Hari ini kita melanjutkan pengulasan kunci memasuki samadhi.
Sebelumnya, kita telah membahas, kunci memasuki samadhi adalah: avastuka dan acitta. Avastuka ialah tiada sedikit pun kerisauan, sedangkan acitta ialah tidak melekat pada apa pun.
Hari ini kita mengulas kunci memasuki samadhi.
Dahulu pernah membahas mengenai memasuki samadhi, kunci yang terutama adalah avastuka dan acitta.
Kita lanjutkan pengulasan prabhasvara.
Di Bodhgaya, di bawah Pohon Bodhi, Shakyamuni Buddha menatap ke arah Timur, menyaksikan kemunculan Bintang Terang dalam samadhi-Nya, sesungguhnya yang Beliau lihat adalah prabhasvara, Bintang Terang hanyalah sebuah lambang. Anda tidak bisa mengatakan: “Akhirnya Sang Buddha mencapai Pencerahan di bawah Pohon Bodhi, Beliau tidak melihat apa pun, Beliau hanya melihat kekosongan, tiada apa pun.”, maka kita akan mengatakan: “Kita juga melihat kosong, berarti kita telah Tercerahkan.”
Kita lanjutkan pengulasan prabhasvara.
Beberapa hari ini kita membahas prabhasvara. Ada yang bertanya kepada Mahaguru: “Bukankah Buddhadharma menyatakan bahwa segalanya adalah sunya? Dan segalanya merupakan ketidakberadaan? Mengapa masih ada prabhasvara?”
Dalam pembahasan prabhasvara, saya perlu memberitahu Anda, pertama kalinya saya benar-benar melihat prabhasvara, seharusnya adalah 27 tahun yang lalu. Saat itu saya tidak mengetahui itu adalah prabhasvara, oleh karena itu saya mengatakan bahwa yang saya lihat adalah lingkaran cahaya terang, saya menulisnya dalam buku spiritual pertama saya 27 tahun yang lalu.