Kita lanjutkan pengulasan lingkungan bhavana Mahamudra.
Hari ini membahas Abhavanayoga yang bersemayam di angkasa. Abhavanayoga merupakan kondisi tertinggi atau Anuttarasamyaksambodhi. Ketika memasuki kondisi Abhavanayoga, abhavana berarti bhavana, dan bhavana berarti abhavana.
Kita lanjutkan pengulasan lingkungan bhavana Mahamudra.
Dalam kondisi Samarasayoga, sadhaka mesti turun gunung, masuk perkotaan untuk menjalankan misi menuntun para insan.
Kita bahas lingkungan bhavana Mahamudra.
Ekagrayoga memerlukan pertapaan, nisprapanchayoga perlu menetap di pedalaman gunung, samarasayoga menetap di pusat kota, sedangkan abhavanayoga menetap di angkasa.
Kita lanjutkan pembahasan lingkungan bhavana Mahamudra.
Mengenai perlunya tapa dalam penekunan ekagrayoga, kita perlu membahas lingkungan bhavana Guru Padmasambhava, yaitu bhavana di sitavana. Mungkin Anda akan bertanya: “Mahaguru, di dalam makam ada mayat, namun mengapa ketika Anda berjumpa dan menerima tuntunan bhavana dari Guru Padmasambhava di dalam makam kuno, Anda tidak takut ?” Apa yang perlu ditakutkan? “Siapa takut kepada siapa ? Kura-kura takut pada palu, kecoa takut pada sendal.”, siapa takut kepada siapa ! Mahaguru hanyalah orang yang lewat belaka.
Kita bahas lingkungan bhavana Mahamudra.
Dalam ekagrayoga dikatakan, yang terbaik adalah menekuni bhavana di pertapaan. Nisprapanchayoga perlu menetap di pedalaman gunung. Samarasayoga boleh menetap di pusat kota. Dan yang terakhir, Abhavanayoga, menetap di angkasa, inilah lingkungan bhavana Mahamudra.