambhava mencapai keberhasilan, dalam Tantrayana ada Asta Sadharanasiddhi dan Asta Asadharanasiddhi, yang sedang kita bahas adalah Asta Asadharanasiddhi, yaitu delapan macam keberhasilan internal.
Kita lanjutkan pengulasan gatha Guru Padmasambhava:
Prajna sebagai ayah,
Maitrikaruna sebagai ibu,
Anutpada-anirodha sebagai negeri,
Terang luar dan dalam sebagai batin,
Ketidakmelekatan sebagai Dharmahara,
Penaklukkan sebagai Dharmasana.
Hari ini kita mengulas, “Terang luar dan dalam sebagai batin.”
Dalam Tantrayana ada sebuah thangka yang menggambarkan Tubuh Sinar Pelangi Guru Padmasambhava, dari cakra anahata memancarkan sinar aneka warna secara melingkar ke arah kanan, warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, magenta dan ungu, sinar-sinar ini menjadi sinar pelangi, sekujur tubuh-Nya menjadi sinar pelangi, wujud manusia-Nya tidak lagi terlihat, hanya nampak bentuk Guru Padmasambhava secara garis besar, semua bagian tubuh telah menjadi sinar pelangi.
Kita lanjutkan ulasan sabda Guru Padmasambhava, kalimat yang ketiga adalah: “Anutpada-anirodha (tak lahir dan tak mati / tidak tercipta dan tidak sirna) sebagai negeri.”